Fungsi Pendidikan Agama Islam

12 dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan agama yang lebih tinggi”. 13 Tujuan sejati pendidikan agama Islam adalah “menghasilkan orang-orang yang beriman dan juga berpengetahuan, yang satu sama lain saling menopang”. 14 Tujuan pendidikan agama Islam dalam kurikulum SLTP adalah untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk melanjutkan pada jenjang yang lebih tinggi. 15 Tujun pendidikan agama Islam di sekolah lanjutan memberi bekal agama Islam lebih lanjut dalam kehidupan. Pendidikan agama Islam diberikan secara mendalam, disamping itu diberikan pula nilai-nilai agama dalam hubungan manusia dengan alam, serta mulai diberikan dalil Al- Qur’an dan hadits. Perlu pula diperluas pengetahuan tentang hubungan agama dengan ilmu pengetahuan dengan kepentingan masyarakat. 16

3. Fungsi Pendidikan Agama Islam

Menurut kamus lengkap bahasa Indonesia kata fungsi berarti: Peranan, pekerjaan yang dilakukan. Pendidikan agama sangat diharapkan berperan langsung dalam upaya pencapaian Tujuan Pendidikan Nasional, karena tanpa melalui pendidikan agama keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa tidak mungkin dapat diwujudkan, karena itu pendidikan 13 Abdul Majid S. Ag, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005, Cet Ke-2, h. 135 14 Syed Sajjad Husain dan Syed Ali Ashraf, Krisis Dalam Pendidikan Islam, Terj. Drs. Fadhlan Mudhafir, Jakarta: Al-Mawardi Prima, 2000, cet Ke-1, h. 49 15 Abdul Majid Dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004, Cet Ke- 1, h. 135 16 Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam Dalam Keluarga Dan Sekolah, Jakarta: Ruhama, 1995, cet. 2, h.96 13 agama termasuk pendidikan Agama Islam mempunyai peran dan kedudukan yang penting dalam Sistem Pendidikan Nasional. 17 Sedangkan fungsi pendidikan agama Islam pada sekolah menengah mempunyai peranan sebagai berikut: 18 a. Pengembangan Pengembangan merupakan peningkatan kadar keimanan dan ketakwaan siswa kepada Allah SWT, yang telah ditanamkan dalam lingkungan kelurga sehingga nilai keimanan dan ketakwaan terus berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangan anak. b. Penanaman nilai Sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.. c. Penyesuaian mental Untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam. d. Perbaikan Perbaikan adalah usaha-usaha yang dilaksanakan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan dan kelemahan siswa dalam keyakinan, pemahaman dan pengalaman ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari. e.Pencegahan Pencegahan merupakan upaya menangkal hal-hal negatif yang datang dari lingkungan atau budaya asing yang dapat mebahayakan dirinya dan dapat menghambat perkembangan menuju manusia Indonesia seutuhnya. f. Pengajaran Pengajaran merupakan usaha menyampaikan materi pelajaran kepada siswa dalam kegiatan proses belajar mengajar. 17 Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, …, h. 75 18 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berba sis Kompetens,…,hal 134 14 g. Penyaluran Penyaluran yaitu memberikan kesempatan kepada anak-anak yang memiliki bakat dan kemampuan khusus dalam bidang agama untuk menyalurkan agar bakat tersebut terus berkembang secara optimal, dan akan bermanfaat baik untuk dirinya sendiri maupun bagi orang lain, di sekolah, khususnya guru pendidikan agama Islam berperan menyalurkan bakat yang telah dimiliki agar terus berkembang. 19 Dengan demikian pendidikan agama Islam memiliki fungsi sangat signifikan pada penerapan proses pembelajaran. Pendidikan agama Islam dapat membentuk karakter pribadi siswa kearah yang lebih baik. Pendidikan agama adalah salah satu unsur wajibnya harus di sampaikan kepada siswa sesuai dengan keyakinan agama masing-masing. Pendidikan agama yang layak di kembangkan adalah pengajaran agama kontekstual. Nilai agama dapat dikembangkan melalui pendekatan kultural tanpa harus melakukan doktrin dan dogmatisme agama. Proses pembelajaran pendidikan agama secara kontekstual mengharuskan guru mampu menginterpretasikan teks agama sesuai dengan perkembangan zaman. Model pembelajaran ini dapat disebut pembelajaran agama substantif. Agama tidak harus diterjemahkan secara formal legalistik. Tetapi bagaimana agama dalam proses pengajaran mampu mempengaruhi kepribadian siswa sehingga terbentuk etika personalitas. Simbolisme agama harus dieliminasi secara proporsional. Disinilah pendidikan agama kepada siswa memainkan peranan utama. Pendidikan agama dapat dikatakan berhasil apabila anak didik dapat mengenal nilai-nilai humanisme, keadilan, toleransi, penghormatan terhadap orang lain, sehingga semua nilai kebijakan itu dapat di implementasikan dalam kehidupan sehari- hari. 19 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berba sis Kompetens,…,hal 134-135 15

4. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam