Konsep Pembelajaran IPS di SDMI

25 Dapat disimpulkan bahwa pendidikan IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu, serta memperkenalkan konsep, generalisasi, teori, cara berfikir, dan cara bekerja disiplin ilmu-ilmu sosial. IPS di sekolah merupakan mata pelajaran atau bidang kajian yang menduduki konsep dasar berbagai ilmu sosial yang disusun melalui pendekatan pendidikan dan pertimbangan psikologis dengan tujuan agar mata pelajaran ini lebih bermakna bagi peserta didik sehingga pengorganisasian materibahan pelajaran disesuaikan dengan lingkungan, karakteristik, dan kebutuhan peserta didik.

1. Pembelajaran IPS SDMI

Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP 2006 Pada jenjang SDMI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Rudy Gunawan menyatakan bahwa: “IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di SD yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial”. 25 Ilmu pengetahuan sosial sebagai mata pelajaran tidak semata membekali ilmu saja lebih dari itu membekali juga sikap atau nilai dan keterampilan dalam hidup bermasyarakat sehingga mereka mengetahui benar lingkungan, masyarakat dan bangsanya dengan berbagai karakteristiknya. Dengan demikian, IPS sebagai suatu mata pelajaran di SD bertolak dari kondisi 25 Gunawan, Op. Cit, h.39 26 nyata di masyarakat dengan tujuan untuk memanusiakan manusia siswa melalui hubungan seluruh aspek manusia agar mereka tidak merasa asing dilingkungan masyarakatnya sendiri. Mata Pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan. Rudy Gunawan menambahkan bahwa: Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial IPS di SD hendaknya memperhatikan kebutuhan anak yang berusia antara 6-12 tahun. Anak dalam kelompok usia 7-11 tahun menurut Piaget 1963 berada dalam perkembangan kemampuan intelektualkognitifnya pada tingkatan kongkret operasional. Mereka memandang dunia dalam keseluruhan yang utuh, dan menganggap tahun yang akan datang sebagai waktu yang masih jauh. Yang mereka pedulikan adalah sekarang kongkrit, dan bukan masa depan yang belum bisa mereka pahami abstrak. 26 Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS SD mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial, memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Sistem pengajarannya menelaah dan mengkaji gejala atau masalah sosial dan berbagai aspek kehidupan sosial, serta pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.

2. Karakteristik Pendidikan IPS

Menurut Sapriya , bahwa: “Salah satu karakteristik social studies adalah bersifat dinamis, artinya selalu berubah sesuai dengan tingkat perkembangan masyarakat”. 27 Perubahan dapat dalam aspek materi, 26 Ibid, h. 38 27 Sapriya, Op.Cit, h. 7 27 pendekatan, bahkan tujuan sesuai dengan tingkat perkembangan masyarakat. Ada beberapa karakteristik pembelajaran IPS yang dikaji bersama ciri dan sifat pembelajaran IPS menurut A Kosasih Djahiri adalah sebagai berikut: a. IPS berusaha mempertautkan teori ilmu dengan fakta atau sebaliknya menelaah fakta dari segi ilmu. b. Penelaahan dan pembahasan IPS tidak hanya dari satu bidang disiplin ilmu saja melainkan bersifat komprehensif meluas dari berbagai ilmu sosial dan lainnya sehingga berbagai konsep ilmu secara terintegrasi terpadu digunakan untuk menelaah satu masalahtematopik. c. Mengutamakan peran aktif siswa melalui proses belajar inquiri agar siswa mampu mengembangkan berfikir kritis, rasional dan analitis. d. Program pembelajaran disusun dengan meningkatkan atau menghubungkan bahan-bahan dari berbagai disiplin ilmu sosial dan lainnya dengan kehidupan nyata di masyarakat, pengalaman, permasalahan, kebutuhan dan memproyeksikannya kepada kehidupan di masa yang akan datang baik dari lingkungan fisik maupun budayanya. e. IPS dihadapkan pada konsep dan kehidupan sosial yang sangat labil mudah berubah sehingga titik berat pembelajaran adalah proses internalisasi secara mantap dan aktif pada diri siswa agar memiliki kebiasaan dan kemahiran untuk menelaah permasalahan kehidupan nyata pada masyarakat. f. IPS mengutamakan hal-hal arti dan penghayatan hubungan antar manusia yang bersifat manusiawi. g. Pembelajaran IPS tidak hanya mengutamakan pengetahuan semata juga nilai dan keterampilannya. 28 h. Pembelajaran IPS berusaha untuk memuaskan setiap siswa yang berbeda melalui program dalam arti memperhatikan minat siswa dan masalah-masalah kemasyarakatan yang dekat dengan kehidupannya. i. Dalam pengembangan program pembelajaran IPS senantiasa melaksanakan prinsip-prinsip, karakteristik sifat dasar dan pendekatan-pendekatan yang terjadi ciri IPS itu sendiri. 28 Dapat disimpulkan bahwa karakteristik pembelajaran IPS adalah bersifat dinamis, artinya selalu berubah sesuai dengan tingkat perkembangan masyarakat. Perubahan dapat dalam aspek materi, pendekatan, bahkan tujuan sesuai dengan tingkat perkembangan masyarakat.

