5.10. Efektifitas Penyuluhan dengan Metode Ceramah terhadap Tindakan
Penderita Diabetes Mellitus di Klinik RSUD dr Djasamen Saragih Pematangsiantar
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat perubahan nilai rata- rata tindakan responden pre test dan post test yaitu dari 5,06 menjadi 7,76 sesudah
diberi perlakuan dengan metode ceramah. Hasil uji pair-t test diperoleh nilai p=0,001, artinya secara statistik menunjukkan terdapat pengaruh pemberian penyuluhan
dengan metode ceramah terhadap tindakan penderita diabetes mellitus. Dapat juga dilihat bahwa dengan nilai posttest 7,76 76,7, sesuai dengan defenisi operasional
dari efektivitas, berarti metode ceramah efektif dalam meningkatkan tindakan penderita diabetes mellitus di klinik RSUD dr. Djasamen Saragih Pematangsiantar.
Hal ini sesuai dengan penelitian Lusiani 2010 yang membuktikan bahwa penyuluhan yang dilakukan oleh perawat dan guru olah raga dapat meningkatkan
perilaku tindakan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada murid SD Negeri di Kecamatan Medan Selayang, juga sesuai dengan penelitian Muchtar 2011 yang
membuktikan bahwa metode ceramah berpengaruh terhadap perilaku kurang gizi buruk di Kabupaten Bireun dan juga sesuai dengan hasil penelitian Sudibyo 2002
yang membuktikan pengaruh metode ceramah dan media leaflet terhadap peningkatan tindakan pengobatan sendiri yang sesuai dengan aturan di Kabupaten Cianjur Jawa
Barat. Pemberian informasi dalam bentuk ceramah ternyata mampu meningkatkan
pengetahuan dan sikap responden sehingga berdampak positif juga terhadap tindakan yang terbentuk dan temuan ini juga dapat mempertahankan tindakan penderita
Universitas Sumatera Utara
diabetes mellitus yang sesuai dengan aturan. Apabila penyuluhan dihentikan, dikhawatirkan dapat menurunkan tindakan penderita diabetes mellitus yang sesuai
dengan aturan kesehatan. Menurut Robert Kwick 1974 perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu
organisme yang dapat diamati atau dipelajari. Menurut Ensiklopedia Amerika perilaku diartikan sebagai suatu aksi dan reaksi organisme terhadap lingkungannya.
Dalam peraturan teoritis, tingkah laku dibedakan atas sikap, dimana sikap diartikan sebagai suatu kecenderungan potensi untuk mengadakan reaksi tingkah laku. Suatu
sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan, untuk terwujudnya sikap agar menjadi suatu tindakan yang nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi
yang memungkinkan atau suatu fasilitas Notoatmodjo, 2007.
5.11. Efektifitas Penyuluhan dengan Media Leaflet terhadap Pengetahuan