B. Faktor KelalaianKurang Hati-hati Culpa
Pada umumnya para ahli hukum sependapat, bahwa secara substansial tidak ada perbedaan antara kesengajaan dan kealpaan. Keduanya menunjukkan hubungan
batin antara pelaku dengan perbuatannya yang sedemikian rupa, sehingga menimbulkan celaan. Sering juga dikatakan, kesengajaan dan kealpaan, kedua-
duanya menunjuk kepada arah yang keliru dari kehendak atau perasaan. Didalam undang-undang tidak ditentukan apa arti dari kealpaan. Dari ilmu
pengetahuan hukum pidana diketahui bahwa inti, sifat-sifat atau ciri-cirinya adalah:
151
1. Sengaja melakukan suatu tindakan yang ternyata salah, karena menggunakan
ingatanotaknya secara salah, seharusnya ia menggunakan ingatannya sebaik- baiknya, tetapi ia tidak gunakan. Dengan perkataan lain ia telah melakukan suatu
an, atas tindakan mana ia kemudian dicela, karena bersifat melawan huk
elaku terdapat :
152
perlukan. tindakan aktif atau pasif dengan kurang kewaspadaan yang diperlukan.
2. Pelaku dapat memperkirakan akibat yang akan terjadi, tetapi merasa dapat
mencegahnya. Sekiranya akibat itu pasti akan terjadi, dia lebih suka untuk tidak melakukan tindakan yang akan menimbulkan akibat itu. Tetapi tindakan itu tidak
diurungk um.
M.v.T menjelaskan bahwa dalam hal kealpaan, pada diri p 1. Kekurangan pemikiran penggunaan akal yang di
151
S.R. Sianturi, Asas-Asas Hukum Pidana Di Indonesia Dan Penerapannya, Jakarta : Alumni Ahaem-Petehaem, 1996, halaman 192.
152
Ibid
Universitas Sumatera Utara
2. Kekurangan pengetahuan ilmu yang diperlukan. 3. Kek
ersyarat kesadaran-mungkin, dolus eventualis dengan
ering digunakan untuk menunjukkan adanya
kesalahan, pen dalam arti sempit
o 6.
Tel urangan kebijaksanaan beleid yang diperlukan.
Kealpaan seperti juga kesengajaan adalah salah bentuk dari kesalahan. Kealpaan adalah bentuk yang lebih rendah derajatnya dari pada kesengajaan. Tetapi
dapat pula dikatakan bahwa kealpaan itu adalah kebalikan dari kesengajaan, karena bila mana dalam kesengajaan, sesuatu akibat yang timbul itu dikehendaki pelaku,
maka dalam kealpaan, justru akibat itu tidak dikehendaki, walaupun pelaku dapat memperkirakan sebelumnya. Di sinilah juga letak salah satu kesukaran untuk
membedakan antara kesengajaan b kealpaan berat culpa lata.
Beberapa istilah yang s kealpaankelalaian antara lain :
153
1. Culpaschuld
2. Nalatigheid
3. Recklessness
4. Negligence
5. Sembron
edor Yang dimaksud dengan kealpaan adalah terdakwa tidak bermaksud melanggar
larangan undang-undang, tetapi tidak mengindahkan larangan itu. Ia alpa, lalai,
153
Soerdarto, Hukum Pidana Jilid I A-B, Semarang : Fakultas Hukum Universitas Diponegoro, 1975, halaman 35.
Universitas Sumatera Utara
teledor dalam melakukan perbuatan tersebut. jadi, dalam kealpaan terdakwa kurang mengindahkan larangan sehingga tidak berhati-hati dalam melakukan sesuatu
perbua
resmi dari pihak pembentuk WvS Wetboek van Strafrecht sebagai ber
i kesalahannya, kekeliruannya dalam batin ewaktu ia berbuat sehingga menimbulkan hal yang dilarang, ialah bahwa ia
kur
hukum dan tidak mengadakan penghati-hati sebagaimana diharuskan oleh hu
tegas kemb
tan yang objektif kausal menimbulkan keadaan yang dilarang. Mengenai kealpaan itu, Moeljatno mengutip dari Smidt yang merupakan
keterangan ikut :
154
Pada umumnya bagi kejahatan-kejahatan wet mengharuskan bahwa kehendak terdakwa ditujukan pada perbuatan yang dilarang dan diancam pidana. Kecuali itu
keadaan yang dilarang itu mungkin sebagian besar berbahaya terhadap keamanan umum mengenai orang atau barang dan jika terjadi menimbulkan banyak
kerugian, sehingga wet harus bertindak pula terhadap mereka yang tidak berhati- hati, yang teledor. Dengan pendek, yang menimbulkan keadaan yang dilarang itu
bukanlah menentang larangan tersebut. dia tidak menghendaki atau menyetujui timbulnya hal yang dilarang, tetap
s
ang mengindahkan larangan itu. Selanjutnya, dengan mengutip Van Hamel, Moeljatno mengatakan kealpaan
itu mengandung dua syarat, yaitu tidak mengadakan penduga-penduga sebagaimana diharuskan oleh
kum.
