3 Badan Pelaksana
Anggota dewan pertimbangan dan komisi pengawasan terdiri dari unsur ulama, umaro, DPRD, tokoh masyarakat, pengusaha, nasional, dan
cendikiawan muslim. Susunan organisasi badan pelaksanaan adalah:
1 Kepala
2 Wakil Kepala
3 Sekretariat
4 Bidang Pengumpulan
5 Bidang Pendayagunaan
6 Bidang Dana
7 Pelaksanaan BAZIS KotamadyaKabupaten Administrasi
Sekretariat terdiri dari subbagian umum, subbagian hubungan masyarakat, subbagian informasi dan komunikasi, dan subbagian
penelitian dan pengembangan: bidang pengumpulan terdiri dari seksi himpunan muzakki dan seksi bina muzakki. Bidang pendayagunaan terdiri
dari seksi layanan mustahik seksi bina usaha dan seksi bina sumber daya mustahik; bidang dana terdiri dari seksi kas dan seksi akuntansi; pelaksana
BAZIS KotamadyaKabupaten terdiri dari subbagian tata usaha, seksi pengumpulan dan seksi penyaluran.
Struktur Organisasi BAZIS DKI Jakarta
7
B. Penghimpunan Dana Zakat, Infak, dan Shadaqah BAZIS DKI Jakarta
Cara penghimpunan zakat memang masih mengundang kontrovesi ikhtilaf. Ada yang beranggapan bahwa zakat adalah wewenang pemerintah,
dan karena itu pemerintah berkewajiban mengelolanya. Kata “Khudz” di
dalam Al- Qur’an surat At-Taubah ayat 103 menunjukkan makna perintah.
Makna ini berarti juga kewenangan kekuasaan dalam hal ini kekuasaan selalu
7
Lili Bariadi, Muhammad Zen M.Hudri, Zakat Wirausaha, Jakarta: CED, 2005, Cet. 1, h. 102.
identik dengan Negara.
8
Sehingga dapat diartikan bahwa Negara dapat melakukan pemungutan zakat dari masyarakat. sebagian yang lain
menganggap zakat adalah urusan agama. Karena urusan agama adalah urusan privat, maka Negara tidak dapat memasuki wilayah ini.
Pada praktiknya, kedua pandangan ini masih sama-sama berpengaruh. Misalnya, penggunaan kekuasaan penuh dilakukan dalam Undang-Undang
No.17 Tahun 2000 bahwa zakat dapat mereduksi pajak. Namun implementasi dari UU ini masih sulit diterapkan, karena perbedaan paradigma dan masih
rendahnya kesadaran masyarakat dalam berzakat. Oleh sebab itu, kesadaran memerlukan ruang pencipta. Ia tidak datang
sendiri. Berbagi kalangan masyarakat seperti ulama, tokoh masyarakat, dan pemerintah harus dapat menciptakan berbagai strategi pendekatan yang dapat
menumbuhkembangkan kepercayaan masyarakat dan mampu mewujudkan lembaga pengelola zakat yang amanah, kredibel-akuntabel, transparan dan
profesional. Keberadaan BAZIS Provinsi DKI Jakarta menjadi jawaban
permasalahan diatas, dimana pemerintah dan berbagai elemen masyarakat bersinergi
dalam pengelolaan
zakat, baik
dalam penghimpunan,
pendistribusian, dan pendayagunaannya. Penghimpunan fundraising ZIS yang dilakukan BAZIS Provinsi DKI
Jakarta sebagai salah satu tugas BAZIS Provinsi DKI Jakarta sebagaimana tertulis dalam Surat Keputusan Gubernur No.1202002 proses ini bukan
8
BAZIS DKI, Pengelolaan Zakat, InfaqShadaqah di DKI Jakarta, Jakarta, BAZIS DKI, 1999, h.5.