3. Tujuan Pembelajaran IPS

Menurut Rudy Gunawan, mengemukakan bahwa: Pembelajaran IPS bertujuan membentuk warga negara yang berkemampuan sosial dan yakin akan kehidupannya sendiri di tengah-tengah kekuatan fisik dan sosial, yang pada gilirannya akan menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab, sedangkan ilmu sosial bertujuan menciptakan tenaga ahli dalam bidang ilmu sosial. 29 Banyak pendapat yang mengemukakan tentang tujuan pendidikan IPS, diantaranya oleh The Multi Consortium Of Performance Based Teacher Education di AS pada tahun 1973 Djahiri dan Ma’mun dikutip oleh Rudy gunawan, menyatakan sebagai berikut : 1. Mengetahui dan mampu menerapkan konsep-konsep ilmu sosial yang penting, generalisasi konsep dasar dan teori-teori kepada situasi data yang baru. 2. Memahami dan mampu menggunakan beberapa struktur dari suatu disiplin atau antar disiplin untuk digunakan sebagai bahan analisis data baru. 28 Kosasih djhuri 29 Gunawan, Op.Cit, h. 37 29 3. Mengetahui teknik-teknik penyelidikan dan metode-metode penjelasan yang dipergunakan dalam studi sosial secara bervariasi serta mampu menerapkannya sebagai teknik penelitian dan evaluasi suatu informasi. 4. Mampu mempergunakan cara berpikir yang lebih tinggi sesuai dengan tujuan dan tugas yang didapatnya. 5. Memiliki keterampilan dalam memecahkan permasalahan Problem Solving. 6. Memiliki self concept konsep atau prinsip sendiri yang positif. 7. Menghargai nilai-nilai kemanusiaan. 8. Kemampuan mendukung nilai-nilai demokrasi. 9. Adanya keinginan untuk belajar dan berpikir secara rasional. 10. Kemampuan berbuat berdasarkan sistem nilai yang rasional dan mantap 30 Tujuan pendidikan IPS menurut Isjoni dapat dikelompokkan menjadi empat kategori sebagai berikut : 1. Knowledge, yang merupakan tujuan utama pendidikan IPS, yaitu membantu para siswa belajar tentang diri mereka sendiri dan lingkungannya. 2. Skills, yang berhubungan denga tujuan IPS dalam hal ini mencakup keterampilan berpikir thinking skills. 3. Attitudes, dikelompokkan menjadi dua, yaitu kelompok sikap yang diperlukan untuk tingkah laku berpikir intelektual behavior dan tingkah laku sosial social behavior. 4. Value, dalam hubungan ini adalah nilai yang terkandung dalam masyarakat sekitar didapatkan dari lingkungan masyarakat sekitar maupun lembaga pemerintah falsafah bangsa. 31 Sementara menurut Wahab menyatakan bahwa: 30 Ibid, h. 20 31 Isjoni, Op.Cit, h. 50-51 30 Tujuan Pengajaran IPS disekolah tidak lagi semata-mata untuk memberi pengetahuan dan menghapal sejumlah fakta dan informasi akan tetapi lebih dari itu. Para siswa selain diharapkan memiliki pengetahuan mereka juga dapat mengembangkan keterampilannya dalam berbagai segi kehidupan dimulai dari keterampilan akademiknya sampai pada keterampilan sosialnya. 32 Sedangkan menurut Chapin dan Messick secara khusus tujuan pengajaran IPS di sekolah dasar dapat dikelompokkan ke dalam empat komponen, yaitu : 1. Memberikan kepada siswa pengetahuan tentang pengalaman manusia dalam kehidupan bermasyarakat pada masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang. 2. Menolong siswa untuk mengembangkan keterampilan untuk mencari dan mengolahmemproses informasi. 3. Menolong siswa untuk mengembangkan nilaisikap demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat. 4. Menyediakan kesempatan kepada siswa untuk mengambil bagianberperan serta dalam kehidupan sosial. 33 Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP 2006, mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. 32 Gunawan, Op.Cit, , h. 21 33 Isjoni, Op.Cit, h. 39 31 d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. 34 Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran IPS adalah membantu tumbuhnya warga negara yang baik dapat mengembangkan keterampilannya dalam berbagai segi kehidupan dimulai dari keterampilan akademiknya sampai pada keterampilan sosialnya. Akan tetapi secara lebih khusus pada tujuan yang tertera pada KTSP, bahwa salah satunya adalah mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan. Mengenal konsep-konsep memerlukan pemahaman yang mendalam, oleh karena itu pemahaman suatu konsep dengan baik sangatlah penting bagi siswa, agar dapat mamahami suatu konsep, siswa harus membentuk konsep sesuai dengan stimulus yang diterimanya dari lingkungan atau sesuai dengan pengalaman yang diperoleh dalam perjalanan hidupnya. Pengalaman-pengalaman yang harus dilalui oleh siswa merupakan serangkaian kegitan pembelajaran yang dapat menunjang terbentuknya konsep-konsep tersebut. Karena itu guru harus bisa menyusun pembelajaran yang di dalamnya berisi kegiatan-kegiatan belajar siswa yang sesuai dengan konsep-konsep yang akan dibentuknya.

