12
pada diri orang yang belajar.
7
Sehubungan dengan pendapat itu, maka Wahidmurni, dkk.
8
menjelaskan bahwa sesorang dapat dikatakan telah berhasil dalam belajar jika ia mampu menunjukkan adanya perubahan
dalam dirinya. Perubahan-perubahan tersebut di antaranya dari segi kemampuan berpikirnya, keterampilannya, atau sikapnya terhadap suatu
objek. Jika dikaji lebih mendalam, maka hasil belajar dapat tertuang
dalam taksonomi Bloom, yakni dikelompokkan dalam tiga ranah domain yaitu domain kognitif atau kemampuan berpikir, domain afektif atau sikap,
dan domain psikomotor atau keterampilan. Sehubungan dengan itu, Gagne mengembangkan kemampuan hasil belajar menjadi lima macam antara
lain: 1 hasil belajar intelektual merupakan hasil belajar terpenting dari sistem lingsikolastik; 2 strategi kognitif yaitu mengatur cara belajar dan
berfikir seseorang dalam arti seluas-luasnya termaksuk kemampuan memecahkan masalah; 3 sikap dan nilai, berhubungan dengan arah
intensitas emosional dimiliki seseorang sebagaimana disimpulkan dari kecenderungan bertingkah laku terhadap orang dan kejadian; 4 informasi
verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta; dan 5 keterampilan motorik yaitu kecakapan yang berfungsi untuk lingkungan hidup serta
memprestasikan konsep dan lambang.
9
Untuk mengetahui hasil belajar seseorang dapat dilakukan dengan melakukan tes dan pengukuran. Tes dan pengukuran memerlukan alat
sebagai pengumpul data yang disebut dengan instrumen penilaian hasil belajar. Instrumen dibagi menjadi dua bagian besar, yakni tes dan non
tes.
10
Selanjutnya, menurut Hamalik, memberikan gambaran bahwa hasil belajar yang diperoleh dapat diukur melalui kemajuan yang diperoleh
siswa setelah belajar dengan sungguh-sungguh. Hasil belajar tampak
7
Depdiknas. 2006. Bunga Rampai Keberhasilan Guru dalam Pembelajaran SMA, SMK, dan SLB. Jakarta: Depdiknas. 2006.h.125
8
Wahidmurni, Alifin Mustikawan, dan Ali Ridho. Evaluasi Pembelajaran: Kompetensi dan Praktik. Yogyakarta: Nuha Letera. 2010 h.18
9
Sudjana, Nana. h.22
10
Wahidmurni, dkk. h.28
13
terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur melalui perubahan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut
dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya.
11
Berdasarkan konsepsi di atas, pengertian hasil belajar dapat disimpulkan sebagai perubahan perilaku secara positif serta kemampuan
yang dimiliki siswa dari suatu interaksi tindak belajar dan mengajar yang berupa hasil belajar intelektual, strategi kognitif, sikap dan nilai, inovasi
verbal, dan hasil belajar motorik. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan
dengan sebelumnya.
3. Ciri-ciri hasil belajar
Drs. Slameto mengemukakan ciri-ciri yang merupakan perubahan tingkah laku hasil belajar sebagai berikut:
a. Perubahan tingkah laku secara sadar, berarti bahwa individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu, atau sekurang-
kurangnya individu merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya.
b. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional, yaitu sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam individu
berlangsung secara terus menerus dan tidak statis. c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif. Bahwa perubahan
tersebut senantiasa akan` bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya.
d. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena adanya tujuan yang ingin dicapai.
e. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Bahwa suatu proses belajar tersebut meliputi perubahan tingkah laku
12
11
Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.2006 h.155
12
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya ,Jakarta :Rineka Cipta. 2010. h.123
14
4. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar
Menurut Mulyasa bahwa belajar pada hakekatnya merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh individu untuk memenuhi
kebutuhannya. Setiap kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta didik akan menghasilkan perubahan-perubahan dalam dirinya.
13
Upaya meningkatkan prestasi belajar siswa dilakukan dengan mengelola
faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar, tetapi
menurut Slameto secara garis besar dapat digolongkan menjadi dua yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang
berasal dari dalam individu yang sedang belajar. Faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu.
