Pembahasan HASIL DAN PEMBAHASAN

21

4.2. Pembahasan

Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa masing-masing konsentrasi dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan kategori kuat pada konsentrasi 1.10 6 ppm dan kategori sedang pada konsentrasi 5.10 6 dan 1.10 7 ppm. Efek hambat tersebut dikarenakan adanya zat aktif yang terkandung dalam ekstrak daun sirih merah yaitu katekin, fenol, tanin, flavonoid, dan lain-lain yang mempunyai aktivitas bakterisida. 8,9 Senyawa katekin dan tanin bekerja secara kompetitif dengan enzim glikosiltransferase dalam mereduksi sakarida sebagai bahan dasar glikosilasi. Enzim glikosiltransferase merupakan enzim yang berperan pada proses penambahan gugus gula pada protein atau lipid. Jika enzim ini dihambat maka pembentukan polisakarida bakteri juga terhambat. Efek lain sebagai antibakteri dari tanin antara lain melalui reaksi dengan membran sel, inaktivasi enzim, dan destruksi atau inaktivasi fungsi materi genetik. 17,18 Flavonoid berfungsi sebagai antibakteri dengan cara membentuk senyawa kompleks terhadap protein ekstraseluler yang mengganggu integritas membran sel bakteri. Alkaloid memiliki kemampuan sebagai antibakteri. Mekanisme yang diduga adalah dengan cara mengganggu komponen penyusun peptidoglikan pada sel bakteri sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian sel. 19,21 Daun sirih merah memiliki kandungan fenol yang tinggi. Senyawa fenol memiliki beberapa sifat, antara lain; mudah larut dalam air, mudah membentuk kompleks dengan protein dan sangat peka terhadap oksidasi enzim. Fenol bekerja merusak ikatan protein penyusun dinding sel bakteri kemudian masuk dan menginaktifkan enzim-enzim yang berperan pada proses metabolisme sel bakteri sehingga aktivitas biologis bakteri terhenti. Senyawa fenol juga dapat merusak ikatan hidrofobik komponen membran sel seperti protein dan fosfolipid serta larutnya komponen-komponen lain sel yang berikatan secara hidrofobik sehingga permeabilitas membran sel meningkat. Hal ini akan menyebabkan lisisnya sel bakteri. 21 22 Penelitian ini membuktikan bahwa ekstrak daun sirih merah dapat menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun sirih merah maka zona hambat yang terbentuk semakin kecil dan respon hambatnya semakin lemah. Hal ini disebabkan oleh daya difusi ekstrak ke dalam media berkurang. Penurunan daya difusi disebabkan karena semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun sirih merah maka semakin rendah kelarutannya. Hal ini dapat menjadi pertimbangan pada penggunaan ekstrak daun sirih merah sebagai obat bahwa efek terapi akan semakin menurun jika konsentrasi dinaikkan mencapai titik jenuh kelarutan. Pada penelitian Astuti 2012 menyebutkan bahwa ekstrak etanol daun sirih merah dapat menghambat pertumbuhan Candida albicans pada konsentrasi 10, 20, 40, 80, dan 100 dengan metode difusi agar. Pada penelitian tersebut disebutkan bahwa pada konsentrasi tinggi daya hambatnya semakin lemah. Zona hambat yang terbentuk secara berurutan adalah 8.7, 10.7, 13.3, 12.3, dan 9.3 mm. Pada penelitian tersebut disebutkan bahwa pada konsentrasi 80 dan 100 kelarutan senyawa ekstrak daun sirih merah telah menurun. 24 Efek antibakteri daun sirih merah dapat diaplikasikan dalam produk kesehatan contohnya pada pasta gigi. Sebagaimana pada penelitian Maharani 2012 didapatkan hasil bahwa pasta gigi yang mengandung ekstrak daun sirih merah memiliki efek hambat paling besar terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans dibandingkan dengan pasta gigi uji lainnya. 25 Varietas lain dari daun sirih yaitu sirih hijau juga telah dibuktikan memiliki efek antibakteri terhadap Staphylococcus aureus oleh Seila 2012, daun sirih hijau dengan konsentrasi 1.10 6 , 5.10 6 , 1.10 7 ppm konsentrasi sama dengan konsentrasi pada penelitian ini memiliki respon hambat kuat 20 mm dengan semakin besar konsentrasi maka semakin kuat daya hambatnya. Perbedaan respon hambat tersebut mungkin dikarenakan adanya perbedaan kandungan antara daun sirih merah dan daun sirih hijau, selain itu kualitas dari daun sirih baik merah maupun hijau juga dapat menjadi faktor yang mempengaruhinya. 26 Berdasarkan paparan diatas, terbukti bahwa daun sirih merah mempunyai dasar kuat untuk digunakan sebagai bahan obat alam alternatif yang mempunyai efek antibakteri. 23

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Dari hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Ekstrak daun sirih merah dengan pelarut Etanol 96 menggunakan metode disc diffusion dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan daya hambat kuat pada konsentrasi 1.10 6 ppm dan sedang pada konsentrasi 5.10 6 dan 1.10 7 ppm. 2. Berdasarkan hasil uji statistik Kruskal-Wallis terdapat perbedaan yang bermakna antara zona hambat pada ekstrak daun sirih merah konsentrasi 1.10 6 , 5.10 6 , dan 1. 10 7 ppm. 3. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun sirih merah Piper crocatum maka semakin lemah daya hambatnya terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.

5.2. Saran

Setelah dilakukan penelitian ini diharapkan ada penelitian selanjutnya yang membuat lebih banyak konsentrasinya untuk dapat menentukan konsentrasi maksimum yang masih dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan respon hambat kuat. Selain itu dapat dicari Kadar Hambat Minimal KHM dan Kadar Bunuh Minimal KBM dari esktrak daun sirih merah terhadap bakteri Staphylococcus aureus.