6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Diare
Diare didefinisikan sebagai meningkatnya frekuensi buang air besar dan berubahnya konsistensi menjadi lebih lunak atau bahkan cair. Hartanti H, 2002;
WHO, 2005; Juffrie M dkk, 2009 Menurut pengertian lain diare adalah buang air besar yang tidak normal dimana terdapat perubahan konsistensi menjadi lembekcair
dan perubahan frekuensi lebih dari 3 kali dalam sehari. Garnadi Y dkk, 2000 Buang air besar encer tersebut dapat tanpa disertai lendir dan darah. Sudoyo AW, 2009
Menurut World Gastroenterology Organisation Global Guidelines 2005, diare akut didefinisikan sebagai pasase tinja yang cairlembek dengan jumlah lebih banyak
dari normal, berlangsung kurang dari 14 hari. Sudoyo AW, 2009. Sedangkan diare persisten adalah diare akut dengan atau tanpa darah yang berlangsung selama 14 hari
atau lebih. Juffrie M dkk, 2009
2.2. Klasifikasi Diare
Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan: 1.
Lama waktu diare : akut atau kronik. 2.
Mekanisme patofisiologis : osmotik atau sekretorik dll. 3.
Ada atau tidak adanya infeksi : diare infeksi spesifik atau diare non spesifik. 4.
Penyebab organik atau tidak : organik atau fungsional. 5.
Organ yang terkena infeksi : diare enteral atau parenteral. Suharyono, 2008; Sudoyo AW, 2009
2.3. Etiologi Diare
a. Faktor infeksi
Sampai beberapa tahun yang lalu kuman-kuman patogen hanya dapat diidentifikasi dari 25 tinja penderita diare akut. Garnadi Y dkk, 2000 Beberapa
kuman patogen ini adalah penyebab penting diare akut di semua negara berkembang yaitu:
1. Virus
Rotavirus Rotavirus merupakan penyebab paling sering dari gastroenteritis akut pada anak-
anak dibawah 5 tahun. Rotavirus banyak menyebabkan dehidrasi dan dihubungkan dengan mortalitas yang tinggi dibandingkan agen yang lain.
Rotavirus diperkirakan sebagai penyebab diare cair akut pada 20-80 anak di dunia. Merupakan penyebab kematian pada 440.000 anak dengan diare per
tahunnya di seluruh dunia. Sekitar sepertiga anak umur kurang dari 2 tahun pernah mengalami episode diare karena Rotavirus. Rotavirus diduga menyebar
melalui kontak langsung. Akibat infeksi Rotavirus ini, pada usus terjadi kerusakan sel epitel mukosa usus, infeksi sel-sel radang pada lamina propria,
pemendekan jonjot usus, pembengkakan mitokondria, dan bentuk mikrovilli yang tidak teratur. Garnadi Y dkk, 2000; Robinson dan Roberton, 2003 ; Juffrie M dkk,
2009
2. Bakteri
Enterotoksigenik E.coli ETEC ETEC adalah penyebab penting diare cair akut pada orang dewasa dan anak-
anak di negara berkembang. ETEC tidak masuk ke dalam mukosa usus dan diare yang terjadi disebabkan karena toksin yang dihasilkan. Garnadi Y dkk, 2000
Shigella sp Shigella ada dua bentuk yaitu bentuk diare cair dan bentuk disentri. Infeksi
Shigella pada manusia dapat menyebabkan keadaan mulai dari asimptomatik sampai dengan disentri hebat disertai dengan demam, kejang-kejang, toksis,
tenesmus ani, serta tinja yang berlendir dan berdarah. Patogenesis terjadinya diare oleh Shigella sp ini ialah karena kemampuannya mengadakan invasi ke
epitel sel mukosa usus. Akibat invasi dari bakteri ini terjadi infiltrasi sel-sel polimorfonuklear PMN dan kerusakan sel epitel mukosa sehingga timbul tukak
kecil-kecil di daerah invasi yang menyebabkan sel-sel darah merah, plasma protein, sel darah putih masuk ke lumen usus dan akhirnya keluar bersama tinja.
Garnadi Y dkk, 2000; Suharyono, 2008 Enteroinvasive E.coli EIEC
Strain ini juga dapat menimbulkan diare berlendir dan darah, karena sifat invasif dari strain tersebut yang dapat menembus sel mukosa usus besar sehingga
terjadi kerusakan dari mukosa usus. Diare yang disebabkan oleh EIEC ditandai dengan demam, tenesmus, serta darah dan lendir dalam tinjanya. Garnadi Y dkk,
2000; Suharyono, 2008 Salmonella sp
Salmonella yang paling sering menimbulkan diare yang paling sering pada anak ialah S.paratyphi A, B, dan C. Patogenesis Salmonella sp ini seperti halnya
Shigella dapat melakukan invasi ke dalam mukosa usus halus sehingga juga dapat dijumpai lendir. Separuh dari kasus-kasus dilaporkan menjadi baik dalam
beberapa hari, sedang sebagian lainnya diare berlangsung terus tanpa mempengaruhi keadaan umum penderita. Garnadi Y dkk, 2000; Suharyono, 2008
Vibrio cholera Vibrio cholera ada 2 macam yaitu cholera klasik dan cholera ElTor. Klinis sukar
dibedakan, ada yang mengatakan yang klasik lebih parah tetapi ada yang
mengatakan sama saja. Vibrio cholera menyebabkan diare yang hebat. Garnadi
Y dkk, 2000; Suharyono, 2008
3. Parasit
Infeksi parasit pada diare meliputi Criptosporidium, Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Balantidium coli, Ascaris, Trichuris, dan Strongiloides. Diare
akibat parasit – parasit ini menyebabkan diare cair yang bertahan lebih dari satu
minggu. Manifestasi klinis lainnya dapat berupa nyeri abdomen, demam, anoreksia, dan nausea. Robinson dan Roberton, 2003
b. Malabsorbsi laktosa