4. Ruang lingkup Pembelajaran IPS

Sedangkan ruang lingkup mata pelajaran IPS dalam kurikulum KTSP 2006 meliputi aspek-aspek sebagai berikut: a Manusia, tempat, dan lingkungan b Keberlanjutan dan perubahan c Sistem Sosial dan budaya d Perilaku ekonomi dan kesejahteraan 35 34 Gunawan, Op.Cit, h. 17 35 Ibid 32 Aspek yang digali dalam penelitian ini adalah point keempat yaitu mengenai perilaku ekonomi dan kesejahteraan. Aspek berkaitan dengan distribusi, konsumsi, dan produksi dalam lingkup ilmu ekonomi dan pondasinya adalah pengenalan terhadap alat transaksi dan jenis-jenis pekerjaan untuk tingkatan Sekolah Dasar Madrasah Ibtidaiyah.

5. Materi Pembelajaran Sebagai Objek PTK

Materi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi mata pelajaran IPS, pengorganisasian materi mata pelajaran IPS menganut pendekatan terpadu integrated, artinya materi pelajaran dikembangkan dan disusun tidak mengacu pada disiplin ilmu yang terpisah melainkan mengacu pada aspek kehidupan nyata factualreal peserta didik sesuai dengan karakteristik usia, tingkat perkembangan berpikir, dan kebiasaan bersikap dan berperilakunya. Berdasarkan kurikulum KTSP 2006 pada mata pelajaran IPS kelas III SD MI terdapat standar kompetensi dan kompetensi dasar , standar kompetensi, kompetensi dasar yang menjadi bahan kajian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Tabel 2.1 Pengembangan Indikator Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Mata Pelajaran IPS Kelas III Semester 2 Kompetensi dasar yang digunakan dalam penelitian adalah KD 1.1 Memahamai Jenis Pekerjaan dan Penggunaan Uang. Bahasan materi pada 33 KD tersebut adalah Mengenal Jenis-jenis Pekerjaan. Mengenal jenis-jenis pekerjaan ini adalah dasar siswa memahami pentingnya semangat kerja, dan kegiatan jual beli di lingkungan rumah dan sekolah. Agar materi tersebut dapat di cerna dengan baik oleh siswa, dalam pembelajaran akan digunakan metode fieldtrip, karena pembelajaran fieldtrip melibatkan siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dengan melihat secara langsung perilaku ekonomi dari lingkungan sekitar merekan sehingga dapat mempermudah pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Melalui pembelajaran ini siswa belajar dengan menyenangkan tanpa sekat kelas yang membatasi wawasan dan kreatifitas berpikir dalam kegiatan pembelajaran, yang akhirnya membuat siswa mampu memahami dan mengidentifikasi konsep IPS.

C. Konsep Fieldtrip

1. Pengertian fieldtrip

Beberapa pengertian metode fieldtrip yang diungkapkan para ahli. Karyawisata fieldtrip ialah pesiar ekskursi yang dilakukan oleh para peserta didik untuk melengkapi pengalaman belajar tertentu dan merupakan bagian integral dari kurikulum sekolah 36 . Dengan karyawisata sebagai metode belajar mengajar, anak didik di bawah bimbingan guru mengunjungi tempat-tempat tertentu dengan maksud untuk belajar. Berbeda halnya dengan tamasya dimana manusia terutama pergi untuk mencari liburan, dengan karya-wisata manusia diikat oleh tujuan dan tugas belajar. Metode fieldtrip ialah “suatu cara penguasaan bahan pelajaran oleh para anak didik dengan jalan membawa mereka langsung ke obyek yang terdapat di luar kelas atau di lingkungan kehidupan nyata, agar mereka dapat mengamati atau mengalami secara langsung ” 37 . 36 Syaiful Sagala. Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2010, h. 214 37 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2008, h. 240 34 Senada dengan pendapat para ahli di atas Sriyono, dkk. Seperti dikutip Mulyasa, “mengungkapkan metode fieldtrip memungkinkan anak mengenal realita kehidupan masyarakat, mampu mengamati, meneliti, dan memelajari suatu obyek di luar sekolah ”. 38 Fieldtrip tidak sama dengan tamasya, sebab mengandung tugas-tugas yang harus diselesaikan oleh siswa. Misalnya anak diajak ke pabrik kecap, pabrik jenang, percetakan, kebun jeruk, dan sebagainya. Berdasarkan uraian tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa fieldtrip adalah sebuah metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran yang menghendaki adanya pengamatan dan pengalaman secara langsung. Inti dari metode fieldtrip ialah pembelajaran yang dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan dan pengalaman pada peserta didik dengan cara langsung membawa peserta didik pada obyek atau kehidupan nyata dalam lingkungan.

