2. Abdul Rahman Shaleh mendefinisikan secara sederhana, minat dapat diartikan
sebagai suatu kecenderungan untuk memberikan perhatian dan bertindak terhadap orang, aktivitas atau situasi yang menjadi objek dari minat tersebut
dengan disertai perasaan senang. 3.
Menurut dr. Zakiah Dradjat, dkk minat adalah kecenderungan jiwa yang tetap kejurusan suatu hal yang berharga bagi orang. Sesuatu yang berharga bagi
seseorang adalah sesuai dengan kebutuhan. 4.
Menurut Decroly, minat itu adalah pernyataan suatu kebetulan yang tidak terpenuhi. Kebutuhan itu timbul dari dorongan hendak memberi kepuasan
kepada suatu instink. Minat terhadap benda-benda tertentu dapat timbul dari berbagai sumber antara lain perkembangan instink dan hasrat, fungsi-fungsi
intelektual, pengaruh lingkungan, pengalaman, kebiasaan, pendidikan dan sebagainya.
5. Minat merupakan salah satu dimensi dari aspek afektif yang banyak berperan
juga dalam kehidupan seseorang, khususnya dalam kehidupan belajar seseorang. Aspek afektif adalah aspek yang mengidentifikasi dimensiperasaan
dari kesadaran emosi, disposisi dan kehendak yangmempengaruhi pikiran dan tindakan seseorang.
28
Dari definisi yang sudah diuraikan dapat dilihat bahwa minat merupakan suatu dorongan yang menyebabkan terikatnya perhatian individu pada obyek tertentu.
28
Dimyati Mahmud, 1998,
Psikologi Pendidikan
, Yogyakarta : Rake Pers, hlm. 310.
Obyek yang dimaksud yaitu pekerjaan,pelajaran, benda, orang, dll. Minat mempunyai karakteristik pokok yaitu melakukan kegiatan yang dipilih sendiri dan menyenangkan
sehingga dapat membentuk suatu kebiasaan dalam diri seseorang. Minat merupakan sesuatu yang dipelajari, bukan bawaan sejak lahir dan dapat berubah-ubah tergantung
pada : kebutuhan, pengalaman, mode. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya minat, diantaranya yaitu : kebutuhan fisik, sosial dan egoistik serta
pengalaman. Setiap manusia mempunyai kebutuhan dan pengalaman yang berbeda- beda, tergantung tingkat pendidikan, usia, pekerjaan dan keinginan masing-masing,
seperti halnya minat untuk beribadah dan melakukan kegiatan sosial budaya pada Gereja HKBP Sudirman Medan.
Ciri – ciri minat
29
adalah: a.
Adanya objek yang bersangkut paut dengan dirinya b.
Adanya sambutan yang sadar c.
Adanya tujuan tertentu. Adapun minat seseorang dipengaruhi oleh beberapa hal seperti kondisi fisik,
psikis dan lingkungan sosial
30
, sebagaimana yang akan di jelaskan dibawah ini:
29
Sutarno,1995,
Pemahaman Individu II
, Surakarta : UNS, hlm. 4.
30
Diyamti Mahmud,
op.cit
, hlm. 200.
3.1.1 Kondisi Fisik
Keadaan jasmani dan kondisi yang baik akan mempengaruhi minat terhadap sesuatu yang lebih tinggi. Namun setelah adanya suatu peristiwa, sehingga
mengakibatkan seseorang mengalami cacat jasmani, makaorang tersebut akan berubahlah minat terhadap apa yang menajadi perhatiannya, sehingga lebih suka
kepada hal-hal yang lebih sesuai dengan keadaan dirinya. Sama halnya dengan jemaat HKBP Sudirman yang jemaatnya memiliki kondisi fisik yang bagus dan mendukung
untuk beribadah di HKBP Sudriman Medan, dengan memperhatikan lokasi keberadaan gereja ini yang sulit untuk dijangkau dengan angkutan umum. Yang
tampak dari pembagian wilayah tempat tinggal jemaat HKBP Sudirman Medan, yaitu Wijk
31
Jati Ulu Mangkubumi, Wijk Kampung Hamdan, Wijk Kampung Anggrung I, Wijk Kampung Anggrung II, Wijk Kampung Baru, Wijk Medan Baru, Wijk Medan
Baru I, Wijk Medan Baru II, Wijk Medan Baru III, Wijk Medan IV, Wijk Medan Baru V, Wijk Medan Baru VI, Wijk Medan Baru VII, Wijk Medan KotaPJKA, Wijk
Medan Timur, Wijk Padang Bulan, Wijk Pasar Merah, Wijk Petisah Darat, Wijk PoloniaSudirman, Wijk Putri Hijau, Wijk Sai Agul, Wijk Sei Belutu, Wijk Sekip
Silalas Wijk Setia Budi, Wijk Sukaraja.
32
Dari kondisi tempat tinggal jemaat yang cukup jauh dari gereja HKBP Sudirman sehingga jemaat harus memiliki kondisi fisik
yang bagus.
31
Wijk berasal dari bahasa Belanda yang berarti membagi masyarakat dalam pemukima- pemukiman setingkat desa dan di pimpin kepala desa. Tetapi wijk yang dimaksud disni pembagian
anggota jemaat berdasarkan lingkungan tempat tinggal mereka. Pembagian ini mempermudah untuk memantau jemaat.
