DESKRIPSI WILAYAH Pemberdayaan Pemerintah Kelurahan Dalam Rangka Pelayanan Masyarakat ( Studi Pada Kelurahan Sari Rejo, Kecamatan Medan polonia, Kota Medan, Sematera Utara )

BAB III DESKRIPSI WILAYAH

A. Sejarah Singkat Kelurahan Sari Rejo

Kelurahan Sari Rejo merupakan hasil dari pemekaran Kelurahan Polonia. Pada awalnya masih termasuk dalam wilayah Kecamatan Medan Baru yang kemudian dimekarkan sesuai dengan S.K. Gubsu No. 821:41991 pada tanggal 31 Oktober 1991. Kecamatan Medan Baru kemudian dimekarkan menjadi Kecamatan Medan Polonia dan Kecamatan Medan Maimoon Kota Medan. Kelurahan Sari Rejo masih berada didalam inti Kota Medan dengan perincian sebagai berikut : • Tempat pemukiman warga • Lahan pekuburan umum • Tempat peribadatan • Tempat pendidikan • Lahan pertanianperladangan • Prasarana umum lainnya Kelurahan Sari Rejo juga memiliki batas sebagai berikut : • Sebelah Utara : Berbatasan dengan Lapangan Golf Lanud Medan, Landasan Pacu Polonia. • Sebelah Timur : Berbatasan dengan Perumahan Taman Malibu Indah dan Kelurahan Suka Damai. Universitas Sumatera Utara • Sebelah Selatan : Berbatasan dengan rel kereta api dan Kelurahan Pangkalan Mashyur. • Sebelah Barat : Berbatasan dengan Sei Babura. Untuk masuk ke Kelurahan Sari Rejo dapat dilakukan dengan melalui tiga jalur utama, yaitu : jalur pertama, melalui Jalan SMUN 2 Medan, Jalur kedua, melalui Jalan Karya Jasa yang tepatnya melalui depan Asrama Haji dan jalur yang ketiga melalui SDN 064027 yang terletak di kawasan simpang Karya Wisata. Fasilitas transpotasi angkutan umum yang melalui Kelurahan Sari Rejo ada 2 lyn, yaitu yang pertama terminalnya berada di Jalan Cempaka dan yang kedua terminalnya berada di Jalan Karya Bakti. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat LPM Kalurahan Sari Rejo, sebagai lembaga resmi yang mewakili kepentingan warga telah ke Dinas Perhubungan Kota Medan agar Kelurahan Sari Rejo dapat dilalui angkutan kota yang memiliki trayek sesuai dengan surat LPM No. 06LPMSRI2005 dan disusul dengan surat No. 47LPMII2006 pada tanggal 8 Februari 2006 yang telah diketahui dan disetujui oleh Lurah Sari Rejo. Namun hingga kini tuntutan dari lembaga yang mewakili aspirasi masyarakat Sari Rejo, belum mendapatkan realisasi dari Pemerintah Kota Medan. Mengenai sarana lainnya seperti PLN, listrik, air bersih telah dinikmati oleh masyarakat Kelurahan Sari Rejo. Jalan-jalan utama kelurahan telah diaspal beton hot mix, kecuali jalan di belakang Komplek Paskhas TNI AU dan Jalan Mawar Ujung yang tembus ke Jalan Karya Jasa yang panjangnya lebih kurang 800 meter. Universitas Sumatera Utara Namun khusus menyikapi masalah ini, pihak Kelurahan Sari Rejo berusaha untuk benar-benar dapat merealisasikan aspirasi dan tuntutan warga masyarakatnya terhadap prasarana yang belum terpenuhi dengan baik, maka permasalahan tentang perbaikan jalan dan jembatan yang ada di Kelurahan Sari Rejo telah diusulkan dalam Program Pembangunan 2007 ini termasuk pembuatan parit disisi kanan dan kiri jalan disepanjang jalan utama serta penggantian titi gantung menjadi jembatan permanen. Hal ini sangat penting karena jembatan titi gantung merupakan jalan alternatif yang menghubungkan antara Kelurahan Sari Rejo dengan Kelurahan Titi Rantai Kecamatan Medan Selayang. Selain perumahan tempat pemukiman warga pihak Kelurahan Sari Rejo juga turut berperan aktif dalam pembangunan yaitu : 1. Sarana Ibadah 2. Sarana Pendidikan 2. Sarana Lainnya