155
Kelalaiankealpaan merupakan salah satu bentuk kesalahan seperti yang dimaksudkan oleh Pasal 1365 Kitab Undang-Undang hukum Perdata tetapi diper
ali dalam Pasal 1366 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menyatakan :
154
Moeljatno, Op.Cit., hlm. 198.
155
Ibid, halaman 201.
Universitas Sumatera Utara
S g disebabkan karena
erbuatan dapat dianggap sebagai suatu rikut :
akibatkan sesuatu yang mestinya dilakukan.
3. Tid
inuta akta, akan te
etiap orang bertanngung jawab tidak saja untuk kerugian yang disebabkan karena perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian yan
kelalaian atau kurang hati-hatinya. Menurut Munir Fuady
156
suatu p kelalaian, jika memenuhi unsur-unsur pokok sebagai be
1. Adanya suatu perbuatan atau meng
2. Adanya suatu kewajiban kehati-hatian.
ak dijalankan kewajiban kehati-hatian tersebut. 4.
Adanya kerugian bagi orang lain. 5.
Adanya hubungan sebab akibat antara perbuatan dengan kerugian yang timbul. Notaris dalam mengambil suatu tindakan harus dipersiapkan dan didasarkan
pada aturan hukum yang berlaku. Meneliti semua bukti yang diperlihatkan kepada Notaris dan mendengarkan keterangan atau pernyataan para pihak wajib dilakukan
sebagai bahan dasar untuk dituangkan dalam akta. Akan tetapi keterangan atau pernyataan para pihak yang ingin melakukan perubahan dan penambahan terhadap
akta Yayasan Trie Argo Mulyo tidak langsung dituangkan ke dalam m tapi notaris buat kedalam selembar kertas dan hal tersebut sampai sekarang
belum dimuat kedalam isi asliminuta akte Trie Argo Mulyo No. 132 dan walaupun demikian para penghadap tetap membubuhkan paraf dan tanda tangannya.
156
Munir Fuady, Op.cit, halaman 73.
Universitas Sumatera Utara
Asas kecermatan ini merupakan penerapan dari Pasal 16 ayat 1 huruf a, antara lain dalam menjalankan tugas jabatannya notaris wajib bertindak seksama.
genalan terhadap penghadap, berdasarkan identitasnya yang
ndengarkan dan mencermati keinginan atau
sebut.
para pihak tersebut. 5.
M
suai dengan tata cara yang su
ian ditandatangani oleh para pihak tersebut, dan dalam akta relaas, berisi pernyataan atau keterangan notaris
sendiri atas apa yang dilihat atau didengarnya, dengan tetap berlandaskan bahwa relaaspun harus ada permintaan dari para pihak.
Pelaksanaan asas kecermatan wajib dilakukan dalam pembuatan akta dengan : 1.
Melakukan pen diperlihatkan kepada notaris.
2. Menanyakan, kemudian me
kehendak para pihak tersebut tanya-jawab. 3.
Memeriksa bukti surat yang berkaitan dengan keinginan atau kehendak para pihak ter
4. Memberikan saran dan membuat kerangka akta untuk memenuhi keinginan atau
kehendak emenuhi segala teknik administratif pembuatan akta notaris, seperti
pembacaan, penandatanganan, memberikan salinan, dan pemberkasan untuk minuta.
6. Melakukan kewajiban lain yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas jabatan
notaris. Dalam pembuatan akta pihak ataupun akta relaas harus se
dah ditentukan. Akta pihak notaris hanya mencatat, dan membuatkan akta atas kehendak, keterangan atau pernyataan para pihak yang kemud
pembuatan akta
Universitas Sumatera Utara
Pemeriksaan terhadap notaris selaku tersangka atau terdakwa harus didasarkan kepada tatacara pembuatan akta notaris, yaitu :
157
tersebut tanya-jawab.
angananan, memberikan salinan, dan pemberkasan untuk minuta. 6.
Me
an akta notaris, dalam hal ini UUJN. Jika se
1. Melakukan pengenalan terhadap penghadap berdasarkan identitasnya yang
diperlihatkan kepada notaris. 2.
Menanyakan, kemudian mendengarkan dan mencermati keinginan atau kehendak para pihak
3. Memeriksa bukti surat yang berkaitan dengan keinginan atau kehendak para pihak
tersebut. 4.
Memberikan saran dan membuat kerangka akta untuk memenuhi keinginan atau kehendak para pihak tersebut.
