diabetes mellitus yang sesuai dengan aturan. Apabila penyuluhan dihentikan, dikhawatirkan dapat menurunkan tindakan penderita diabetes mellitus yang sesuai
dengan aturan kesehatan. Menurut Robert Kwick 1974 perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu
organisme yang dapat diamati atau dipelajari. Menurut Ensiklopedia Amerika perilaku diartikan sebagai suatu aksi dan reaksi organisme terhadap lingkungannya.
Dalam peraturan teoritis, tingkah laku dibedakan atas sikap, dimana sikap diartikan sebagai suatu kecenderungan potensi untuk mengadakan reaksi tingkah laku. Suatu
sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan, untuk terwujudnya sikap agar menjadi suatu tindakan yang nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi
yang memungkinkan atau suatu fasilitas Notoatmodjo, 2007.
5.11. Efektifitas Penyuluhan dengan Media Leaflet terhadap Pengetahuan
Penderita Diabetes Mellitus di Klinik RSUD dr Djasamen Saragih Pematangsiantar
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat perubahan nilai rata- rata pengetahuan penderita diabetes mellitus pre test dan post test dengan media
leaflet yaitu dari 9,44 menjadi 12,91 sesudah diberi perlakuan dengan media leaflet. Hasil uji pair-t test diperoleh nilai p=0,001, artinya secara statistik menunjukkan
terdapat pengaruh pengetahuan pretest dan posttest dengan media leaflet pada penderita diabetes mellitus. Dapat juga dilihat bahwa dengan nilai posttest 12,91
64,6, sesuai dengan defenisi operasional dari efektivitas, berarti media leaflet tidak efektif dalam meningkatkan pengetahuan penderita diabetes mellitus di klinik
Universitas Sumatera Utara
RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar. Pemberian informasi dalam bentuk leaflet ternyata berpengaruh tetapi tidak efektif dalam peningkatan pengetahuan
penderita diabetes mellitus di klinik RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar. Hal ini sesuai dengan penelitian Supardi yang dikutip oleh Sri 2009 yang
membuktikan bahwa ada pengaruh metode ceramah dan pemberian leaflet terhadap pengetahuan ibu tentang pengobatan sendiri tetapi tidak sesuai dengan hasil
penelitian Nasution 2010 yang membuktikan bahwa media leaflet efektif meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang IMD dan ASI Eksklusif di
Kecamatan Padangsidempuan Selatan. Hal ini disebabkan adanya perbedaan defenisi operasional dari efektivitas, pada penelitian Nasution 2010 mengatakan bahwa
suatu metode dikatakan efektif apabila rerata nilai pretest dan posttest mengalami peningkatan tanpa memberi batasan minimal peningkatannya sedangkan pada
penelitian ini peneliti memberi batasan minimal jawaban responden yang benar yaitu minimal 70 responden menjawab dengan benar pertanyaan yang ada pada saat
posttest. Peranan perawat klinik penyakit dalam sebagai promotor kesehatan yang
membantu peneliti dalam mengumpulkan data dan pemberian media leaflet menjadi aspek yang sangat berpengaruh terhadap tingkat kepercayaan responden.
Kepercayaan datang dari apa yang telah dilihat dan diketahui. Pengalaman pribadi, apa yang diceritakan oleh orang lain dan kebutuhan emosional kita sendiri merupakan
determinan utama membentuk kepercayaan yang selalu berkembang. Hal ini digambarkan dengan kesediaan penderita diabetes mellitus untuk menjawab dan
Universitas Sumatera Utara
menerima media dari perawat dan peneliti yang telah dirancang serta membantu kelancaran penelitian agar sesuai dengan waktu yang direncanakan. Hal ini sesuai
dengan teori difusi inovasi Rogers,1983 yang menyatakan sebuah ide baru dapat diterima masyarakat bila melibatkan berbagai sumber komunikasi yang berbeda.
Media Leaflet berisi informasi penyakit diabetes mellitus yang dikemas dengan rancangan tulisan, gambar, dan warna yang menarik. Penentuan pesan dan
kesan dalam rancang media harus diperkuat dengan melihat kebiasaan dan kesukaan penderita diabetes mellitus. Media leaflet mempunyai keunggulan yang dapat
menyesuaikan dengan penderita diabetes mellitus dan dapat belajar mandiri, penderita diabetes mellitus lebih santai melihat isinya, informasi dapat dibagi baik
dengan keluarga atau tetangga. Disamping memiliki keunggulan, kelemahan leaflet adalah menimbulkan kebosanan dan persepsi yang mungkin berbeda dari yang
dikehendaki dari peneliti, hal ini disebabkan karna responden tidak dapat bertanya pada hal-hal yang tidak dimengerti yang terdapat dalam leaflet , tidak tahan lama dan
mudah hilang. Peneliti memberikan intervensi 3 kali dalam 3 minggu untuk penyerapan informasi agar media masih ada dan utuh, materi dirancang untuk sasaran
yang umum, sehingga efek untuk setiap orang tidak sama dan sejalan dengan hasil penelitian yang menunjukkan adanya jawaban yang bervariasi dan juga peneliti tidak
dapat memastikan apakah leaflet yang diterima tersebut dibaca atau tidak. Bentuk kelemahan yang lain adalah untuk yang dicetak membutuhkan biaya yang lebih
mahal.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini sejalan dengan Notoatmodjo 2003 yang menyatakan bahwa perubahan pengetahuan pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor pengalaman dan
keyakinan kepercayaan yang didapatkan dari hasil penginderaan, yang salah satunya didapatkan melalui pendidikan atau proses belajar. Penyuluhan menggunakan leaflet
merupakan salah satu bentuk pembelajaran kepada penderita diabetes mellitus sehingga petugas kesehatan harus terus melakukan kegiatan penyuluhan agar
pengetahuan yang terbentuk dapat tercermin dalam tindakan yang dilakukan oleh masyarakat.
5.12. Efektifitas Penyuluhan dengan Media Leaflet terhadap Sikap Penderita