4. Untuk mengetahui apakah sepenuhnya apakah masyarakat Betawi
mempunyai keinginan dalam berpolitik praktis. 5.
Untuk memberikan sebagian pengalaman dari penelitian ini kepada masyarakat umum dan mahasiswa.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai masukan input bagi kegiatan-kegiatan akademik yang berkenaan dengan pemikiran politik kesukuan atau
kedaerahan di Indonesia. Selain itu juga penelitian ini bermanfaat sebagai masukan penting yang bersifat ilmiyah, dan juga sebagai sumbangsih untuk masyarakat Jakarta
umumnya dan masyarakat Betawi pada khususnya, guna dijadikan sebagai salah satu bahan referensi bagi penelitian lebih lanjut yang mengangkat masalah dibidang
pemikiran politik.
E. Metode Penelitian
Dalam penelitian pemikiran politik masyarakat Betawi pasca rezim Soeharto ini, penulis menggunakan arah dan metode serta sasaran yang jelas, maka diperlukan beberapa metode yang mendukung penelitian ini antara lain:
1. Metode Diskriftif
Untuk mencapai tujuan dari penulisan ini maksud penulis melakukan langkah langkah sebagai berikut, antara lain:
b. Mengumpulkan informasi secara aktual dan rinci yang berkenaan
dengan situasi yang ada. c.
Mengindentifikasi masalah atau melakukan pemeriksaan secara koperhensif terhadap prektek-prektek lapangan yang berlaku.
d. Mencermati sikap masyarakat Betawi terhadap masalah politik yang
sedang terjadi, dan belajar dari pengalaman mereka yang menerapkan rencana-rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.
2. Metode Pengumpulan Data
1. Library Research penelitian kepustakaan, yang digunakan untuk
memperoleh data-data sekunder melalui: a.
Leteratur-leteratur tentang keBetawian yang berkaitan erat dengan topik permasalahan.
b. Data perkembangan masyarakat Betawi yang diperoleh dari dirjen
lembaga kebudayaan Betawi LKB dan organisasi pusat masyarakat Betawi Bamus Betawi
2. Field Reseach penelitian lapangan, yang akan memperkuat data-data
sekunder berikutnya, melalui: a.
Wawancara dengan para politikus Betawi. b.
Wawancara dengan para tokoh, sesepuh, dan ulama besar Betawi. c.
Wawancara dengan masyarakat Betawi lapisan bawah. d.
Wawancara dengan tokoh organisasi-organisasi Betawi.
D. Sistematika Pembahasan