a. Individu Dalam Masyarakat
Pemberian pinjaman oleh para individu dengan cara membeli obligasi negara. Ini dapat mempengaruhi pola konsumsi dan pola tabungan
para individu yang bersangkutan. b.
Lembaga Keuangan Bukan Bank Pemerintah dapat pula menjual surat obligasi negara kepada
perusahaan asuransi dan sebagainya yang bukan bank. Pembelian obligasi oleh perusahaan jenis ini dilakukan dengan menggunakan dana yang
mengganggur yang dimiliki. c.
Bank-Bank Umum Dengan pembelian obligasi negara maka bank umum mempunyai
tambahan reserve requirement 20. Kondisi ini memampukan bank umum untuk menciptakan uang giral sebanyak lima kali lipat dan tidak
menurunkan pendapatan nasional. d.
Bank Sentral Pemerintah dapat menjual obligasi kepada Bank Sentral. Tindakan
ini juga menciptakan tenaga lebih seperti halnya bila pemerintah menjual obligasi kepada bank umum.
2.5.1 Utang Luar Negeri
Utang luar negeri adalah pinjaman yang berasal dari orang-orang atau lembaga-lembaga negara lain, yaitu mencakup pemindahan kekayaan dana dari
negara yang meminjamkan kreditur ke Negara peminjam debitur pada saat terjadinya pinjaman Basri dan Subri, 2005:27.
Universitas Sumatera Utara
Utang luar negeri yang harus di penuhi oleh pemerintah melalui anggaran rutin setiap tahunnya adalah berupa pembayaran bunga utang beserta cicilan
pokok utang. Pemerintah menggunakan utang luar negeri adalah sebagai alat pelengkap dalam memenuhi kekurangan dari sumber dana pembangunan.
2.5.2 Klasifikasi Utang Luar Negeri
Bentuk-bentuk utang luar negeri dapat dibedakan atas: 1.
PinjamanKredit BilateralMultilateral a.
PinjamanKredit Bilateral: misalnya bantuankredit yang diperoleh dari negara CGI.
b. PinjamanKredit Multilateral: misalnya bantuankredit dari peserta
IBRD, IDA, UNDP, ADB, dan lain-lain. Jangka waktu dan syarat pengembalian bantuankredit bilateralmultilateral adalah berdasarkan
perjanjian antara pemerintah Indonesia dengan pihak-pihak yang memberikan bantuankredit.
2. PinjamanBantuan menurut kategori ekonomi, barangjasa a. Bantuan Program: yaitu berupa pangan, misalnya dalam rangka PL 480
atau dalam bentuk devisa kredit. b. Bantuan Proyek: yaitu bantuan yang diperoleh untuk pembiayaan dan
pengadaan barangjasa pada proyek-proyek pembangunan. c. Bantuan Teknik: yaitu berupa pengiriman tenaga ahli dari luar negeri
atau tenaga-tenaga Indonesia yang dilatih diluar negeri.
Universitas Sumatera Utara
2.5.3 Negara dan Lembaga Donor Utama Indonesia
Kebijakan utang luar negeri tidak hanya tergantung pada kebijakan negara peminjam dalam mengelola utang luar negeri tetapi hingga tingkat tertentu juga
dipengaruhi ole kebijakan dari pihak pemberi. Pemberian utang luar negeri secara ketat akan membuat ketergantungan kepada negara atau lembaga pendonor rendah
atau tingkat efektivitas penggunaannya tinggi. Adapun negara-negara atau lembaga pendonor utama Indonesia Tulus, 2008:269 antara lain :
1. Lembaga-Lembaga Donor
a. Internasional Bank of Reconstruction and Development IBRD
Awal berdirinya IBRD Bank Dunia hingga sekarang memiliki fokus pemberian utang untuk memerangi kemiskinan di dunia. Untuk
mencapai tujuan ini, IBRD memberi bantuan atau pinjaman kepada banyak negara termasuk Indonesia. Indonesia menggunakan dana
IBRD untuk mendanai aspek-aspek pembangunan diantaranya pendidikan atau peningkatan kualitas sumber daya manusia SDM,
infrastruktur dan fasilitas transportasi serta komunikasi, pembangunan sektor pertanian dan ekonomi pedesaan dan banyak lainnya.
b. Asian Development Bank
Fungsi awal ADB adalah sebagai pemberi pinjaman proyek yang mendukung investasi negara berkembang anggota ADB di sektor
pertanian, industri, dan infrastruktur. Namun sejak pertengahan 1980- an ADB juga telah mendukung reformasi kelembagaan dan kebijakan
yang lebih luas berupa pinjaman proyek dan pinjaman program.
Universitas Sumatera Utara
c. Japan Bank for Internasional Cooperation JBIC
Pinjaman lunak yang diberikan oleh pemerintah Jepang ke negara berkembang termasuk Indonesia disalurkan dalam kerangka Official
Development Assistance ODA, yang disalurkan lewat JBIC. Asia Tenggara merupakan wilayah perhatian khusus ODA dengan jumlah
hampir 60 dari bantuan bilateral Jepang ke negara berkembang berupa pengembangan SDM dan pembangunan infrastruktur sosial and
ekonomi.
2. Negara-Negara Donor
a. Pemerintah Jepang
Berbeda dengan prioritas ODA secara umum, untuk pemerintah Indonesia, pemerintah Jepang memprioritaskan pendanaan oleh
pinjaman yen pada pembangunan infrastuktur ekonomi untuk menciptakan iklim investasi yang nyaman dan didukung oleh
reformasi pada setiap sektor, dua diantaranya adalah tenaga listrik dan transportasi.
b. Pemerintah Jerman
Pemerintah Federal Jerman menyalurkan bantuan atau pinjaman luar negerinya ke negara berkembang seperti Indonesia melalui
German Technical Cooperation GTZ dengan tujuan mendukung pelaksanaan proyek-proyek kerja sama teknik yang berkaitan dengan
pembangunan ekonomi. c.
Pemerintah Perancis
Universitas Sumatera Utara
Pinjaman luar negeri pemerintah Perancis disalurkan lewat France Protocol Loan yang membiayai proyek-proyek di 16 negara
berkembang termasuk Indonesia. Sejak tahun1960-an hingga tahun1995 Indonesia penerima kedua terbesar yaitu US 150 juta
namun pada masa krisis ekonomi hingga tahun 2001 pinjaman dari pemerintah Perancis terhenti akibat situasi politik yang tidak menentu
di Indonesia. d.
Pemerintah Korea Selatan Seperti pemerintah Jepang, pemerintah Korea Selatan juga
memberikan pinjaman kepada Indonesia dalam kerangka ODA yang disalurkan melalui the Economic Development Cooperation Fund
EDCF yang dibentuk pada tahun 1987. Bantuan yang diberikan terutama untuk pembangunan industry dan stabilitas ekonomi di
negara-negara peminjam.
2.5.4 Pertumbuhan Utang Luar Negeri Indonesia