Alat Kelengkapan Pemerintahan Desa

49 8. Kepala Urusan Keuangan Salam Herdiyanto, lahir di Bekasi pada 04-04-1873, berstatus pendidikan lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas SLTA 9. Kepala Urusan Kesejahteraan Rakyat Ridwan, lahir di Bekasi pada 06-07-1979, berstatus pendidikan lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas SLTA 10. Kepala Dusun Kalibaru Saadih Saadirja,lahir di Bekasi pada 04-04-1953, berstatus pendidikan lulusan Sekolah Tinggi Lanjutan Tingkat AtasSLTA 11. Kepala Dusun Sasaktiga Hasan Bastian, lahir di Bekasi pada 18-08-1964, berstatus pendidikan lulusan Sekolah lanjut Tingkat Akhir SLTA 12. Kepala Dusun Buwek Jaya Endang Sunarya, lahir di Bekasi pada 03-07-1972, berstatus pendidikan lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat AtasSLTA 13. Staff Subandi, lahir di Bekasi pada 02-03-1971, berstatus pendidikan lulusan SLTA Suherman, lahir di Bekasi pada 09-03-1976, berstatus pendidikan lulusan SLTA Menurut Peraturan Daerah Kabupaten Bekasi Nomor 2 Tahun 2008 tentang pemerintahan desa pasal 7 bahwa pimpinan BPD terdiri dari 1 satu orang ketua, 50 1 satu orang wakil ketua dan 1 satu orang sekretaris. Sesuai luas wilayah, jumlah penduduk dan kemampuan uang desa Tridayasakti yang relatif tinggi, kebutuhan anggota BPD dalam penyelenggaraan pemerintahan desa di terapkan secara maksimal yaitu 11 sebelas orang anggota BPD dari berbagai macam profesi, jenis agama, ideologi dan lain-lain. Struktur keanggotaan BPD Desa Tridayasakti Kecamatan Tambun Selatan Kabupaten Bekasi periode 2012-2018 diatur dalam Struktur Pemerintahan Desa Tridayasakti yaitu: 1. Ketua BPD Drs. H. Didi Supendi berlatar belakang pendidikan sarjana dengan profesi wiraswasta 2. Wakil ketua BPD Sumitra berlatar belakang pendidikan SLTA dengan profesi karyawan 3. Sekretaris BPD Romli Efendi berlatar belakang pendidikan SLTA dengan profesi wiraswasta 4. Anggota BPD :  Abdurrahman S. Ag., berlatar belakang pendidikan sarjana dengan profesi Pegawai Negeri sipil.  Muhammad Agam S.Ip., berlatar belakang pendidikan sarjana dengan profesi Pegawai Negeri Sipil.  Sardin berlatar belakang pendidikan SLTA dengan profesi Karyawan  Suwanto berlatar belakang pendidikan SLTA dengan profesi Wiraswasta. 51  Sanudin berlatar belakang pendidikan SLTA dengan profesi Karyawan  Jayadi Said berlatar belakang pendidikan SLTA dengan profesi Karyawan  Sukarna berlatar belakang pendidikan SLTA dengan profesi Karyawan  Dedi Suhendi berlatar belakang pendidikan SLTA dengan profesi Karyawan 52

