44
2009 menunjukkan bahwa remaja yang penanganan keluhan nyeri haid dengan kategori baik memiliki persentase 32,8 yaitu 21 responden, sedangkan
penanganan kurang sebanyak 67,2 yaitu 43 responden. Menurut Wiknjosastro 2007 untuk menurunkan angka kejadian
dismenorea dan mencegah keadaan dismenorea tidak bertambah berat, beberapa usaha dapat dilakukan seperti penerangan dan nasihat, pemberian obat analgetik,
pola hidup sehat, terapi hormonal dan terapi obat non steroid antiprostaglandin sesuai dengan petunjuk dokter. Sedangkan menurut Turana 2009 kompres
hangat dapat membantu merilekskan otot-otot dan sistem saraf. Semakin lama melakukan kompres hangat, semakin baik dan merasa rileks.
Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, didapati hasil bahwa upaya penanganan dismenorea yang dilakukan oleh responden adalah
pengompresan dengan air hangat, meminum obat penghilang rasa sakit, istirahat cukup, olahraga, mengatur pola makan, pergi ke fasilitas kesehatan, dan sebagian
lagi hanya membiarkan gejala tersebut karena terbatasnya informasi tentang kesehatan reproduksi remaja khususnya tentang menstruasi dan permasalahannya,
yaitu dismenorea.
5.2 Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Tindakan dalam Penanganan Dismenorea
Pengetahuan tentang dismenorea diperlukan oleh remaja, karena remaja
dapat melakukan tindakan dalam penanganan dismenorea terkait dengan permasalahan reproduksi yang mereka alami berupa kram, nyeri karena
ketidaknyamanan yang dihubungkan dengan dismenorea pada saat menstruasi sehingga tidak dapat mengakibatkan penurunan kualitas hidup wanita.
45
Berdasarkan penelitian dari 27 responden 50,9 melakukan tindakan dalam penanganan dismenorea dengan pengetahuan responden tidak baik, dan 6
responden 11,3 tidak melakukan tindakan dalam penanganan dismenorea dengan berpengetahuan tidak baik. Sedangkan diantara responden yang
berpengetahuan baik diperoleh 9 responden 17,0 melakukan tindakan dalam penanganan dismenorea, sebanyak 11 responden 20,8 tidak melakukan
tindakan dalam penanganan dismenorea dengan pengetahuan kategori baik. Hasil uji
chi-square
diperoleh nilai
p
= 0,005 p0,05, maka dapat disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan
tindakan dalam penanganan dismenorea. Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Rani 2003, bahwa setelah
dilakukan penyuluhan, responden mendapatkan pengetahuan dan melakukan penanganan sindroma pra haid dengan lebih baik. Semakin baik tingkat
pengetahuan yang dimiliki maka semakin baik perilaku yang dilakukan untuk menanganinya.
Hasil penelitian tersebut tidak sesuai dengan Purwoko 2000, yang mengatakan bahwa pengetahuan menyumbangkan peran dalam menentukan
pengambilan keputusan untuk memilih cara penanganan dismenorea yang benar. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan yang dilakukan oleh Wiretno
2014, diperoleh nilai
p
=0,02 p0,05 berarti ada hubungan yang bermakna antara upaya penanganan dismenore terhadap tingkat pengetahuan. Pengetahuan
seseorang tentang dismenorea sangat berpengaruh terhadap upaya penanganan. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan yang dilakukan oleh Purwani di SMAN I
46
2010, diperoleh nilai
p
= 0,004 p0,05, berarti ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang dismenore dengan penanganan. Pengetahuan seseorang baik
karena dari pendidikan dan pengalaman, Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang maka semakin tinggi upaya penanganan terhadap dismenore, dan
semakin kurang pengetahuan seseorang maka semakin kecil upaya untuk melakukan penanganan terhadap dismenore.
Hasil penelitian ini sesuai dengan Yuniarti di Akper Mamba’ul’ulum Surakarta 2012, didapatkan nilai
p
= 0,895 p=0,05, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan penanganan dismenore.
Perilaku seseorang tentang kesehatan tidak hanya ditentukan oleh pengetahuan, tetapi juga ditentukan oleh sikap, kepercayaan, tradisi. Jadi pengetahuan yang
baik belum tentu mempunyai sikap terhadap penanganan dismenorea secara medis.
Umumnya pengetahuan remaja di SMP Swasta Kualuh Kab Labuhan Batu Utara tidak baik karena dari hasil penelitian yang dilakukan disekolah tersebut
sebagian besar remaja tidak bisa menjawab kuesioner dengan baik, dikarenakan remaja tidak banyak mencari informasi dari media sosial, lingkungan,
pengalaman. Tingkat pengetahuan dikategorikan baik apabila remaja yang mengalami disminorea mampu melakukan tindakan dalam penanganan
dismenorea baik secara preventif pencegahan maupun secara kuratif pengobatan sehingga dismenorea dapat dikurangi dan tidak menurunkan
produktivitas remaja selama mengikuti pelajaran disekolah.
47
5.3 Hubungan Sikap Dengan Tindakan Dalam Penanganan Dismenorea