Sumber Data Alat Pengumpulan Data

hukum, 37 sumber-sumber hukum, peraturan perundang-undangan yang bersifat teoritis ilmiah yang dapat menganalisa permasalahan yang akan dibahas.

2. Sumber Data

Penelitian ini dititik beratkan pada studi kepustakaan, sehingga data sekunder atau bahan pustaka lebih diutamakan dari data primer. Data sekunder yang diteliti terdiri atas : a. Bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang mengikat, antara lain berupa : 1. Pancasila 2. Undang-Undang dasar 1945. 3. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. 4. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. 5. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris. b. Bahan hukum sekunder yaitu bahan-bahan yang berhubungan dengan bahan hukum primer dan dapat membantu menganalisa dan memahami bahan hukum primer, antara lain : 1. Rancangan peraturan-peraturan perundang-undangan. 2. Hasil karya ilmiah para sarjana. 3. Hasil-hasil penelitian. c. Bahan hukum tertier yaitu bahan-bahan yang memberikan informasi tentang bahan primer dan sekunder antara lain : 1. Kamus besar bahasa Indonesia. 37 M. Solly Lubis, Pembahasan Undang-Undang Dasar 1945, Bandung : Alumni 1997, halaman 89, mengatakan asas-asas hukum adalah dasar kehidupan yang merupakan pengembangan nilai-nilai yang dimasyarakatkan menjadi landasan hubungan-hubungan sesame anggota masyarakat. Universitas Sumatera Utara 2. Ensiklopedi Indonesia. 3. Berbagai majalah hukum yang berkaitan dengan jabatan notaris. 38

3. Alat Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang relevan dengan permasalahan yang diteliti, dilaksanakan dua tahap penelitian : a. Studi Kepustakaan. Studi kepustakaan ini untuk mencari konsep-konsep, teori-teori, pendapat- pendapat atau penemuan-penemuan yang berhubungan erat dengan pokok permasalahan. Kepustakaan tersebut dapat berupa peraturan perundang-undangan, karya ilmiah para sarjana dan lain-lain. b. Studi Lapangan. Studi lapangan adalah cara memperoleh data yang bersifat primer. Hal ini akan diusahakan untuk memperoleh data-data dengan mengadakan tanya jawab wawancara dengan penegak hukum seperti NotarisPPAT, Majelis Pengawas Daerah MPD, Pengadilan Negeri Medan, Kejaksaan, Kepolisian. 4. Analisis Data Dalam suatu penelitian sangat diperlukan suatu analisis data yang berguna untuk memberikan jawaban terhadap permasalahan yang diteliti. Analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola kategori 38 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI. Press, 1984, halaman 52. Universitas Sumatera Utara dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. 39 Analisis data terhadap data primer dan data sekunder dilakukan setelah diadakannya terlebih dahulu pengumpulan, mentabulasi, mensistematisasi dan menganalisis data sehingga diketahui validitasnya. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif 40 yang lebih menekankan analisisnya pada proses penyimpulan serta pada analisisnya terhadap dinamika hubungan antara fenomena yang diamati dengan menggunakan logika ilmiah. 39 Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2002, halaman 103. 40 Bambang Sunggono, Metodelogi Penelitian Hukum, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997, halaman 10. Universitas Sumatera Utara

BAB II BENTUK PELANGGARAN HUKUM PIDANA YANG DILAKUKAN OLEH

NOTARIS DALAM MEMBUAT AKTA OTENTIK

A. Kode Etik Notaris

Manusia sebagai makhluk sosial memerlukan hubungan dengan manusia lain. Dalam hubungan tersebut, setiap manusia berpegang pada nilai-nilai dan norma- norma moral sebagai acuan perilakunya. Nilai-nilai dan norma-norma moral ini merupakan sistem nilai yang kemudian dijelmakan ke dalam norma-norma sosial yang menjadi cermin setiap perbuatan bermasyarakat, yang disebut hukum kebiasaan. Dalam hubungan dengan manusia lain itu, manusia memenuhi apa yang seharusnya dilakukan kewajiban dan memperoleh apa yang seharusnya didapati hak sesuai dengan hukum kebiasaan. Setiap manusia mempunyai hak-hak yang diperolehnya sejak lahir hak asasi, dan hak-hak yang diperoleh karena diberikan oleh undang- undang. Namun karena manusia mempunyai kelemahan, seperti berbuat khilaf, keliru maka tidak mustahil suatu ketika terjadi penyimpangan atau pelanggaran norma- norma sosial yang menimbulkan keadaan tidak tertib, tidak stabil yang perlu dipulihkan kembali. Untuk memulihkan ketertiban dan menciptakan kestabilan diperlukan sarana pendukung, yaitu organisasi masyarakat. Dalam bidang hukum organisasi masyarakat itu dapat berupa organisasi profesi hukum yang berpedoman pada kode etik. Dalam bidang masyarakat, organisasi masyarakat itu berupa negara yang berpedoman pada 31 Universitas Sumatera Utara