4.3 Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk mengidentifikasi hubungan variabel independen pengetahuan, sikap dengan vareabel dependen yaitu tindakan dalam
penanganan Disemenorea di SMP Kualuh Kabupaten Labuhan Batu Utara.
4.3.1 Hubungan Pengetahuan dengan Tindakan dalam Penanganan Dismenorea
Tabel 4.8 Hubungan Pengetahuan dengan Tindakan dalam Penanganan
Dismenorea di SMP Swasta Kualuh Kabupaten Labuhan Batu Utara Tahun 2015
No Pengetahuan Tindakan Penanganan
Dismenorea Jumlah
Nilai
p
Melakukan Tidak
Melakukan n
n n
1 Baik 9
17,0 11
20,8 20 100 2 Tidak Baik
27 50,9
6 11,3 33 100
0,005 Jumlah
36 67,9
17 32,1
53 100,0
Berdasarkan tabel 4.8 diperoleh sebanyak 27 orang 50,9 dari 33 responden pengetahuan tidak baik melakukan tindakan dalam penanganan
dismenorea, Sedangkan sebanyak 6 orang 11,3 dari 33 responden pengetahuan tidak baik dan tidak melakukan tindakan dalam penanganan dismenorea.
Sedangkan responden yang berpengetahuan baik diperoleh sebanyak 9 orang 17,0 dari 20 responden pengetahuan baik melakukan tindakan dalam
penanganan dismenorea dan sebanyak 11 orang 20,8 dari 20 responden yang berpengetahuan baik dan tidak melakukan tindakan dalam penanganan
dismenorea. Hasil
chi-square
diperoleh nilai
p
value = 0,005 p0,05, Maka dapat disimpulkan ada hubungan secara signifikan antara pengetahuan dengan
tindakan penanganan dismenorea.
4.3.2 Hubungan Sikap dengan Tindakan dalam Penanganan Dismenorea Tabel 4.9 Hubungan Sikap dengan Tindakan dalam Penanganan
Dismenoreadi SMP Kualuh Swasta Kabupaten Labuhan Batu Utara Tahun 2015
No Sikap
Tindakan Penanganan Dismenorea
Jumlah Nilai
p
Melakukan Tidak Melakukan
n n
n
1 Baik 9
17,0 9
17,0 18 100
2 Tidak Baik 27
50,9 8
15,1 35 100
0,045 Jumlah
36 67,9
17 32,1
53 100,0
Berdasarkan tabel 4.9 diperoleh sebanyak 27 orang 50,9 dari 35 responden sikap kategori tidak baik melakukan tindakan dalam penanganan
dismenorea, dan sebanyak 8 orang 15,1 dari 35 responden sikap kategori tidak baik dan tidak melakukan tindakan dalam penanganan dismenorea. Sedangkan
diantara responden yang sikap kategori baik diperoleh sebanyak 9 orang 17,0 dari 18 responden melakukan tindakan dalam penanganan dismenorea, sebanyak 9
orang 17,0 dari 18 responden sikap kategori buruk tidak melakukan dalam penanganan dismenorea. Hasil
chi-square
diperoleh nilai
p
value = 0,045 p0,05, maka dapat disimpulkan ada hubungan secara signifikan antara sikap
dalam tindakan penanganan dismenorea.
43
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Tindakan Dalam Penanganan Dismenorea
Hasil analisis univariat dari 53 responden pada siswi yang ada di SMP Swasta Kualuh Kabupaten Labuhan Batu Utara menunjukkan bahwa sebanyak 36
responden 67,9 tidak melakukan tindakan dalam penanganan dismenorea, dan sebanyak 17 responden 32,1 melakukan tindakan dalam penanganan
dismenorea. Penanganan dismenorea didasarkan oleh cara berfikir dan bersikap positif tentang keluhan dismenorea yang dialaminya. Salah satu upaya
mengurangi gangguan pada saat menstruasi yaitu membiasakan diri dengan perilaku sehata. Namun hal tersebut tidak terjadi begitu saja, tetapi merupakan
sebuah proses yang dipelajari karena individu mengerti dampak positif atau negatif suatu prilaku yang terkait dengan keadaan menstruasi terutama
dismenorea. Penanganan dismenorea ditunjukkan dari tindakan remaja putri saat
mengalami nyeri haid dismenorea. Untuk selalu memperhatikan rasa nyeri yang dirasakan ketika menstruasi di dapat dari kesadaran siswi tersebut sehingga
muncul rasa ketertarikan untuk mengetahui penyebab dan tindakan yang dapat dilakukan untuk menangani keluhan dismenorea yang dirasakan sehingga mereka
dapat menerima kondisi yang mereka alami. Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian Yuniarti 2012, bahwa sebagian
besar responden telah melakukan penanganan dismenorea secara medis sebanyak 67 orang 88,2. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Purnomo