Kandungan Kimia Daun Sirih Merah Staphylococcus aureus

7 yang ditunjukkan dengan berkurangnya jumlah koloni pada media agar sedangkan pada konsentrasi 25 tidak ada pertumbuhan bakteri pada media agar. 10 Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Juliantina dkk 2010, menyebutkan bahwa ekstrak etanol daun sirih merah Piper crocatum pada konsentrasi 25 dapat menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif Staphylococcus aureus dan pada konsentrasi 6.25 dapat menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri Gram negatif Escherichia coli. 8 Selain itu, pada penelitian Zubier 2010 menyebutkan bahwa ekstrak etanol daun sirih merah dapat mengurangi gejala keputihan fisiologis yang salah satu penyebabnya adalah bakteri Staphylococcus aureus. 21

2.1.6. Kandungan Kimia Daun Sirih Merah

Tanaman memproduksi berbagai macam bahan kimia untuk tujuan tertentu yang disebut dengan metabolit sekunder. Metabolit sekunder tanaman merupakan bahan yang tidak esensial untuk kepentingan hidup tanaman tersebut, tetapi mempunyai fungsi untuk berkompetisi dengan makhluk hidup lainnya. Metabolit sekunder yang diproduksi tanaman bermacam-macam seperti alkaloid, katekin, terpenoid, isoprenoid, fenol, tanin, flavonoid, cyanogenic, glucoside, glu- cosinolate dan non protein amino acid. Alkaloid merupakan metabolit sekunder yang paling banyak diproduksi tanaman. Alkaloid adalah bahan organik yang mengandung nitrogen sebagai bagian dari sistem heterosiklik. 3 Metabolit sekunder yang terdapat di dalam daun sirih merah adalah minyak atsiri, hidroksikavicol, kavicol, kavibetol, allylprokatekol, karvakrol, eugenol, p-cymene, tannin, fenole, cineole, caryofelen, kadimen estragol, terpenena, terpenoid, dan fenil propada. Karvakrol bersifat desinfektan, anti jamur, sehingga bisa digunakan untuk obat antiseptik pada bau mulut dan keputihan. Eugenol dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit, sedangkan tanin dapat digunakan untuk mengobati sakit perut. 3,8 Pada penelitian Reveny, julia 2011 menyebutkan bahwa pada uji fitokimia ekstrak etanol daun sirih merah yang dianalisis menggunakan Kromatografi Lapis Tipis KLT didapatkan beberapa senyawa yang terkandung di dalamnya yaitu glikosid, terpenoid, alkaloid, tanin, dan antrakinon. 9 8

2.1.7. Staphylococcus aureus

Staphylococcus aureus adalah sel yang berbentuk sferis Gram positif, tersusun seperti kelompok anggur yang tidak teratur. Staphylococcus aureus tumbuh dengan mudah di berbagai medium dan aktif secara metabolik, melakukan fermentasi karbohidrat dan menghasilkan pigmen yang bervariasi dari putih hingga kuning tua. Staphylococcus aureus merupakan flora normal kulit dan membran mukosa manusia. Staphylococcus aureus yang bersifat patogen dapat mengakibatkan hemolisis darah, mengkoagulasi plasma, dan menghasikan enzim serta toksin ekstraseluler. 13,15,22 Gambar 1.2. Staphylococcus aureus Sumber: http:www.healthhype.comstaphylococcus-aureus.html Klasifikasi ilmiah Staphylococcus aureus: 13 Divisi : Protophyta Kelas : Schizomycetes Bangsa : Eubacteriales Suku : Micrococcaceae Marga : Staphylococcus Jenis : Staphylococcus aureus Staphylococcus aureus adalah patogen utama pada manusia. Hampir semua orang pernah mengalami infeksi Staphylococcus aureus dengan derajat keparahan yang beragam, dari keracunan makanan atau infeksi kulit hingga infeksi berat yang mengancam jiwa sepsis. Staphylococcus aureus tidak motil 9 dan tidak membentuk spora. Bila dipengaruhi oleh obat-obatan seperti penisilin maka sel akan lisis. 13,15,22

2.1.8. Pertumbuhan Staphylococcus aureus