14
1. Faktor siswa 1 Faktor Jasmani
a Faktor kesehatan, sehat berarti dalam keadaan baikdapat berfungsi dengan normal segenap organ tubuh dan bebas
dari penyakit. Proses belajar seseorang terganggu bila kesehatan seseorang terganggu. Jadi sehat disini meliputi
sehat jasmani,rohani dan sosial,kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya.
b Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang berfungsinya salah satu organ tubuh. Cacat tubuh juga
sangat mempengaruhi proses belajar. 2 Faktor Psikologis meliputi :
a Intelegensi Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis
kecakapan untuk menghadapi dan menguasai kedalaman dengan situasi yang baru dengan cepat dan efektif,
13
Mulyasa E, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005, h. 189
14
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya ,Jakarta :Rineka Cipta. 2010. h.168
15
mengetahui konsep-konsep yang abstrak dan efektif, mengetahui relasi dan mempelajari dengan cepat. Jadi
intelegensi berpengaruh terhadap belajar. Walaupun begitu siswa mempunyai intelegensi tinggi belum tentu berhasil
dalam belajar, sebab belajar suatu proses yang kompleks dengan banyak faktor yang mempengaruhi, sedangkan
intelegensi hanya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dalam belajar.
b Perhatian Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi agar siswa
dapat belajar dengan baik, usahakan bahan pelajaran selalu menarik perhatian siswa. Perhatian dapat dikatakan
perumusan energi psikis yang ditujukan kepada suatu obyek pelajaran atau dapat dikatakan sebagai banyak sedikitnya
kesadaran yang menyertai aktivitas belajar. c Minat
Minat adalah
kecenderungan yang
tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Jadi minat besar pengaruhnya terhadap belajar sebab dengan
adanya minat belajar akan berlangsung dengan baik. d Bakat
Bakat adalah kemampuan untuk belajar, dengan bakat yang ada akan menimbulkan hasil belajar yang baik.
e Motif Motif erat hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai,
akan tetapi didalam mencapai tujuan itu diperlukan berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motif itu
sendiri sebagai daya penggerak atau pendorong. f Kebiasaan belajar
Kebiasaan belajar adalah sebuah langkah yang dilaksanakan secara teratur. Jadi kebiasaan belajar juga berpengaruh
16
terhadap pencapaian prestasi belajar. Siswa yang memiliki kebiasaan belajar yang baik akan lebih bersemangat dalam
belajar. g Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat atau fase pertumbuhan seseorang.
h Kesiapan Kesiapan adalah kesediaan untuk memberikan respon atau
bereaksi. 3 Faktor Kelelahan
Kelelahan pada seseorang sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu kelelahan jasmani dan
kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dari lunglainya tubuh, sedangkan kelelahan rohani dilihat dengan adanya
kebosanan. 2. Faktor Guru
a Kurikulum dan metode mengajar Didalam memberikan kurikulum, guru hendaknya dapat
memperhatikan keadaan siswa sehingga siswa dapat menerima dan menguasai pelajaran yang disampaikan oleh guru. Metode
mengajar yang digunakan oleh guru sangat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Untuk meningkatkan motivasi siswa
untuk belajar, guru harus mampu mengusahakan metode belajar yang tepat, efektif dan efisien.
b Relasi guru dengan siswa dan relasi siswa dengan siswa Guru harus mampu menciptakan keakraban dengan siswa
sehingga didalam memberikan pelajaran mudah diterima oleh siswa dan guru harus mampu membuat siswa dengan siswa lain
terjalin hubungan yang akrab. Sebab dengan keakraban dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa.
17
5. Penilaian Hasil Belajar
Penilaian hasil belajar dapat diklasifikasi berdasarkan cakupan kompetensi yang diukur dansasaran pelaksanaannya.
A. Jenis penilaian
a. Jenis Penilaian Berdasarkan Cakupan Kompetensi yang Diukur Sebagaimana dijelaskan dalam PP. Nomor 19 tahun 2005 bahwa
penilaiaian penilaian hasil belajar oleh pendidik terdiri atas ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester dan ulangan
kenaikan kelas. b. Jenis Penilaian Berdasarkan Sasaran
Berdasarkan sasarannya, penilaian hasil belajar dapat diklasifikasi atas penilaian individual dan penilaian kelompok.
a Penilaian individual adalah penilaian yang dilakukan untuk
menilai pencapaian kompetensi atauhasil belajar secara perorangan. Penilaian individual perlu memperhatikan nilai
universal seperti:disiplin,
jujur, tekun,
cermat, teliti,
tanggungjawab, rendah
hati, sportif,
etos kerja,
toleran,sederhana, bebas, antusias, kreatif, inisiatif, tanggap dan peduli dan lain-lain.