5. Memenuhi segala teknik administratif pembuatan akta notaris, seperti pembacaan,
penandat lakukan kewajiban lain yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas jabatan
notaris. Dalam memeriksa notaris yang berkaitan dengan akta yang dibuatnya,
parameternya harus kepada prosedur pembuat mua prosedur sudah dilakukan, maka akta yang bersangkutan tetap mengikat
mereka yang membuatnya di hadapan notaris. Memidanakan notaris dengan alasan-alasan aspek formal akta tidak akan
membatalkan akta notaris yang dijadikan objek perkara pidana tersebut dan akta yang
157
Habib Adjie, Sanksi Perdata dan Administratif Terhadap Notaris Sebagai Pejabat Publik, Ibid, halaman 77.
Universitas Sumatera Utara
bersangkutan tetap mengikat para pihak. Dalam perkara perdata, pelanggaran terhadap aspek formal dinilai sebagai suatu tindakan melanggar hukum dan hal ini
dilakuk
pa saja yang h
an dengan mengajukan gugatan terhadap notaris tersebut. Pengingkaran terhadap aspek formal ini harus dilakukan oleh penghadap sendiri, bukan oleh notaris
atau pihak lainnya. Aspek materil dari akta notaris, segala hal yang tertuang harus dinilai benar
sebagai pernyataan atau keterangan notaris dalam akta relaas dan harus dinilai sebagai pernyataan atau keterangan para pihak dalam akta partij pihak. Hal a
arus ada secara materil dalam akta harus mempunyai batasan tertentu. Menentukan batasan seperti itu tergantung dari apa yang dilihat dan didengar oleh
notaris atau yang dinyatakan, diterangkan oleh para pihak di hadapan notaris. Jika diperhatikan dalam isi putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor
1673Pid.B2008PN.Mdn yang dilakukan oleh notaris Ade Rachman Maksudi dalam hal pembuatan akta Yayasan Trie Argo Mulyo yang tidak sesuai dengan isi minuta
aktanya. Hal ini terjadi diakibatkankan atas kelalaian yang dilakukan oleh notaris pada saat melakukan perubahan dan penambahan terhadap akta Yayasan Trie Argo
Mulyo Nomor 132 ke dalam selembar kertas. akibat kelalaian atau kurangnya kecermatan dalam pembuatan akta hingga sampai dengan mengeluarkan salinan
Perubahan mana dilakukan atas permintaan dari Haji Imam Sugeng selaku salah satu pendiri yayasan tersebut. Sehingga mengakibatkan timbulnya kerugian bagi pihak
Alwi selaku Direktur Operasional PT. Pancing Business Centre Medan yang menjadi kwalita bersama dengan Haji Sugeng Soerparno. Perubahan akta tersebut yang tidak
Universitas Sumatera Utara
sesuai dengan minuta aslinya dipergunakan oleh pihak Haji Sugeng Iman Soerparno dalam perkara perdataKerugian tersebut salah satunya PT. Pancing Business Centre
Medan tidak dapat melakukan transaksi penjualan ruko-ruko, yang telah dibangun diatas lahan seluas 47,7 empat puluh tujuh koma tujuh Ha dan tidak dapat
melakukan proses balik nama terhadap ruko-ruko maupun lahan kosong yang telah di jual kepada konsumen pada kantor Badan Pertanahan Nasional BPN Kabupaten
Deli S esar Rp. 1.154.242.000,- satu milyar seratus lima puluh empat juta dua
ggradasian bentuk kealpaan dapat diterangkan dari dua sudut, yaitu:
15
1. Di li a.
sangat besar, sehingga orang yang mempunyai sikap batin
m.
sur pertanggung jawaban pidana pembuat delik.
2. Dilihat dari sudut kesadaran bewustheid, dibedakan :
160
erdang, sehingga PT Pancing Business Center Medan mengalami kerugian materi seb
ratus empat puluh ribu rupiah untuk setiap bulan. Dalam pen
8
hat dari sudut kecerdasan atau kekuatan ingatan pelaku, maka dibedakan :
159
Kulpa lata Kelalaian yang
demikian tercela, karena tidak menghiraukan kepentingan orang lain yang dilindungi huku
b. Kulpa levis
Bersifat ringan tidak diakui sebagai un
158
S.R. Sianturi, op.cit, halaman 194.
159
A. Zainal Abidin Farid, Hukum Pidana I, Jakarta : Sinar Grafika, 2007, halaman 344
Universitas Sumatera Utara
a. Kealpaan yang disadari bewuste schuld. Jika pelaku dapat membayangkan memperkirakan akan timbulnya suatu
akibat. Tetapi ketika ia melakukan tindakannya dengan us aha pencegahan
bul juga. b.
ngan umum yang layak pelaku dapat
lah yang digunakan dalam undang-undang yang
r zijn schuld te wijten is antara lain pada pasal 188, 191
rederlijkerwijs moet vermoeden antara lain pada pasal
. Ada alasan kuat baginya untuk menduga pasal 282 ayat 2.
C. Fak