BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian dilakukan di Indonesia dengan mengamati dan menganalisa pengaruh anggaran rutin yaitu penerimaan dalam negeri rutin dan
pengeluaran rutin pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN terhadap cicilan utang luar negeri di Indonesia.
3.2 Jenis Dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk urut waktu time series yaitu berupa angka-angka kuantitatif. Sedangkan
data diperoleh melalui Bank Indonesia BI Kota Medan, Badan Pusat Statistik BPS Kota Medan dan sumber-sumber lain yang berhubungan dengan penelitian.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah dengan melakukan pencatatan langsung
hasil publikasi instansi yang terkait berupa data tahunan, selama kurun waktu 25 tahun yaitu dari tahun anggaran 1984 – 2008.
3.4 Pengolahan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pengolahan data dengan menggunakan program computer Eviews 5.1 dan Microsoft Excel 2007 sebagai
Universitas Sumatera Utara
program pembantu untuk meminimalkan kesalahan dalam pencatatan data jika dibandingkan dengan pencatatan ulang secara manual.
3.5 Model Analisis Data
Dalam menganalisis besarnya pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan model ekonometrika dengan meregresi variabel-
variabel yang ada dengan mengunakan metode Ordinary Least Square OLS atau metode kuadrat terkecil biasa. Data-data yang digunakan, dianalisis secara
kuantitatif dengan menggunakan persamaan regresi linier berganda. Variabel-variabel bebas yang mempengaruhi variabel terikat dinyatakan
dalam fungsi sebagai berikut: Y = fX
1
,X
2
,X
3
,…X
n
…………………………………………………1
Kemudian fungsi tersebut dispesifikasikan kedalam bentuk model persamaan linier sebagai berikut:
Log Y = α + Log β
1
X
1
+ Log β
2
X
2
+ μ ………..……………………2
Dimana: Y
= Cicilan utang luar negeri miliar rupiah α
= InterceptKonstanta X
1
= Penerimaan dalam negeri pemerintah miliar rupiah X
2
= Pengeluaran rutin pemerintah miliar rupiah β
1
,β
2
,β
3
= Koefisien regresi μ
= Error term
Universitas Sumatera Utara
0,
0, ∂ LogX
1
∂ LogY
∂ LogY ∂ LogX
2
Bentuk hipotesisnya sebagai berikut : Artinya jika terjadi kenaikan pada X
1
penerimaan dalam negeri maka Y cicilan utang luar negeri mengalami
kenaikan, cateris paribus. Artinya jika terjadi kenaikan pada X
2
pengeluaran rutin maka Y cicilan utang luar negeri mengalami kenaikan, cateris
paribus.
3.5.1 Uji Kesesuaian Test of Goodness Fit
Uji kesesuaian Test of Goodness Fit dilakukan untuk mengetahui kesesuian garis regresi sampel mencocokan data. Untuk menganalisa model
tersebut dilakukan pengujian sebagai berikut:
3.5.1.1 Uji Koefisien Determinasi R-square
Uji koefisien determinasi R
2
dilakukan untuk mendeteksi ketepatan paling baik dari garis regresi. Uji ini digunakan untuk melihat sebarapa besar
variabel-variabel bebas secara bersama mampu memberikan penjelasan mengenai variabel terikat dimana nilai koefisien determinasi R
2
adalah antara 0 sampai dengan 1 0
≤R
2
≤1 Koefisien determinasi bernilai nol berarti tidak ada hubungan antara
variabel-variabel bebas dengan variabel terikat, sebaliknya nilai koefisien determinasi 1 berarti ada hubungan sempurna antara variabel bebas dengan
terikat.
Universitas Sumatera Utara
t-statistik = Sbi
3.5.1.2 Uji t-Statistik Partial Test
Uji t merupakan suatu pengujian apakah masing-masing koefisien regresi signifikan atau tidak terhadap variabel terikat dengan menganggap variabel bebas
lainnya konstan. Nilai t-statistik dapat diperoleh dengan rumus:
bi – b
Dimana: bi = Keofisien variabel bebas ke-i
b = Nillai hipotesis nol Sbi = Simpangan baku dari variabel ke-i
Dalam hal ini digunakan hipotesis sebagai berikut: Ho : β
1
= 0 Ha : β
1
≠ 0 Dengan ketentuan sebagai berikut:
Ho diterima jika t-statistik t tabel Dalam program Eviews:
a. Probabilitas X
i
0,01 bila α = 1
b. Probabilitas X
i
0,05 bila α = 5
c. Probabilitas X
i
0,10 bila α = 10
Artinya variabel-variabel bebas tidak mempengaruhi variabel terikat.
Ha diterima jika t-statistik t tabel
Dalam program Eviews: a. Probabilitas X
i
0,01 bila α = 1
Universitas Sumatera Utara
1 – R
2
n – k R
2
k – 1 b.
Probabilitas X
i
0,05 bila α = 5
c. Probabilitas X
i
0,10 bila α = 10
Artinya variabel-variabel bebas mempengaruhi variabel terikat.
Ho diterima Ha diterima
Ha diterima
-t
α2
t
α2
Gambar 3.1 Kurva Uji t-statistik
3.5.1.3 Uji F-Statistik
Uji F-statistik ini dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel bebas secara keseluruhan atau bersama-sama terhadap variabel terikat.
Nilai F-statistik dapat diperoleh dengan rumus:
=
Dimana: R
2
= Koefisien determinasi k = Jumlah variabel bebas dan intercept
n = Jumlah sampel
Untuk pengujian ini digunakan hipotesis sebagai berikut: F-statistik
Universitas Sumatera Utara
Ho : β
1
= β
2
= β
3
= 0 Ha : β
1
≠ β
2
≠ β
3
≠ 0 Pengujian ini dilakukan untuk membadingkan nilai F-statistik dengan F
tabel dengan kriteria sebagai berikut:
Ho diterima jika F-statistik F tabel
Dalam program Eviews: a.
Probabilitas Y 0,01 bila α = 1
b. Probabilitas Y 0,05
bila α = 5 c.
Probabilitas Y 0,10 bila α = 10
Artinya variabel-variabel bebas tidak mempengaruhi variabel terikat
Ha diterima jika Fstatistik F tabel Dalam program Eviews:
a. Probabilitas Y 0,01
bila α = 1 b.
Probabilitas Y 0,05 bila
α = 5 c.
Probabilitas Y 0,10 bila α = 10
Artinya variabel bebas memepengaruhi variabel terikat
Ho diterima Ha diterima
Gambar 3.2 Kurva Uji F-statistik
Universitas Sumatera Utara
3.5.1.3 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik 3.5.2.1 Uji Multikolinearitas
Multikolinaeritas adalah uji untuk mengetahui apakah ada hubungan yang kuat kombinasi linier diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada tidaknya
multikolinearitas dapat dilihat dari nilai R
2
dan nilai F-statistik, nilai t-statistik serta standart error. Suatu model regresi liner akan menghasilkan estimasi yang
baik apabila model tersebut tidak mengandung multikolinearitas. Multikolinearitas terjadi karena adanya hubungan yang kuat antara sesama
variabel bebas dari suatu model estimasi. Adanya multikolinearitas ditandai dengan:
1. Standar eror tidak terhingga
2. Tidak ada satupun t-
statistik yang signifikan pada α=1, α=5, α=10 3.
Terjadi perubahan tanda atau tidak sesuai dengan teori 4.
R
2
sangat tinggi
3.5.2.2 Uji Autokorelasi
Uji ini merupakan hubungan variabel-variabel dari serangkaian yang tersusun dalam rangkaian waktu. Autokorelasi juga menunjukkan hubungan nilai-
nilai yang berurutan dari variabel yang sama. Autokorelasi dapat terjadi jika kesalahan pengganggu suatu periode korelasi dengan kesalahan pengganggu
periode sebelumnya. Untuk menguji apakah hasil-hasil estimasi tidak mengandung autokorelasi,
maka dipergunakan: 1.
Uji Durbin-Watson D.W
Universitas Sumatera Utara
∑e
t
– e
t – 1 2
∑e
t 2
d = Dimana terlebih dahulu harus ditentukan besarnya nilai kritis dari
d
u
dan d
l
berdasarkan jumlah pengamatan dari variabel bebasnya.
