Perbedaan Efektifitas Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Media

5.14. Perbedaan Efektifitas Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Media

Leaflet terhadap Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Penderita Diabetes Mellitus di Klinik RSUD dr Djasamen Saragih Pematangsiantar Berdasarkan hasil penelitian dilihat bahwa dengan uji paired samples t-test, nilai posttest untuk metode ceramah pada variable pengetahuan rata-rata sebesar 15,38 76,9, sikap 11,79 84,2 dan tindakan 7,76 77,6 sedangkan media leaflet pada variable pengetahuan rata-rata sebesar 12,9164,6, sikap 11,06 79,0 dan tindakan 7,06 70,6 menunjukan bahwa metode ceramah efektif dalam meningkatkan pengetahuan, sikap dan tindakan sedangkan media leaflet efektif dalam meningkatkan sikap dan tindakan tetapi tidak efektif dalam meningkatkan pengetahuan penderita Diabetes Mellitus di Klinik RSUD dr Djasamen Saragih Pematangsiantar. Dengan uji Independent Sample t-test Dari rata-rata untuk peningkatan pengetahuan metode ceramah sebesar 6,18 sedangkan leaflet sebesar 3,47, untuk peningkatan sikap metode ceramah sebesar 3,08 sedangkan leaflet sebesar 2,09 dan untuk peningkatan tindakan metode ceramah sebesar 2,07 sedangkan leaflet sebesar 1,94 dimana hal itu menunjukan bahwa peningkatan nilai rerata nilai pengetahuan, sikap dan tindakan dengan metode ceramah lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan media leaflet pada Penderita Diabetes Mellitus daripada media leaflet di Klinik RSUD dr Djasamen Saragih Pematangsiantar tahun 2014. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori S-O-R yang dikemukakan oleh Skinner 1953 dalam Notoatmodjo 2003 yang mengungkapkan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar, dimana ada dua jenis respons pada individu yaitu respons terbuka berupa praktik Universitas Sumatera Utara atau tindakan dan respons tertutup berupa pengetahuan dan sikap. Perlakuan berupa penyuluhan pada penelitian ini adalah suatu stimulus yang diberikan dengan dua cara yang berbeda, yaitu dengan metode ceramah dan media leaflet, hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan stimulus yang berbeda akan menimbulkan hasil atau respon yang berbeda pula. Penyuluhan dengan metode ceramah memberikan efek yang lebih baik dibandingkan dengan penyuluhan dengan media leaflet, hal ini dikarenakan dalam metode ceramah responden dapat bertanya akan hal-hal yag tidak dimengerti dari topik yang diberikan sehingga terjadi interaksi antara responden dan penyuluh sedangkan pada media leaflet dapat menimbulkan kebosanan karna responden tidak dapat bertanya akan hal yang tidak dimengerti dari lembaran leaflet yang dibagikan. Pengetahuan manusia lebih banyak dipengaruhi oleh mata hal itu sesuai dengan penelitian para ahli indera dalam Notoatmodjo 2003 mengatakan bahwa kurang lebih 75 - 87 dari pengetahuan manusia diperoleh melalui mata, 13 - 25 lainnya tersalur melalui indera yang lain. Dari sini dapat disimpulkan bahwa alat-alat visual lebih mempermudah cara penyampaian dan penerimaan informasi atau bahan pendidikan Notoatmodjo, 2007. Teori ini didukung oleh De Porter 2000 yang mengungkapkan bahwa manusia dapat menyerap suatu materi sebanyak 50 dari apa yang diliat dan didengar, sedangkan dari yang diliatnya hanya 30dari yang didengarnya hanya 20 dan dari yang dibacanya hanya 10. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Edgar Dale yang dikutip Notoadmodjo 2003 dimana alat peragamedia penyuluhan disusun berdasarkan prinsip pengetahuan pada manusia Universitas Sumatera Utara diterima melalui panca indra. Semakin banyak panca indra yang digunakan untuk menerima sesuatu maka semakin jelas pula pengertianpengetahuan sehingga mempermudah pemahaman. Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator melalui media elektronika, sehingga sasaran dapat merubah tindakan ke arah positif terhadap stimulus yang diberikan Notoatmojo, 2007, yang dalam penelitian ini tentang penyakit diabetes mellitus. Untuk melakukan penyuluhan kepada penderita diabetes mellitus sebaiknya petugas kesehatan lebih menggunakan metode ceramah karena lebih berpengaruh terhadap perubahan pengetahuan , sikap dan tindakan masyarakat. Dan materi dalam penyuluhan juga harus diperhatikan jangan terlalu jauh dari topik masalah dalam penelitian agar tidak terjadi kesalahan penerimaan informasi. Dan diharapkan dengan dilakukannya penyuluhan dengan metode ceramah dapat meningkatkan perilaku penderita diabetes mellitus sesuai dengan aturan tenaga kesehatan sehingga dapat mengurangi angka kesakitan dan kematian karena diabetes mellitus.

5.8. Keterbatasan Penelitian