2.6. Manifestasi klinis
Diare akut karena infeksi dapat disertai muntah, demam, tenesmus, hematokezia, nyeri perut, dan kejang perut. Mula-mula bayi anak menjadi cengeng,
gelisah, suhu badan mungkin meningkat, nafsu makan berkurang. Tinja makin cair, mungkin mengandung darah dan atau lendir, warna tinja berubah menjadi kehijau-
hijauan karena tercampur empedu. Karena seringnya defekasi, anus dan sekitarnya lecet karena tinja makin lama menjadi asam akibat banyaknya asam laktat, yang
terjadi dari pemecahan laktosa yang tidak dapat diabsorpsi oleh usus. Asnil P dkk, 2003
2.7. Faktor risiko diare
Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan enteropatogen: a. Tidak memberikan ASI secara penuh pada bayi sejak lahir sampai usia 4-6 bulan.
b. Tidak cukup tersedianya air bersih. c. Tercemarnya air oleh tinja.
d. Tidak ada kurangnya sarana MCK mandi, cuci, kakus. e. Kebersihan perorangan dan lingkungan yang buruk.
f. Cara penyimpanan dan penyediaan makan yang tidak higienis. g. Menggunakan botol susu yang kurang bersih. Markum AH, 1997; Garnadi Y dkk,
2000 Beberapa faktor risiko pejamu yang dapat meningkatkan kerentanan pejamu
terhadap enteropatogen diantaranya malnutrisi, imunodefisiensi, imunodepresi,
rendahnya kadar asam lambung, peningkatan motilitas usus, serta faktor genetik. Markum AH, 1997; Garnadi Y dkk, 2000
2.8. Diagnosis diare
Cara mendiagnosis pasien diare adalah dengan menentukan 3 hal berikut: Persistensinya.
Etiologinya. Derajat dehidrasinya. Juffrie M dkk, 2009
2.9. Dampak Diare
Sebagai akibat diare baik akut maupun kronik akan terjadi: 1. Kehilangan air dan elektrolit dehidrasi
Mengakibatkan terjadinya gangguan keseimbangan asam-basa asidosis metabolik dan hipokalemia. Dehidrasi terjadi karena kehilangan air lebih banyak
daripada pemasukan. Dehidrasi pada diare dapat menyebabkan kematian. 2. Gangguan gizi
Sewaktu anak menderita diare, sering terjadi gangguan gizi dengan akibat terjadinya penurunan berat badan dalam waktu yang singkat. Pada penderita diare
terjadi pengeluaran cairan yang berlebihan sedangkan pemasukan makanan berkurang. 3. Gangguan sirkulasi darah
Dapat berupa renjatan hipovolemik sebagai akibat diare dengan atau tanpa disertai dengan muntah. Akibatnya perfusi jaringan berkurang sehingga hipoksia dan
asisosis metabolik bertambah berat, dapat mengakibatkan perdarahan otak, kesadaran menurun, dan bila tak cepat diobati dapat meninggal.
4. Hipoglikemia Hipoglikemia terjadi pada 2-3 dari anak-anak yang menderita diare. Gejala-
gejala hipoglikemia tersebut dapat berupa lemas, apatis, peka rangsang, tremor, berkeringat, pucat, syok, kejang, sampai koma. Asnil P dkk, 2003; Sudoyo AW,
2009
2.10. Klasifikasi Keparahan Dehidrasi Pada Anak-anak Dengan Diare Untuk Dehidrasi
Tabel 2.10.1. Klasifikasi Dehidrasi Pada Anak-anak Dengan Diare Untuk Dehidrasi
Klasifikasi Tanda atau gejala
Tata laksana Dehidrasi berat
Terdapat dua atau lebih dari tanda-tanda berikut:
Letargis atau tidak sadar. Mata cekung.
Tidak bisa minum atau malas minum.
Cubitan kulit
perut kembalinya
sangat
lambat.
Jika tidak ada klasifikasi berat lainnya: beri cairan untuk
dehidrasi berat rencana terapi C.
Jika anak juga mempunyai klasifikasi berat lainnya :
- Rujuk segera dan selama
dalam perjalanan ibu diminta terus memberi larutan oralit
sedikit demi sedikit. -
Anjurkan ibu agar tetap memberi ASI.
Jika ada kolera di daerah tersebut, beri obat antibiotik
untuk kolera.
Dehidrasi ringansedang
Terdapat dua atau lebih dari tanda-tanda berikut :
Gelisah, rewel, atau mudah marah.
Mata cekung. Haus, minum dengan
lahap. Cubitan
kulit perut
kembalinya lambat. Beri cairan dan makanan sesuai
rencana terapi B. Jika anak juga mempunyai
klasifikasi berat lainnya : -
Rujuk segera ke rumah sakit dan selama dalam perjalanan
ibu diminta terus memberi larutan oralit sedikit demi
sedikit.
- Anjurkan ibu agar tetap
member ASI. Nasihati ibu kapan harus
kembali segera. Kunjungan ulang setelah 5 hari
bila tidak ada perbaikan. Tanpa dehidrasi
Tidak cukup
tanda-tanda dehidrasi
Beri cairan dan makanan sesuai rencana terapi A.
Nasihati ibu tentang kapan harus kembali segera.
Kunjungan ulang setelah 5 hari bila tidak ada perbaikan.
a. Jika ada diare 14 hari atau lebih