Sejarah berdirinya BAZIS DKI Jakarta

2. Undang-undang Republik Indonesia No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. 3. Undang-undang Repblik Indonesia No.38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat. 4. Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia No.373 Tahun 2003 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Republik Indonesia No.38 tentang Pengelolaan Zakat. 5. Keputusan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No.120 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Amil Zakat, Infaq, dan Shadaqah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 6. Keputusan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No.121 Tahun 2002 tentang Pola Pengelolaan Zakat, Infaq, dan Shadaqah Badan Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 7. Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No.26 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Dana Zakat, Infaq, dan Shadaqah pada Badan Amil Zakat, Infaq, dan Shadaqah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 8. Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No.51 Tahun 2006 tentang Petunjuk pelaksanaan pengumpulan dan Pendayagunaan Zakat, Infaq, dan Shadaqah oleh Badan Amil Zakat, Infaq, dan Shadaqah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 3

3. Tujuan

Seiring perjalanan waktu BAZIS Provinsi DKI Jakarta selalu berdialog dengan realitas internal dan eksternal. Realitas internal berkaitan dengan manajemen dan sumber daya. Sedangkan realitas eksternal berhubungan dengan dinamika sosial, ekonomi, dan budaya yang ada di masyarakat. betapapun juga, BAZIS Provinsi DKI Jakarta tidak ingin ketinggalan kereta zaman yang terus melaju. Dengan terus melaksanakan tujuan-tujuan sebelumnya, BAZIS Provinsi DKI Jakarta melalui Surat Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No.121 tahun 2002 tentang pola pengelolaan ZIS BAZIS Provinsi DKI Jakarta memprioritaskan tujuan sebagai berikut: 1. Meningkatkan pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat, infaq, dan shadaqah sesuai dengan tuntutan agama. 2. Meningkatkan fungsi dan peran pranata keagamaan dalam upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial. 3. Meningkatkan hasil guna dan daya guna zakat, infaq dan shadaqah. 4 Dari uraian diatas dapat disimpulkan, sejalan dengan perkembangan zaman, produk-produk hukum BAZIS DKI Jakarta senantiasa mensesuaikan dengan peraturan yang berlaku yang bertujuan untuk 3 BAZIS Provinsi DKI Jakarta, Peraturan Gubernur Provnsi DKI Jakarta, Jakarta: BAZIS Provinsi DKI Jakarta, 2006, h.15. 4 BAZIS DKI, Pengelolaan Zakat dan InfaqShadaqah di DKI Jakarta, h.16 mensejahterakan Masyarakat DKI Jakarta melalui program-program BAZIS DKI. Juga meningkatkan pelayanan bagi para masyarakat dalam menunaikan ZIS ssuai dengan tuntutan agama Islam.

4. Tugas Pokok dan Fungsi

Sesuai dengan BAB II pasal 3 Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No.120 Tahun 2002 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Amil Zakat, Infaq, dan Shadaqah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, maka tugas pokok BAZIS Provinsi DKI Jakarta adalah: 1. Menyelenggarakan pengumpulan dan pendayagunaan zakat, infaq, dan shadaqah sesuai dengan fungsi dan tujuannya. 2. Dalam melaksanakan tugasnya BAZIS bersifat obyektif dan transparan. Sedangkan yang menyangkut fungsi, sebagaimana BAB II Pasal 4 Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No.120 diatas, maka BAZIS Provinsi DKI Jakarta mempunyai fungsi sebagai berikut: 1. Penyusunan Program Kerja 2. Pengumpulan segala macam zakat, infaq, dan shadaqah dari masyarakat termasuk pegawai wilayah Provinsi DKI Jakarta. 3. Pendayagunaan zakat, infaq dan shadaqah sesuai dengan ketentuan hukumnya. 4. Penyuluhan kepada Masyarakat dalam upaya peningkatan kesadaran menunaikan ibadah zakat, infaq, dan shadaqah. 5. Pembinaan pemanfaatan zakat, infaq, dan shadaqah agar lebih produktif dan terarah.