B. Kewenangan Notaris
Berdasarkan pada ketentuan yang ditetapkan pada Pasal 1 Peraturan Jabatan Notaris, maka Notaris adalah pejabat umum satu-satunya yang berwenang untuk
membuat akta otentik mengenai semua perbuatan, perjanjian, dan ketetapan yang diharuskan oleh suatu peraturan umum atau dikehendaki oleh yang berkepentingan
agar dinyatakan dalam suatu akta otentik, menjamin kebenaran tanggalnya, menyimpan minutnya, dan pemberian grosse salinan dan kutipannya, semuanya itu
sebegitu jauh pembuatan akta-akta itu tidak ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat lainnya.
96
Akta yang dibuat notaris tersebut hanya akan menjadi akta otentik, apabila mempunyai wewenang yang meliputi empat hal, yaitu :
97
1. Notaris harus berwenang sepanjang menyangkut akta yang dibuat itu;
Tidak semua pejabat umum dapat membuat semua akta, akan tetapi seorang pejabat umum hanya dapat membuat akta-akta tertentu, yakni yang ditugaskan
atau dikecualikan kepadanya berdasarkan peraturan perundang-undangan. Dalam Pasal 15 ayat 1 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan
Notaris menyatakan bahwa kewenangan notaris yaitu membuat akta otentik mengenai semua perbuatan, perjanjian, dan ketetapan yang diharuskan oleh
peraturan perundang-undangan danatau yang dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk dinyatakan dalam akta otentik.
2. Notaris harus berwenang sepanjang mengenai orang untuk kepentingan siapa akta
itu dibuat; Notaris tidak berwenang untuk membuat akta untuk kepentingan setiap orang.
Dalam Pasal 52 ayat 1 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris menyatakan bahwa notaris tidak diperkenankan membuat akta untuk diri
sendiri, istrisuami, atau orang yang mempunyai hubungan keluarga dengan notaris baik karena perkawinan maupun hubungan darah dalam garis lurus
kebawah danatau keatas tanpa pembatasan derajat, serta dalam garis kesamping
96
GHS Lumban Tobing,, Peraturan Jabatan Notaris, Jakarta : Erlangga, 1980, halaman 34.
97
Ibid, halaman 49.
Universitas Sumatera Utara
sampai dengan derajat ketiga, serta menjadi pihak untuk diri sendiri, maupun dalam suatu kedudukan ataupun dengan perantara kuasa. Maksud dan tujuan dari
ketentuan ini ialah untuk mencegah terjadinya tindakan memihak dan penyalahgunaan jabatan.
3. Notaris harus berwenang sepanjang mengenai tempat, dimana akta itu dibuat;
Bagi setiap notaris ditentukan daerah hukumnya daerah jabatannya dan hanya di dalam daerah yang ditentukan baginya itu ia berwenang untuk membuat akta
otentik. Dalam Pasal 18 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris menyatakan bahwa notaris mempunyai tempat kedudukan di daerah
kabupatenkota. Wilayah jabatan notaris meliputi seluruh wilayah propinsi dari tempat kedudukannya. Akta yang dibuat di luar daerah jabatannya adalah tidak
sah.
4. Notaris harus berwenang sepanjang mengenai waktu pembuatan akta itu;
Keadaan dimana notaris tidak berwenang onbevoegd untuk membuat akta otentik, yaitu :
98
a. Sebelum notaris mengangkat sumpah Pasal 7 Undang-Undang Nomor 30
Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris. b.
Selama notaris diberhentikan sementara Schorsing. c.
Selama notaris cuti. d.
Berdasarkan ketentuan Pasal 40 ayat 2 huruf e tentang saksi akta dan Pasal 52 ayat 1 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan
Notaris.
Pasal 15 ayat 2 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris menyatakan bahwa selain berwenang untuk membuat akta otentik, notaris
berwenang pula : 1.
Mengesahkan tanda tangan dan menetapkan kepastian tanggal surat dibawah tangan dengan mendaftar dalam buku khusus.
2. Membukukan surat-surat dibawah tangan dengan mendaftar dalam buku khusus.
3. Membuat kopi dari asli surat-surat dibawah tangan berupa salinan yang memuat
uraian sebagaimana ditulis dan digambarkan dalam surat yang bersangkutan. 4.
Melakukan pengesahan kecocokan fotokopi dengan surat aslinya.
98
Ibid, halaman 140.
Universitas Sumatera Utara
5. Memberikan penyuluhan hukum sehubungan dengan pembuatan akta.
6. Membuat akta yang berkaitan dengan pertanahan, atau
7. Membuat akta risalah lelang.
Dengan kata lain terdapat adanya perluasan kewenangan notaris, yaitu kewenangan yang dinyatakan dalam Pasal 15 ayat 2 butir f Undang-Undang Nomor
30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris yakni kewenangan membuat akta yang berkaitan dengan pertanahan. Kewenangan notaris membuat akta yang berkaitan
dengan pertanahan menimbulkan kontroversi. Pejabat Pembuat Akta Tanah PPAT tetap memiliki ruang lingkup jabatan yang berbeda dengan notaris, akta-akta yang
bisa dibuat oleh notaris adalah sebatas yang bukan menjadi kewenangannya PPAT.
99
Pada Pasal 15 ayat 2 huruf g Undang-Undang Nomor 30 tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris yaitu wewenang notaris untuk membuat risalah lelang. Dimana akta
risalah lelang ini sebelum lahirnya Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris menjadi kewenangan juru lelang dalam Badan Urusan Utang Piutang
dan Lelang Negara BUPLN berdasarkan Undang-Undang Nomor 49 Prp tahun 1960.
Dalam Pasal 51 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Tentang Jabatan Notaris menyatakan bahwa notaris berwenang untuk membetulkan kesalahan tulis
danatau kesalahan ketik yang terdapat pada minuta akta yang telag ditandatangani. Pembetulan tersebut dilakukan dengan membuat berita acara dan memberikan catatan
tentang hal tersebut pada minuta akta asli dengan menyebutkan tanggal dan nomor
99
http:cms.sip.co.idhukumonlineberita.asp , tanggal 5 September 2010.
Universitas Sumatera Utara
akta berita acara pembetulan. Salinan akta berita acara tersebut wajib disampaikan kepada para pihak.
C. Bentuk Pelanggaran Pidana Dalam Pembuatan Akta Otentik Oleh Notaris