Pinjaman luar negeri pemerintah Perancis disalurkan lewat France Protocol Loan yang membiayai proyek-proyek di 16 negara
berkembang termasuk Indonesia. Sejak tahun1960-an hingga tahun1995 Indonesia penerima kedua terbesar yaitu US 150 juta
namun pada masa krisis ekonomi hingga tahun 2001 pinjaman dari pemerintah Perancis terhenti akibat situasi politik yang tidak menentu
di Indonesia. d.
Pemerintah Korea Selatan Seperti pemerintah Jepang, pemerintah Korea Selatan juga
memberikan pinjaman kepada Indonesia dalam kerangka ODA yang disalurkan melalui the Economic Development Cooperation Fund
EDCF yang dibentuk pada tahun 1987. Bantuan yang diberikan terutama untuk pembangunan industry dan stabilitas ekonomi di
negara-negara peminjam.
2.5.4 Pertumbuhan Utang Luar Negeri Indonesia
Menurut Tulus T. H. Tambunan, masalah utang luar negeri Indonesia tidak lagi menjadi hal baru. Hal ini dikarenakan Indonesia sudah memiliki utang luar
negeri bahkan sejak masa penjajahan Belanda. Namun utang luar negeri muncul sebagai masalah serius setelah terjadi transfer negatif bersih pada pertengahan
dekade 80-an, yakni utang baru yang diterima lebih kecil daripada cicilan pokok dan bunga yang harus dibayar setiap tahunnya. Utang luar negeri yang baru sama
sekali tidak bisa digunakan sesuai tujuannya selain untuk membayar sebagian cicilan pokok dan bunganya.
Universitas Sumatera Utara
Utang luar negeri pemerintah Indonesia pada tahun 1950 sebesar US 7,8 miliar yaitu berupa warisan utang pada masa pemerintahan Hindia Belanda
sebesar US 4 miliar dan utang baru US 3,8 miliar. Kondisi ini disebabkan sektor swasta yang belum berkembang sehingga pemerintah hanya memiliki utang
luar negeri saja. Pada masa pemerintahan Soekarno jumlah keseluruhan utang luar negeri
Indonesia sebesar US 6,3 miliar, jumlah tersebut merupakan kumulatif dari utang luar negeri masa penjajahan sebelumnya.
Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto utang luar negeri Indonesia mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan oleh dua hal pendorong utama yaitu:
1. Pemerintahan Orde Baru pada saat itu menganggap utang luar negri
sebagai salah satu langkah tepat untuk memutuskan lingkaran setan kemiskinan melalui pembangunan yang sebagian besar dibiayai oleh
utang luar negeri. 2.
Pada masa pemerintahan Orde Baru banyak perusahaan swasta yang melakukan peminjaman dana dari luar negeri selain pemerintah.
Pertumbuhan negatif utang luar negeri Indonesia baru terjadi tahun 1999 yakni 0,2 pemicunya adalah sejak terjadinya krisis ekonomi tahun1998. Pada
saat itu perekonomian Indonesia mencapai titik terburuk. Para konglomerat di zaman Orde Baru dituduh sebagai salah satu penyebab jatuhnya nilai tukar rupiah
terhadap dolar AS pada saat itu.
Universitas Sumatera Utara
2.6 Peranan Utang Luar Negeri Dalam APBN