BAB IV ANALISA TERHADAP PERAN BPD DALAM PEMBENTUKAN PERDES DI

DESA TRIDAYASAKTI

A. Fungsi dan Peran Badan Permusyawaratan Desa

Pemerintah desa desa berfungsi menyelenggarakan kebijakan-kebijakan yang dibuat kepala desa bersama BPD. Sesuai dengan prinsip demokrasi, BPD bersama Kepala desa mempunyai kewajiban untuk memberikan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa kepada BupatiWalikota. 1 Sesuai pasal 8 Peraturan Daerah Kabupaten Bekasi No.2 Tahun 2008 tentagn pemerintahan desa menjelaskan bahwa BPD berfungsi menetapkan peraturan desa bersama Kepala Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat. Dalam menjalankan perannya sebagai perpanjangtangan aspirasi masyarakat BPD memiliki tugas dalam menggali, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat sesuai yang diatur dalam pasal 20 PerDa Kabupaten Bekasi No. 2 Tahun 2008 bahwa Anggota BPD dalam menggali, menampung, dan menyalurkan aspirasi masyarakat dilakukan dengan : 1. Melakukan kunjungan ke masyarakat dalam wilayah desa; 2. Menampung aspirasi dari maasyarakat dengan cara tatap muka baik secara perseorangan maupun bersama-sama; 3. Menerima usulan baik secara lisan maupun tertulis selama usulan tersebut 1 Hanif Nurcholis, Pertumbuhan dan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, h. 76. 53 tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku maupun secara adat istiadat 4. Aspirasi masyarakat sebagai sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b dan huruf c wajib dimusyawarahkan oleh anggota untuk menjadi masukan dalam pembangunan masyarakat desa. Sesuai fungsinya BPD memiliki wewenang : 1. Membahas rancangan peraturan desa bersama Kepala Desa 2. Melakssanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan desa dan peraturan Kepala Desa 3. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Kepala Desa 4. Membentuk panitia pemilihan Kepala Desa 5. Menggali, menampung, menghimpun, merumuskan, dan menyalurkan aspirasi masyarakat dan 6. Menyusun tata tertib BPD Dalam penyelenggaraan pemerintah terkecil sekalipun perlu memiliki lembaga yang mampu menciptakan Check and Balance dalam pembangunan masyarakat desa yaitu lembaga yang memiliki hak pengawasan atas penyelanggaraan pemerintah desa oleh kepala desa adalah BPD seperti yang tertera dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dalam pasal 55 ayat c yaitu melakukan pengawasan kinerja kepala desa. Pengawasan yang dilakukan BPD bertujuan untuk mengetahui apakah pelaksanaan kinerja kepala 54 desa sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan atau tidak, dan untuk mengetahui kesulitan-kesulitan apa saja yang dijumpai oleh para pelaksana agar kemudian diambil langkah-langkah perbaikan. 2 Dengan adanya pengawasan maka tugas pelaksana atau kepala desa dapatlah diperingan oleh karena para pelaksana tidak mungkin dapat melihat kemungkinan-kemungkinan kesalahan yang diperbuatnya dalam kesibukan sehari- hari. Pengawasan bukanlah untuk mencari kesalahan akan tetapi untuk memperbaiki kesalahan, 3 maka pemerintahan yang bersih dan efektif akan terlaksana dalam penyelenggaraannya.

B. Pembentukan Peraturan Desa

Dalam rangka mengatur urusan masyarakat setempat tersebut desa dapat membuat peraturan desa sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan daerah. Peraturan desa adalah bentuk regulasi yang dikeluarkan pemerintah desa sebagaimana kabupaten membuat peraturan daerah. Peraturan desa ditetapkan oleh kepala desa bersama bersama BPD. Peraturan desa dibentuk dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan desa yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dengan memperhatikan kondisi sosial budaya masyarakat desa setempat. 4 2 Y.W. Sunindhia, S.H, Praktek Penyelenggaraan Pemerintah di Daerah, Jakarta: Rineka Cipta, 1996, h. 103. 3 Drs. Riwu Kaho, MPA, Analisa Hubungan Pemerintah Pusat dan Daerah di Indonesia, Jakarta: Bima Aksara, 1982, h. 194 4 Hanif Nurcholis, Pertumbuhan dan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa,h. 113.

Dokumen yang terkait

Optimalisasi Peran Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (Studi Pada BPD Desa Aek Goti Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhanbatu Selatan)

5 96 117

Peranan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Perencanaan Pembangunan Desa (Studi Tentang Proyek Desa Di Desa Gunung Tua Panggorengan Kecamatan Panyabungan)

35 350 77

Relasi Antara Kepala Desa Dengan Badan Permusyawaratan Desa Dalam Mewujudkan Good Governance (Studi Kasus: Desa Pohan Tonga, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara)

1 62 186

Peranan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Pembangunan Pertanian Di Desa Batukarang Kecamatan Payung Kabupaten Karo

1 71 103

Peran Badan Perwakilan Desa (BPD) Dalam Proses Demokratisasi Di Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang (Suatu Tinjauan di Desa Simalingkar A dan Desa Perumnas Simalingkar)

1 49 124

SKRIPSI PERAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DALAM Peran Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Pembentukan Peraturan Desa Di Kecamatan Kismantoro Kabupaten Wonogiri.

1 2 15

PENDAHULUAN Peran Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Pembentukan Peraturan Desa Di Kecamatan Kismantoro Kabupaten Wonogiri.

2 3 14

PERAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN DESA DI KECAMATAN KISMANTORO Peran Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Pembentukan Peraturan Desa Di Kecamatan Kismantoro Kabupaten Wonogiri.

0 2 24

PERAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DALAM PENYUSUNAN PERATURAN DESA Peran Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Penyusunan Peraturan Desa (Studi Kasus di Desa Pablengan Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar).

0 0 17

PERAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DALAM PENYUSUNAN PERATURAN DESA Peran Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam Penyusunan Peraturan Desa (Studi Kasus di Desa Pablengan Kecamatan Matesih Kabupaten Karanganyar).

1 3 16