B. Jumlah Penduduk Kelurahan Sari Rejo Tabel 1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

NO JENIS KELAMIN JUMLAH 1 Laki-laki 10.523 orang 2 Perempuan 13.768 orang Jumlah 24.291 orang Sumber : Profil Kelurahan Sari Rejo Tahun 2006 Universitas Sumatera Utara Tabel diatas menerangkan bahwa di Kelurahan Sari Rejo memiliki jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki-laki adalah sebanyak 10.523 jiwa atau 43,36 sedangkan jumlah penduduk yang berjenis kelamin perempuan adalah sebanyak 13.768 jiwa atau sekitar 56,67 dari jumlah penduduk yang ada di Kelurahan Sari Rejo, Kecamatan Medan Polonia yang tersebar dalam sembilan lingkungan. Dari tabel diatas dapat dilihat penduduk yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak jika dibandingkan dengan penduduk yang berjenis kelamin laki-laki dan dapat dibayangkan betapa besarnya perkembangan penduduk di Republik Indonesia, jika satu kelurahan saja memiliki populasi penduduk yang besar. Sedangkan untuk jumlah penduduk yang dikelompokkan berdasarkan tingkatan umurnya, maka dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur NO GOLONGAN UMUR JUMLAH 1 0 – 12 bulan 473 jiwa 2 1 – 5 tahun 2.134 jiwa 3 6 – 10 tahun 1.943 jiwa 4 11 – 15 tahun 2.300 jiwa 5 16 – 20 tahun 1.983 jiwa 6 21 – 25 tahun 1.731 jiwa 7 26 – 30 tahun 1.835 jiwa 8 31 – 35 tahun 1.895 jiwa 9 36 – 40 tahun 2.009 jiwa Universitas Sumatera Utara 10 41 – 45 tahun 2.054 jiwa 11 46 – 50 tahun 1.808 jiwa 12 51 – 55 tahun 1.678 jiwa 13 55 tahun 2.448 jiwa Jumlah 24.291 jiwa Sumber : Profil Kelurahan Sari Rejo Tahun 2006 Dari tabel diatas diketahui bahwa jumlah penduduk yang paling banyak berdasarkan pengelompokkan umur adalah antara usia 55 tahun yaitu sebanyak 2.448 jiwa atau 10,07. Sedangkan penduduk yang paling sedikit berdasarkan pengelompokan umur adalah usia 1-12 bulan yaitu sebanyak 473 jiwa atau 1,94. Jika dilihat jumlah penduduk yang masih balita adalah sebanyak 2.607 jiwa atau sekitar 10,73 . Jumlah penduduk yang berada pada usia pekerja yang produktif, yaitu yang berumur diantara 15-55 tahun adalah 15.420 jiwa atau sekitar 63,48. Tabel 3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama NO AGAMA JUMLAH 1 ISLAM 20.213 jiwa 2 KRISTEN PROTESTAN 3.374 jiwa 3 KRISTEN KATOLIK 463 jiwa 4 HINDU 241 jiwa 5 BUDHA - Jumlah 24.291 jiwa Sumber : Profil Kelurahan Sari Rejo Tahun 2006 Universitas Sumatera Utara Masalah agama adalah suatu masalah yang sangat mudah untuk menimbulkan suatu keretakan dan permasalahan didalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dari keadaan yang peneliti lihat di Kelurahan Sari Rejo bahwa telah terjalin suatu kerukunan antar umat beragama dan adanya sifat toleransi yang tinggi bagi masing-masing individu untuk memeluk dan beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaan yang diyakininya. Adanya kerukunan dan toleransi didalam kehidupan masyarakat dapat dilihat jika sedang melakukan kerja bakti, kegiatan kemasyarakatan, dan sebagainya dimana masyarakat tergabung menjadi satu dan masyarakat juga tidak membeda-bedakan dan membandingkan antara agama yang satu dengan agama yang lainnya. Letak lokasi peribadatan saling berdekatan antara yang satu dengan yang lainnya dan pada kenyataannya selama ini mereka memberi kebebasan umat yang beragama lain dalam melakukan ibadah sesuai keyakinannya masing-masing. Dari jumlah penduduk di Kelurahan Sari Rejo yaitu 24.291 jiwa,masyarakat mayoritas beragama Islam yaitu 20.213 jiwa atau sekitar 83,21, yang beragama Kristen Protestan berada di urutan kedua yaitu sebesar 3.374 jiwa atau sekitar 13,88, yang beragama Kristen Katolik berjumlah 463 atau sekitar 1,90, yang beragama Hindu ada 241 jiwa atau sekitar 0,99. Tabel 4 Jumlah penduduk berdasarkan Etnis NO ETNIS JUMLAH 1 JAWA 14.430 jiwa 2 BATAK 5.058 jiwa Universitas Sumatera Utara 3 MELAYU 1.028 jiwa 4 INDIATAMIL 241 jiwa 5 MINANG 430 jiwa 6 DAN LAIN-LAIN 3104 jiwa Jumlah 24.291 jiwa Sumber : Profil Kelurahan Sari Rejo Tahun 2006 Penduduk Kelurahan Sari Rejo bila dilihat dari jenis etnis atau suku memiliki keanekaragaman yang cukup lengkap. Etnis Jawa ada sekitar 14.430 jiwa atau sekitar 59,40 dari jumlah penduduk, etnis Batak berjumlah 5.058 jiwa atau sekitar 20,82, etnis Melayu ada 1.028 jiwa atau 4,23, etnis Minang berjumlah 430 jiwa atau sekitar 1,77, etnis IndiaTamil berjumlah 241 jiwa atau sekitar 0,99 sedangkan etnis yang lainnya, yang terdiri dari beberapa suku yang berbeda seperti Ambon,Bugis,Aceh,Cina dan sebagainya berjumlah 3104 jiwa atau sekitar 12,77 dari keseluruhan populasi penduduk yang ada di Kelurahan Sari Rejo.

