Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

untuk membela diri dari suatu kelompok masyarakat terhadap tekanan-tekanan hidup yang dilakukan oleh kelompok lain dalam masyarakat, baik yang berupa dominasi sosial maupun berupa eksploitasi ekonomi, sehingga menimbulkan rasa tidak aman bagi kehidupan mereka. 5 Untuk itu koperasi bisa dijadikan sebagai wadah usaha bersama untuk memenuhi kebutuhan ekonomi anggota yang membuat koperasi itu semakin kuat juga karena dapat menampung aspirasi anggota dalam menghadapi perkembangan ekonomi nasional bahkan global. Terlebih koperasi itu mempunyai ciri ganda, dalam arti bahwa koperasi itu mengandung unsur ekonomi dan unsur sosial. Bagi suatu koperasi, ini berarti bahwa dia harus bekerja menurut prinsip ekonomi dengan melandaskan pada unsur sosial yang tersurat dan tersirat dalam asas-asas koperasi. 6 Sehingga perlu menjadi fokus pembangunan ekonomi nasional dimasa mendatang. Prinsip ini juga sesuai dengan prinsip ekonomi Islam, yang juga dianut Koperasi Berkah Mentari. Seperti yang dituliskan dalam Undang-undang Republik Indonesia nomor 17 tahun 2012 tentang perkoperasian Pasal 4: Koperasi bertujuan meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, sekaligus sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari tatanan perekonomian nasional yang demokratis dan berkeadilan. 7 Hal lainnya juga dituliskan dalam identitas koperasi yang disahkan pada 23 September 1995 di Manchester, United Kingdom pada prinsip ke-7 mengenai kepedulian terhadap masyarakat. Koperasi melakukan kegiatan untuk pengembangan 5 Hendrojogi, Koperasi: Asas-asas, Teori, dan Praktik Jakarta: Rajawali Pers,2010. h.17. 6 Hendrojogi, Koperasi: Asas-asas, Teori, dan Praktik. h.167. 7 Anggota IKAPI, Undang-undang Perkopersian Bandung: FOKUSMEDIA, 2013, h.5. masyarakat sekitarnya secara berkelanjutan, melalui kebijakan-kebijakan yang diputuskan oleh rapat anggota. 8 Koperasi di Indonesia memang belum memiliki kemampuan dalam menjalankan perannya secara efektif dan kuat, karena koperasi seringkali menghadapi hambatan struktural dalam penguasaan faktor produksi khususnya dalam permodalan. Meski mendapat rintangan, koperasi di Indonesia tetap berkembang dikarenakan koperasi tidak hanya diperuntukan kepada anggota melainkan untuk masyarakat sekitar. Banyak masyarakat Indonesia yang berusaha meningkatkan perekonomian mereka dengan melakukan usaha baik pribadi maupun kelompok, namun sering kali hal tersebut terhambat oleh terbatasnya modal. Masyarakat sering sekali kesulitan meminjam modal kepada bank contohnya. Tim leader konsultan manajemen wilayah Program Nasional Pemberdayaan masyarakat PNPM Mandiri Perkotaan MP DIY, Nanang Priyana mengungkapkan, sulitnya masyarakat miskin mendapatkan akses salah satunya terlihat dari masih sulitnya mendapatkan pinjaman bank untuk modal usaha. Bahkan lebih baik memilih memberikan pinjaman pada masyarakat kaya dengan nilai tinggi dari pada masyarakat miskin dengan nilai rendah. Hal ini sering sekali membuat masyarakat terjerat hutang pada rentenir. Ujung-ujungnya, masyarakat miskin semakin terjepit dan roda perekonomian sulit berjalan. 9 8 Hendrojogi, Koperasi: Asas-asas, Teori, dan Praktik, h.48. 9 Jogja News, “Warga Miskin Bantul Sulit Dapat Pinjaman Modal,” artikel diakses pada 31 Januari 2014 dari https:permalink.php?id=428248736228211story_fbid=447558278630600 … ْمكْنم ءاينْغأا نْيب ًةلود نوكي ا ْيك .… :رشحلا 7 “… Supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu….” Al-Hasyr: 7 Lain halnya dengan koperasi, yang berdasarkan ekonomi kerakyatan serta gerakan koperasi yang bersifat terpadu untuk mencapai cita-cita dan tujuan koperasi yaitu meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, maka koperasi membentuk koperasi simpan pinjam. Sesuai dengan pasal 93 Undang-Undang Perkoperasian nomor 17 tahun 2012 mengenai koperasi simpan pinjam ayat 3: Dalam memberikan Pinjaman, Koperasi Simpan Pinjam wajib menempuh cara yang tidak merugikan Koperasi Simpan Pinjam dan kepentingan penyimpanan. Ayat 6: Koperasi Simpan Pinjam yang menghimpun dana dari Anggota harus menyalurkan kembali dalam bantuk Pinjaman kepada anggota Keunggulan dari koperasi lainnya seperti dalam bab IV Undang-Undang No.121967 yang membahas masalah asas dan sendi dasar koperasi diantaranya dimasukkan keanggotaan yang sukarela, pembagian sisa hasil usaha diatur menurut jasa masing-masing anggota, pembatasan bunga atas modal dan sebagainya, yang semuanya ini oleh ICAThe International Cooperative Alliance dikelompokan sebagai cooperative principles asas-asas koperasi. 10 Dari hal tersebut jelas bahwa koperasi cocok untuk masyarakat Indonesia karena memiliki tujuan untuk mensejahterakan nasabah secara khususnya dan masyarakat secara umumnya. Maka dalam penelitian ini, peneliti akan meneneliti 10 Hendrojogi, Koperasi:Asas-asas, teori, dan Praktik, h.30. implementasi pemberdayaan masyarakat kepada nasabah khususnya dan masyarakat pada umumnya dari koperasi Berkah Mentari Pamulang-Kota Tangerang Selatan. Koperasi Berkah Mentari adalah sebuah bentuk lembaga ekonomi dan keuangan kecil-mikro dengan badan hukum KJKS Koperasi Jasa Keuangan Syariah yang berorientasi memupuk profit untuk keuntungan bersama dengan bingkai aturan dan prinsip syariah Islam dalam menjalankan usahanya baik usaha penghimpunan dana simpanan, deposito modal maupun usaha penyaluran dana pembiayaan. Dengan mengedepankan konsep kemitraan yang berkeadilan dan bermanfaat, Berkah Mentari mengusung modal muamalah yang anti MAGHRIB Maisir-Gharar-Riba, dimana semua pihak yang bermitra dengan Berkah Mentari akan menerima keuntungan dari manfaat yang sama. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai “PERAN KOPERASI BERKAH MENTARI DALAM MENINGKATKAN USAHA MIKRO PADA MASYARAKAT PAMULANG KOTA TANGERANG SELATAN”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Dalam pembatasan masalah, maka penulis membatasi pada peran Koperasi Berkah Mentari dalam meningkatkan usaha mikro pada masyarakat Pamulang,Kota Tangerang Selatan dalam program peminjaman bantuan modal usaha melalui tahapan pemberdayaan masyarakat kepda masyarakat Pamulang Kota Tangerang Selatan. Setelah memahami latar belakang dan batasan masalah penelitian, agar uraian dalam bab-bab selanjutnya tidak meluas, maka rumusan masalah yang akan penulis jabarkan adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana peran Koperasi Berkah Mentari dalam puaya peningkatan usaha mikro kepada nasabah melalui peminjaman modal usaha? 2. Bagaimana manfaat peminjaman modal usaha bagi nasabah sebagai upaya peningkatan usaha mikro? 3. Apa faktor penghambat dalam memberikan peminjaman modal usaha pada Koperasi Berkah Mentari?

C. Tujuan Penelitian

Setelah memahami permasalahan yang diteliti, ada beberapa tujuan yang hendak dicapai. Tujuan dari penelitian adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana peran Koperasi Berkah Mentari dalam upaya meningkatkan usaha mikro melalui pemberian pinjaman modal usaha kepada nasabah. 2. Untuk mengetahui manfaat dari pemberian pinjaman modal usaha bagi nasabah dalam upaya peningkatan usaha mikro. 3. Untuk mengetahui factor penghambat pemberian pinjaman modal usaha kepada nasabah oleh Koperasi Berkah Mentari.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis: a. Menambah wawasan dan pengalaman bagi penulis secara langsung di lapangan melalui penelitian ini, khususnya dibidang usaha mikro melalui koperasi. b. Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa dan pembaca khususnya mahasiswa Kesejahteraan Sosial mengenai Koperasi Berkah Mentari dan pemberdayaan masyarakat dibidang ekonomi. 2. Manfaat Praktis: Dalam penelitian ini penulis berharap dapat memberikan bahan masukan bagi pemilik koperasi dalam urusan perkoperasian agar lebih dapat melaksanakan peran koperasi dengan baik kepada masyarakat.

E. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian Untuk memperoleh data, penelitimenggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif qualitative research adalah penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktifitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, dan pemikiran orang secara individu maupun secara kelompok. 11 Adapun yang penulis lakukan dalam menjalani pendekatan kualitatif yakni memahami akan pengertian penelitian kualitatif dengan membaca buku yang terkait, melakukan penelitian terkait pengumpulan informasi dan data di lembaga, kemudian merancang latar belakang permasalahan sesuai dengan yang terjadi di lapangan kemudian penulis merampungkan menjadi sebuah perumusan masalah penelitian. 11 M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Metode Penelitian Kualitatif Jogjakarta:Ar- Ruzz Media, 2012, h.89.