Untuk pengujian ini digunakan hipotesis sebagai berikut: Ho : ρ = 0, tidak ada gejala autokorelasi
Ha : ρ ≠ 0, ada gejala autokorelasi Dengan kriteria sebagai berikut:
Ho diterima jika du d 4
− du, artinya data pengamatan tidak terdapat autokorelasi.
Ha ditolak jika d dl atau d 4 − dl, artinya data pengamatan memiliki
gejala autokorelasi.
Inconclusive Inconclusive Autokolerasi
− Autokolerasi +
Ho diterima
dl du 2
4 – du 4 – dl
Gambar 3.3 Kurva Uji Durbin Watson
Keterangan: Ho
= Tidak ada autokorelasi d dl
= Tolak Ho ada korelasi positif
Universitas Sumatera Utara
d 4 – dl = Tolak Ho ada korelasi negatif
du d 4 – du = Terima Ho tidak ada autokorelasi
dl ≤ d ≤ du
= Tidak dapat disimpulkan inconclusive 4 – du
≤ d ≤ 4 –dl = Tidak dapat disimpulkan inconclusive
2. Uji LM-Test
Menggunakan Uji LM-Test atau juga dikenal Breusch Godfrey Test, dengan hipotesis sebagai berikut:
a. Jika hasil estimasi yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai Obs
R- square χ
2
atau nilai probabilitas lebih rendah dari 0,05 maka menurut Uji LM-Test terdapat autokolerasi di dalam hasil estimasi.
b. Jika hasil estimasi yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai Obs
R- square χ
2
atau nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka menurut LM-Test tidak terdapat autokolerasi di dalam hasil
estimasi
Universitas Sumatera Utara
3.6 Definisi Operasional
1. Anggaran adalah perencanaan yang berupa daftar mengenai bermacam-
macam kegiatan terpadu pemerintah Indonesia, baik yang menyangkut penerimaan maupun pengeluaran yang dinyatakan dalam miliar rupiah.
2. Penerimaan dalam negeri adalah penerimaan pemerintah Indonesia yang
meliputi penerimaan pajak dan bukan pajak migas yang dinyatakan dalam miliar rupiah.
3. Pengeluaran rutin adalah pengeluaran untuk pemeliharaan atau
penyelenggaraan roda pemerintahan Indonesia meliputi belanja pegawai, belanja barang, berbagai macam subsidi, angsuran dan bunga utang serta
pengeluaran lainnya yang dinyatakan dalam miliar rupiah. 4.
Cicilan utang luar negeri adalah jumlah kewajiban atas pembayaran utang luar negeri berupa bunga dan cicilan pokok utang pemerintah Indonesia
yang dinyatakan dalam miliar rupiah.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Indonesia
Indonesia merupakan sebuah negara demokrasi yang dipimpin oleh seorang presiden sebagai pemimpin negara dan Pancasila sebagai filosofi dasar
negara. Pancasila terdiri dari 5 lima dasar yang saling berhubungan dan merupakan jiwa demokrasi bangsa yang dikenal dengan nama Demokrasi
Pancasila. Demokrasi Pancasila pertama kali dinyatakan oleh presiden Indonesia yang pertama yaitu Seokarno dalam proklamasi kemerdekaan, tepatnya pada
tanggal 17 Agustus tahun 1945.
4.1.1 Kondisi Geografis Indonesia
Indonesia terletak antara 6º LU − 11º LS dan 97º BT − 141º BT. Indonesia
merupakan negara terbesar di dunia yang diapit oleh dua benua yaitu Benua Asia dan Benua Australia serta dua samudera yaitu Samudera Hindia dan Samudera
Pasifik. Posisi strategis ini sangat berpengaruh terhadap kebudayaan, sosial, politik, dan ekonomi Indonesia.
Luas laut Indonesia sekitar 7,9 km
2
termasuk dalam daerah Zona Exclusive Economic ZEE atau 81 dari luas keseluruhan Indonesia. Daratan
Indonesia mempunyai luas lebih dari 1,86 juta km
2
serta mempunyai ratusan gunung dan sungai. Posisi yang strategis serta masih banyak terdapat beberapa
gunung berapi yang masih aktif, menyebabkan Indonesia masih sering dilanda gempa.
Universitas Sumatera Utara