C. Perjuangan Untuk Memperoleh Pengakuan Hukum

Masyarakat yang berdomisili di Kelurahan Sari Rejo saat ini berjumlah 24.291 jiwa, yang tersebar di sembilan lingkungan yang menetap secara turun temurun sejak tahun 1948 hingga sekarang dan terus berkembang dari waktu ke waktu. Sebagai masyarakat dan sebagai warga negara, maka warga Kelurahan Sari Rejo sangat mengharapkan agar hak-haknya dapat dipandang sama dan tidak dibeda- Universitas Sumatera Utara bedakan antara daerah yang satu dengan daerah yang lainnya. Hak yang dimaksudkan disini adalah hak sertifikasi atas tanah. Padahal dengan adanya legalisasi hak atas tanah tersebut, warga masyarakat dapat menjadi kekuatan untuk meningkatkan perekonomian di Kelurahan Sari Rejo, karena hak legalisasi tanah tersebut dapat dijadikan sebagai agunan di bank dan dapat menambah uang pemasukan bagi negara. Bandingkan dengan warga masyarakat yang tinggal di Perumahan Taman Malibu Indah, Villa Polonia, Villa Grand Polonia, dan warga masyarakat yang ada di Kelurahan Polonia, dan Pangkalan Mashyur yang berbatasan langsung dengan Kelurahan Sari Rejo yang telah memiliki sertifikasi atas tanah yang dikeluarkan oleh Badan Pertanahan Nasional. Yang paling menyedihkan bahwa warga masyarakat yang berada di Jalan Antariksa yang lokasinya masih berada di Kelurahan Sari Rejo dapat memperoleh sertifikasi hak atas tanah No. 4 tanggal 5 juli 2002, namun kenapa lingkungan lainnya di Kelurahan Sari Rejo tidak bias mendapatkan sertifikat tanahnya. Karena itu warga masyarakat Kelurahan Sari Rejo yang berada di lokasi yang sama bersama dengan pihak kelurahan telah berupaya dalam memperjuangkan sertifikasi hak atas tanah dengan berusaha mengajukan permohonan kepada instansi yang berwenang, dalam hal ini Badan Pertanahan Nasional BPN dan warga masyarakat telah melengkapi segala persyaratan yang diperlukan terutama surat keterangan dari pihak kelurahan dan kecamatan yang menerangkan bahwa warga masyarakat merupakan penduduk tetap dan pemilik terhadap tanah yang ada di Kelurahan Sari Rejo, Kecamatan Medan Polonia. Universitas Sumatera Utara Pihak Kelurahan Sari Rejo, melalui Lembaga Pemberdayaan Masyarakat LPM yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Kecamatan Medan Polonia tanggal 12 Mei 2004 No. 188.342620SKMP2004 yang berdasarkan Perda No. 05 tahun 2003 tentang pengesahan LPM Sari Rejo sebagi mitra dari pihak Kelurahan Sari Rejo yang berusaha untuk membantu masyarakat dalam menyalurkan segala aspirasinya. Dalam upaya untuk memperjuangkan