2. Kelebihan Metode FieldTrip

Metode karyawisata atau fieldtrip mempunyai beberapa kelebihan antara lain : a. Fieldtrip memiliki prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran. b. Membuat apa yang dipelajari di sekolah lebih relevan dengan kenyataan dan kebutuhan masyarakat. c. Pengajaran serupa ini dapat lebih merangsang kreativitas siswa. d. Informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas dan aktual. 39 Menurut Syaiful Sagala mengemukakan bahwa kelebihan metode fieldtrip adalah : a. Anak didik dapat mengamati kanyataan-kenyataan yang beraneka ragamdari dekat. 38 Mulyasa E, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005, h. 112 39 Djamarah, Op.Cit, h.94 35 b. Anak didik dapat menghayati pengalaman-pengalaman baru dengan mencoba turut serta di dalam suatu kegiatan. c. Anak didik dapat menjawab masalah-masalah atau pernyataan pernyataan dengan melihat, mendengar, mencoba, dan membuktikan secara langsung. d. Anak didik dapat memperoleh informasi dengan jalan mengadakan wawancara atau mendengar ceramah yang diberikan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. e. Anak didik dapat mempelajari sesuatu secara intensif dan komprehensif. 40 Sedangkan menurut Roestiyah menyatakan kelebihan metode karyawisata atau fieldtrip yaitu: a. Siswa memperoleh pengalaman belajar yang tidak didapatkan di sekolah, sehingga kesempatan tersebut dapat mengembangkan bakat khusus atau keterampilan siswa. b. Siswa dapat melihat berbagai kegiatan di lingkungan luar sehingga dapat memperdalam dan memperluas pengalaman siswa. c. Dengan obyek yang ditinjau langsung, siswa dapat memperoleh bermacam-macam pengetahuan dan pengalaman yang terintegrasi dan tidak terpisah-pisah dan terpadu. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode fieldtrip mempunyai beberapa kelebihan, yaitu: a. Siswa dapat mengamati kenyataan yang bermacam-macam dari tempat bekunjung siswa. b. Siswa dapat menghayati pengalaman-pengalaman baru. c. Siswa dapat memperoleh informasi langsung yang berasal dari pengamatan siswa itu sendiri. d. Siswa dapat mempelajari suatu materi secara integral dan terpadu. 41 40 Sagala. Op.Cit, h. 215 41 Roestiyah, Op.Cit, h. 88

Dokumen yang terkait

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ekonomi Dengan Menggunakan Metode Word Square (PTK Pada Siswa Kelas VIII H Semester Genap Di Madrasah Tsan

0 2 16

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ekonomi Dengan Menggunakan Metode Word Square (PTK Pada Siswa Kelas VIII H Semester Genap Di Madrasah Tsan

0 1 13

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PUISI MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS III SEMESTER I Upaya Peningkatan Hasil Belajar Puisi Melalui Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas III Semester I SDN 01 Suruhkalang Kecamatan Jaten Kabupaten Karanganyar

1 5 13

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN METODE JIGSAW PADA SISWA Upaya peningkatan hasil belajar ekonomi dengan menggunakan metode Jigsaw pada siswa Kelas VIII E SMP Negeri 3 Ngadirojo Tahun Ajaran 2011/2012.

0 0 15

PENERAPAN PEMBELAJARAN SAINS MENGGUNAKAN. docx

0 0 2

Perbandingan Hasil Belajar Matematika An

0 0 14

UPAYA MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH SISWA DE

0 1 16

BAB III METODOLOGI PENELITIAN - HUBUNGAN ANTARA KESIAPAN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA SMA NEGERI 64 DI JAKARTA TIMUR - Repository Fakultas Ekonomi UNJ

0 0 14

HUBUNGAN ANTARA KETERATURAN DIRI DALAM BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 93 JAKARTA TIMUR - Repository Fakultas Ekonomi UNJ

0 1 9

BAB III METODOLOGI PENELITIAN - HUBUNGAN ANTARA KETERATURAN DIRI DALAM BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 93 JAKARTA TIMUR - Repository Fakultas Ekonomi UNJ

0 0 16