Contoh Perhitungan Zakat Profesi

zakatnya. 8 Adapun tujuan yang dicapai dapat sesuai dengan sasaran yang setiap perusahaanlembaga inginkan. Agar rencana penghimpunan dana zakat menjadi efektiv setidaknya harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 1. Kegunaan, yakni agar berguna bagi manajemen dalam pelaksanaan fungsi-fungsinya yang lain, suatu rencana harus fleksibel, stabil, berkesinambungan dan sederhana. Pada BAZIS DKI Jakarta tidak mengalami penurunan dalam menghimpun dana zakat setiap tahunnya. Semua dapat dilihat dari laporan keuangan keseluruhan untuk 3 tahun terakhir 2011-2013 adapun perolehan ZIS tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 yaitu sebesar Rp64.780.812.886 meningkat sebesar Rp12.011.993.951 dan untuk tahun 2012 perolehan dana ZIS sebesar Rp81.453.310.876, maka untuk tahun 2013 naik sebesar Rp16.342.568.394 menjadi Rp97.795.879.270. Untuk penghimpunan dana zakat pada BAZIS DKI Jakarta tidak stabil karena setiap tahunnya penerimaan dana zakat mengalami peningkatan. Bahwasanya dana zakat yang dikumpulkan oleh BAZIS dari tahun 2011-2013 memiliki sifat yang berkesinambungan dalam hal penghimpunan dana zakat baik menggunakan payroll system maupun tidak, karena dana zakat keseluruhan tidak dapat mencapai target jika tidak adanya dana dari payroll system. Semuanya dapat 8 Hasil wawancara bersama bapak Sukiyana Kasubag. Umum BAZIS Provinsi DKI Jakarta, 5 Mey 2015 jam 13:30. dilihat dari laporan keuangan dana ZIS yang selalu meningkat dari tahun ke tahun. 2. Ketepatan dan objektifitas, maksudnya semua rencana harus dievaluasi untuk mengetahui apakah jelas, ringkas, nyata dan akurat. BAZIS DKI Jakarta dalam hal penyajian laporan keuangannya selalu sudah diaudit independen setiap tahunnya, sehingga laporan keuangan yang di keluarkan sudah jelas, ringkas, nyata dan akurat. Dapat di lihat dari surat pernyataan kepala BAZIS DKI Jakarta tentang Tanggung Jawab Laporan Keuangan yang menyatakan bahwa: a. Bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan Badan Amill Zakat, Infaq dan Shadaqah BAZIS Provinsi DKI Jakarta; b. Pengelolaan ZIS Badan Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah BAZIS Provinsi DKI Jakarta telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 26 Tahun 2006 dan Nomor 51 Tahun 2006; c. Lapoan Keuangan BAZIS Provinsi DKI Jakarta telah disusun dan disajikan sesuai dengan SAK 109. d. 1 Semua informasi dalam laporan keuangan BAZIS Provinsi DKI Jakarta telah dimuat secara lengkap dan benar. 2 Laporan keuangan BAZIS Povinsi DKI Jakarta tidak mengandung informasi atau fakta material yang tidak benar dan tidak menghilangkan informasi atau fakta material. e. Bertanggung jawab atas sistem pengendalian intern dalam Badan Amil Zakat Infaq dan Shadaqah Provinsi DKI Jakarta. 3. Ruang lingkup, yakni perlu memperhatikan prinsip-prinsip kelengkapan, kepaduan dan konsistensi. Dalam hal ini BAZIS DKI Jakarta mengaktifkan zakat via payroll system untuk karyawannya sudah sesuai dengan intruksi Gubernur No 34 Tahun 2008 tentang Optimalisasi Pengumpulan Zakat Profesi dan Amal Sosial dari Pegawai Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Dan surat edaran Nomor 9 SE 2010 tentang Permohonan Zakat ProfesiAmal Sosial dan Penghasilan Tunjangan Kinerja Daerah. Dari kedua peraturan tersebut memiliki perpaduan yang sesuai untuk zakat profesi yang di lakukan oleh BAZIS DKI Jakarta untuk tetap konsistensi dalam mentaati peraturan Gubernur DKI Jakarta dalam berzakat via payroll system. 4. Efektivitas biaya, dalam hal ini efektifitas biaya menyangkut waktu, usaha dan aliran emosional. Dalam menyangkut waktu dan usaha bahwa penerimaan dana ZIS tahun 2013 mengalami peningkatan. Bila tahun 2012 perolehan ZIS sebesar Rp 81.453.310.876, tahun 2013 naik menjadi Rp 97.795.879.070. Artinya perolehan ZIS meningkatan sebesar Rp 13.354.879.070 atau 20.06. sementara itu dalam Peduli Ramadhan tahun 2013 telah didistribusikan hasil ZIS sebesar Rp 3.873.750.000,- yang diberikan kepada 7.140 mustahik. Peruntukkannya adalah beasiswa SLTAAliyah 3 bulan x Rp 200.000