32
T.M Napitupuluh, dkk, op.cit, hlm. 21.
3.1.2 Kondisi Psikis
Perubahan psikis seseorang akan mempengaruhi minat terhadap suatubidang tertentu. Misalnya dengan gangguan jasmani danrohaninya, seseorang akan
mempunyai keinginan yang berbeda. Serta adanya konflik yang membuat terganggunya psikis seseorang terhadap hal atau sesuatu tersebut. HKBP Sudirman
Medan yang merupakan organisasi keagamaan tidak terlepas dari konflik ini terbukti pada tahun 1996 jemaat dari HKBP Sudirman Medan mengalami perpecahan akibat
pemilihan kepemimpinan ephorus, sehingga konflik ini sempat mempengaruhi minat jemaat untuk bergereja di HKBP Sudirman Medan.
3.1.3 Kondisi Lingkungan Sosial
Lingkungan atau alam sekitar akan mempengaruhi minat meskipundalam waktu yang relatif lama. Lingkungan gereja HKBP Sudirman Medan yang kondusif dan
memberikan rasa nyaman dan aman kepada setiap jemaat yang beribadah di tempat ini semakin menumbuhkan minat dari jemaat yang bergereja disini, karena
kenyamanan adalah modal yang besar dalam proses berlangsungnya ibadah yang hikmat.
Jadi dapat disimpulkan bahwa minat berkunjung dapat diartikan sebagaisuatu keinginan seseorang untuk mendatangi suatu tempat atau acara tertentu.Minat
berkunjung merupakan cerminan dari keinginan dan keinginan ini jugasebagai bentuk ketertarikan karena adanya stimulus rangsangan tertentu darieksternal atau luar
individu.
Minat atau atensi ini dapat digambarkan dari ketertarikan masyarakat Batak di kota Medan yang beragama Kristen Protestan memandang gereja HKBP Sudirman
sebagai objek yang dapat menarik minat atau perhatian mereka untuk tempat melakukan ibadah, kegiatan budaya dan sosial. Kegiatan ini terus meningkat mulai
dari berdirinya gereja HKBP Sudirman hingga tahun 2000.
3.2 Gereja HKBP Sudirman Medan Sebagai Pusat Peribadatan 1954-1976
Awalnya gereja HKBP Sudirman sudah memiliki 18 gereja pagaran yang berada di luar kota Medan, sehingga gereja HKBP Sudirman menjadi pusat
peribadatan bagi masyarakat Batak di kota Medan yang beragama Kristen Protestan dan satu-satunya Ressort
33
di kota Medan. Hal ini terjadi karena tahun-tahun ini belum banyak terdapat gereja kesukuan lain di kota Medan sehingga masyarakat
Batak yang beragama Kristen Protestan beramai-ramai beribadah di gereja HKBP Sudirman. Walaupun HKBP Sudirman sebenarnya merupakan gereja Batak Toba
tetapi jemaatnya pada tahun 1954-1976 bukan hanya terdiri dari suku batak toba saja tetapi juga suku-suku batak yang lain seperti, Simalungun, Pak-pak dan Angkola
yang pada tahun-tahun tersebut sudah berada di Medan. Pada tahun 1955 gereja HKBP di kota Medan dimekarkan menjadi 3 Ressort yaitu Resort Medan, Ressort
Medan Timur dan Ressort Langkat. Ressort Medan yang dimaksud disini merupakan HKBP Sudirman.
33
Ressort adalah gereja yang dijadikan sebagai pusat atau pegawas dari gereja-geraja pagaran yang belum dapat berdiri sendiri atau masih belum dapat mandiri.Biasanya gereja yang menjadi
Ressort bertanggung jawab kepada gereja pagarannya dalam bidang memberikan pelayanan dan lain- lain.atau sering disebut ressort adalah himpunan dari sejumlah jemaat dari beberapa gereja HKBP.
Pemekaran ini terjadi untuk memaksimalkan pelayanan yang dilakukan terhadap jemaat-jemaat HKBP. Pada tahun 1956 dengan perkembangan jemaat
HKBP di Medan yang semakin pesat, sehingga HKBP Sudirman meminta kepada Pusat HKBP di Pearaja untuk pembagian jemaat agar memaksimalkan pelayanan.
HKBP Sudirman memutuskan untuk membagi jemaat berdasarkan wilayah atau tempat tinggal dari jemaat-jemaat HKBP Sudirman pada saat itu.Hal ini dilakukan
agar jemaat dapat dengan mudah menjangkau dan menerima pelayanan dari gereja HKBP. Akhirnya HKBP Sudirman membagi jemaat tersebut dalam gereja-gereja
pagaran, dimana gereja HKBP Sudirman masih menjadi pusat atau pengawas dari gereja-gereja pagaran tersebut hingga layak menjadi gereja HKBP yang mandiri dan
dapat berdiri sendiri sebagai gereja HKBP yang seutuhnya. Adapun gereja-gereja pagaran dari HKBP Sudirman saat itu
34
adalah : 1.
Simpang Limun 2.
Padang Bulan 3.
Martoba 4.
Sukarame 5.
Bangun sari 6.
Sei putih 7.
Pancur batu.
34
T.M Napitupulu,dkk,
op.cit
., hlm. 13.