35
4. Meyerap, menampung, menghimpun, dan meninjaklanjuti aspirasi
masyarakat; 5.
Memproses pemilihan kepala desa; 6.
Mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi,kelompok dan golongan;
7. Menghormati nilai-nilai sosial budaya dan adat istiadat masyarakat setempat;
dan 8.
Menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan lembaga kemasyarakatan.
Pimpinan dan anggota BPD tidak diperbolehkan merangkap jabatan menjadi kepala desa dan perangkat desa. Pimpinan dan Anggota BPD dilarang:
1. Sebagai pelaksana kegiatan pembangunan desa;
2. Merugikan kepentingan umum, meresahkan sekelompok masyarakat dan
mendiskriminasikan warga atau golongan masyarakat lain; 3.
Melakukan korupsi, nepotisme dan menerima uang, barang danatau jasa dari pihak lain yang dapat mempengaruhi keputusan atau tindakan yang akan
dilakukannya; 4.
Melanggar sumpahjanji jabatan; dan 5.
Menjadi pengurus partai politik.
D. Landasan Pembentukan Peraturan Desa
36
Peraturan desa adalah bentuk peraturan perundang-undangan yang dibuat Kepala Desa bersama Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan
mengurus urusan masyarakat setempat sesuai dengan asal usul dan adat istiadatnya. Sesuai dengan prinsip desentralisasi dan otonomi daerah, desa atau
sebutan lain diberi kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang
diakui.
19
Dalam rangka
pengaturan kepentingan
masyarakat, Badan
Permusyawaratan Desa sebagai mitra Kepala Desa dalam membentuk peraturan desa perlu memahami teknik penyusunan dan asas-asas dalam membentuk suatu
peraturan perundang-undangan. Berdasarkan pasal 5 Undang-Undang Nomor 12 tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan bahwa dalam
membentuk Peraturan Perundang-undangan harus berdasarkan pada asas Pembentukan Peraturan Perundang-undangan yang baik yang meliputi:
1. Kejelasan tujuan
Yang dimaksud dengan kejelasan tujuan adalah bahwa setiap Pembentukan Peraturan Perundang-undangan harus mempunyai tujuan yang jelas yang
hendak dicapai; 2.
Kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat
19
Hanif Nurcholis, Pertumbuhan dan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, h.115
37
Yang dimaksud dengan asas “kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat” adalah bahwa setiap jenis Peraturan Perundang-undangan harus dibuat oleh
lembagapejabat Pembentuk Peraturan Perundang-undangan yang berwenang. Peraturan Perundang-undangan tersebut dapat dibatalkan atau batal demi
hukum, apabila dibuat oleh lembagapejabat yang tidak berwenang; 3.
Kesesuaian antara jenis dan materi muatan Yang dimaksud dengan asas kesesuaian antara jenis dan materi muatan
adalah bahwa dalam Pembentakan Peraturan Perundang-undangan harus benar-benar memperhatikan materi muatan yang tepat dengan jenis Peraturan.
Perundang-undangannya; 4.
Dapat dilaksanakan Yang dimaksud dengan asas dapat dilaksanakan adalah bahwa setiap
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan harus memperhitungkan efektifitas Peraturan Perundang- undangan tersebut di dalam masyarakat, baik
secara filosofis, yuridis maupun sosiologis; 5.
Kedayagunaan dan kehasilgunaan Yang dimaksud dengan asas kedayagunaan dan kehasilgunaan adalah
bahwa setiap Peraturan Perundang-undangan dibuat karena memang benar- benar dibutuhkan dan bermanfaat dalam mengatur kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara; 6.
Kejelasan rumusan