perolehan sertifikasi hak atas tanah, masyarakat Kelurahan Sari Rejo telah menempuh proses hukum untuk mencari keadilan dan berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri Medan tanggal 18 Mei 1990 No. 310PDT.G1989PN-MDN yang dikuatkan oleh Putusan Pengadilan Tinggi Medan tanggal 20 September 1990 No. 294PDT1990PT-MDN dan Putusan Mahkamah Agung tanggal 18 Mei 1995 No. 229 KPDT1991 yang menyatakan bahwa tanah-tanah sengketa adalah tanah garapan penggugat masyarakat. Pada tanggal 26 Oktober 2004 Reg No. 418Pdt-G2004PN-MDN, Drs Tengku Azan Khan melalui Kuasa Hukumnya Abdul Majid Hutagaol SH., dan Kumala Sakti Nasution SH., telah menggugat masyarakat Sari Rejo melalui Pengadilan Negeri Medan dan setelah beberapa kali dilakukan persidangan, namun gugatan tersebut akhirnya tetap dimenangkan oleh masyarakat Sari Rejo. Pada tahun 1970, Mendagri dan Dirjen Agraria telah menerbitkan SK No. 1HPLDA1970 tanggal 3 Februari 1970, tentang pemberian hak pengelolaan hak atas tanah kepada Komando Udara Wilayah I Pangkalan Udara Medan yang telah dicabut sesuai dengan SK Mendagri dan Dirjen Agraria No. 150DA1982 tanggal 8 September 1982. Juga perlu digaris bawahi bahwa Nota Dinas Biro Hukum Universitas Sumatera Utara Departemen Pertanahan RI No. BNota 059III Rokum tanggal 23 Maret tahun 2003 yang salah satu isi nota hukumnya adalah : “Terhadap tanah yang lokasinya diluar tata ruang tersebut para penggarap dapat mengajukan permohonan hak terhadap tanah yang dikuasainya dengan membayar uang pemasukan terhadap negara”. Untuk memperjuangkan terus hak-hak masyarakat maka pada tanggal 12 September 2006 untuk ketiga kalinya LPM Sari Rejo bersama perwakilan masyarakat dari Komisi A DPRD Kota Medan dan Pihak kecamatan medan polonia dan khususnya Kelurahan Sari Rejo yang diwakili oleh Drs. H. Riwayat Pakpahan selaku Ketua Umum LPM berangkat ke Komisi II DPR-RI yang diterima oleh Ibu Hj. Tumbu Saraswati, SH pada tanggal 13 September 2006. Pada tanggal 30 Agustus 2006 anggota DPRD Medan mengadakan Rapat ke Dapem II, yaitu Kecamatan Medan Sunggal dan Kecamatan Medan Baru, yang diadakan dikantor camat Kecamatan Medan Polonia, yang intinya sebagai wakil masyarakat mereka menuntut dan mengajukan protes mengenai penutupan Jalan Avros mulai pukul 22.00-06.00 WIB, begitu juga mengenai masalah sertifikasi hak atas tanah, pengaspalan jalan, masalah angkot, pendirian Puskesmas dan pembuatan jembatan permanen di Jl. Cinta Karya Ujung. Universitas Sumatera Utara

BAB IV PENYAJIAN DATA