b Penilaian kelompok adalah penilaian yang dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi atauhasil belajar secara
kelompok. Penilaian kelompok perlu memperhatikan nilai universal seperti:kerjasama, menghargai pendapat orang lain,
kedamaian, cinta dan kasih sayang, toleran, danlain-lain. c. Jenis Penilaian Berdasarkan Sasaran
Berdasarkan sasarannya, penilaian hasil belajar dapat diklasifikasi atas penilaian individual dan penilaian kelompok.
a Penilaian individual Penilaian individual adalah penilaian yang dilakukan untuk
menilai pencapaian kompetensi atauhasil belajar secara perorangan. Penilaian individual perlu memperhatikan nilai
18
universal seperti:disiplin,
jujur, tekun,
cermat, teliti,
tanggungjawab, rendah
hati, sportif,
etos kerja,
toleran,sederhana, bebas, antusias, kreatif, inisiatif, tanggap dan peduli dan lain-lain.
b Penilaian kelompok Penilaian kelompok adalah penilaian yang dilakukan untuk
menilai pencapaian kompetensi atauhasil belajar secara kelompok. Penilaian kelompok perlu memperhatikan nilai
universal seperti:kerjasama, menghargai pendapat orang lain, kedamaian, cinta dan kasih sayang, toleran, danlain-lain.
B. Teknik Penilaian
Penilaian hasil belajar dapat menggunakan berbagai teknik penilaian sesuai dengan kompetensidasar yang harus dikuasai. Ditinjau dari
tekniknya, penilaian dibagi menjadi dua yaitu tes dannon tes. 1. Teknik Tes
Teknik tes merupakan teknik yang digunakan melaksanakan tes berupa pertanyaan yang harusdijawab, pertanyaan yang harus
ditanggapi atau tugas yang harus dilaksanakan oleh orang yangdi tes. Dalam hal tes hasil belajar yang hendak diukur adalah kemampuan
peserta didik dalammenguasai pelajaran yang disampaikan meliputi aspek pengetahuan dan keterampilan.Berdasarkan alat pelaksanaannya
secara garis
besar alat
penilaian dengan
teknik tes
dapatdikelompokkan sebagai berikut : a. Tes Tertulis
Tes tertulis adalah suatu teknik penilaian yang menuntut jawaban secara tertulis, baik berupa pilihan maupun isian. Tes tertulis dapat
digunakan pada ulangan harian atau ulangan tengah danakhir semester atau ulangan kenaikan kelas. Tes tertulis dapat berbentuk
pilihan ganda,menjodohkan, benar-salah, isian singkat, atau uraian essay
19
b. Tes Lisan Tes lisan adalah teknik penilaian hasil belajar yang pertanyaan dan
jawabannya atau pernyataannya atau tanggapannya disampaikan da lam bentuk lisan dan spontan. Tes jenis inimemerlukan daftar
pertanyaan dan pedoman pensekoran. c. Tes PraktikPerbuatan
Tes praktik perbuatan adalah teknik penilaian hasil belajar yang menuntut peserta didikmendemontrasikan kemahirannya atau
menampilkan hasil belajarnya dalam bentuk unjuk kerja.Tes praktikperbuatan dapat berupa tes identifikasi, tes simulasi dan tes
petik kerja. Tes identifikasi dilakukan untuk mengukur kemahiran mengidentifikasi sesuatu hal berdasarkanfenomena yang ditangkap
melalui alat
indera. Tes
simulasi digunakan
.untuk mengukurkemahiran bersimulasi memperagakan suatu tindakan.
Tes petik
kerja digunakan
untukmengukur kemahiran
mendemonstrasikan pekerjaan yang sesungguhnya. 2. Teknik Nontes
Teknik nontes merupakan teknik penilaian untuk memperoleh gambaran terutama mengenai karakteristik, sikap, atau kepribadian.
Selama ini teknik nontes kurang digunakan dibandingkan teknis tes. Dalam proses pembelajaran pada umumnya kegiatan penilaian
mengutamakan teknik tes. Hal ini dikarenakan lebih berperannya aspek
pengetahuan dan
keterampilan dalam
pengambilan keputusan yang dilakukan guru pada saat menentukan siswa. Seiring
dengan berlakunya kurikulum tingkat satuan pendidikan KTSP yang didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar maka
teknik penilaian harus disesuaikan dengan:- kompetensi yang diukur aspek yang akan diukur, pengetahuan, keterampilan atau sikap
kemampuan siswa yang akan diukur;- sarana dan prasarana yang ada. Teknik penilaian nontes dapat dikelompokkan sebagai berikut: