Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam merupakan agama umat manusia sepanjang zaman. Syariatnya mencakup nilai-nilai ajaran yang berdimensi hablun minallah dan hablun minannas serta nilai-nilai ajaran yang berdimensi ukhrowi dan nilai-nilai yang berdimensi duniawi, dengan sumber utamanya al-quran dan al-hadits. Pada hakekatnya agama Islam mempunyai sumbangsih yang sangat besar, untuk berpartisipasi dalam pembangunan guna meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Adapun potensi yang digali dan dikembangkan dalam pembangunan di bidang sosial tersebut adalah pengumpulan dana zakat yang terorganisir dengan baik dan benar. Islamlah yang pertama kali meletakkan asas dan aturan yang indah ini dalam sejarah kemanusiaan. Kewajiban zakat ini dikenakan kepada semua golongan pemilik harta, pedagang dan orang kaya, kemudian negara membagikannya kepada orang miskin dan orang lemah dan warganya. Oleh karena itu aturan Islam ini membuktikan bahwa ia tidak didasarkan pada asas mementingkan diri sendiri. 1 Kewajiban zakat pada dasarnya adalah kewajiban ilahiyah yang pasti dan perolehan zakat dianggap sebagai pemberdayaan dan pengembangan harta benda 1 Yusuf Qardawi, Hukum Zakat Jakarta : PT Pustaka MIZAN, 1999, h. 1121 serta tidak menimbun harta yang mengakibatkan mendapat ancaman siksa api neraka bagi penimbun harta. 2 Firman Allah SWT dalam Surat Attaubah9 ayat 35 ;    +, -.    1 +,2 3 1 4 5678 , 9 +: = .?3 AB 45 +C1 7 9 A D E FG12HIJ: KL M Artinya ; 35. Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka Jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, Lambung dan punggung mereka lalu dikatakan kepada mereka: Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, Maka rasakanlah sekarang akibat dari apa yang kamu simpan itu. QS. Attaubah : 35 Menunaikan zakat merupakan upaya menolong kaum lemah, membantu orang yang membutuhkan pertolongan dan menopang mereka yang lemah agar mampu melaksanakan apa yang diwajibkan Allah SWT dalam segi tauhid dan ibadah. Selain itu zakat juga berguna untuk merealisasikan pengembangan sosial masyarakat secara totalitas. Zakat dapat mengarahkan pada ketaatan Allah, dan dapat merasakan tanggungjawabnya yang beriman dan solidaritasnya bersama teman- temannya yang fakir, zakat mampu menciptakan rasa kecintaan , persaudaraan, tolong menolong dan sebagai pendidik moralitas manusia, pengembangan sosial, spiritual dan membersihkan dari kotoran, sifat kikir dan barang haram. 3 2 Gaji Inayah, Teori komprehensif tentang zakat dan pajak, Yogyakarta : PT Tiara Wacana, 1999, h.218 3 Ibid, h.232 Secara substantif, zakat, infaq, dan sedekah adalah bagian dari mekanisme keagamaan yang berintikan semangat pemerataan pendapatan. Dana zakat diambilkam dari harta orang yang berkelebihan dan disalurkan kepada orang yang kekurangan. Zakat tidak dimaksudkan memiskinkan orang kaya, juga tidak melecehkan jerih payah orang kaya. Hal itu karena zakat diambil dari harta yang wajib dizakati untuk disalurkan kepada masyarakat yang berhak menerima mustahiq. Seperti halnya dengan zakat, walaupun infaq, dan sedekah tidak wajib, tiga institusi ini merupakan media pemerataan pendapatan bagi umat Islam yang sangat dianjurkan. Dengan kata lain, infaq dan sedekah merupakan media untuk memperbaiki taraf kehidupan, di samping adanya zakat yang diwajibkan kepada orang Islam yang mampu. Dengan demikian, dana zakat, infaq dan sedekah bisa diupayakan secara maksimal untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat. 4 Dilihat dari fungsi dan tujuan dari zakat sangatlah penting bagi penyelesaian masalah kemiskinan dan pembangunan umat. Karena zakat merupakan faktor utama dalam pemerataan harta benda di kalangan masyarakat Islam, dan juga perasaan senasib sepenanggungan dan persaudaraan di kalangan umat manusia. Namun persoalannya adalah masih banyak pemahaman masyarakat yang masih sedikit terhadap pentingnya zakat, bagaimana urgensi zakat bagi pemerataan pendapatan, pada umumnya masih terbatas pengertian, padahal ada yang lebih penting lagi yaitu zakat bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan. Oleh karena itu 4 Djamal doa, Pengelolaan zakat oleh negara untuk memerangi kemiskinan, Jakarta :NM PRESS, 2004, h. 92 pembahasan yang penting dalam fiqh zakat adalah menentukan sumber-sumber harta yang wajib dizakati dan bagaimana menjelaskan pentingnya zakat untuk membantu orang yang lemah. Dari hal tersebut maka urgensi muzakki orang yang berzakat bagi persoalan umat sangatlah penting dan yang akan menentukan solusi bagi ekonomi umat, karena banyak sedikitnya nominal zakat yang terkumpul sangat tergantung pada sosok muzakki., mulai dari tinggi rendahnya tingkat kesadaran muzakki untuk mengeluarkan zakat sampai keseriusan para muzakki dalam membantu kelompok dhuafa dengan mengelola zakat secara profesional. Hal ini saling berkaitan dengan kenyataannya bahwa semakin banyak kalangan muslim yang menyadari akan kewajiban untuk berzakat, maka akan semakin banyak pula jumlah materi yang akan dizakatkan. Sebaliknya, kalau makin sedikit kalangan muslim yang menyadarkan bahwa dalam harta yang telah diperolehnya dengan susah payah sekalipun, ternyata ada hak orang lain, maka akan semakin sedikit pula nominal barang atau uang yang dizakatkan. Tentu saja ini sangat berpengaruh dalam proyek pengentasan kemiskinan yang menjadi tujuan utama dari adanya kewajiban zakat. 5 Di era globalisasi saat ini semakin berkembang teknologi yang begitu pesat. Dimana orang bisa lebih mudah dalam mendapatkan sesuatu hal misalkan melalui teknologi informasi seperti komputer. Dengan komputer orang semakin mudah melakukan pekerjaan seperti, menulis, mencatat, menyimpan memori file sampai pada membuat program dan bermain segala bentuk game. 5 Ibid, h.72 Disamping itu, komputer bisa juga digunakan sebagai alat mencari informasi seluas-luasnya yang dinamakan dengan istilah internet. Dengan adanya teknologi informasi seperti ini bisa dimanfaatkan oleh orang dalam melakukan sesuatu pekerjaan. Kalau dilihat sejak saat ini orang lebih memilih internet dalam melamar pekerjaan, berkomunikasi dengan jarak jauh, mencari informasi dan masih banyak lagi kegunaan yang bisa di dapat dari media teknologi ini. Walaupun terkadang internet dalam pemakaiannya masih ada yang menyalahgunakan untuk melakukan hal-hal yang negatif. Dari sisi lain Internet juga bisa dimanfaatkan untuk memudahkan muzakki dalam menginfaqkan atau menyalurkan zakat, infaq,sedekah dan wakaf uang. Dengan kemudahan yang didapat melalui fasilitas teknologi informasi yaitu internet maka tujuan dan hikmah zakat,infaq, sedekah dan wakaf uang akan dapat mudah tercapai, dan keresahan para muzakki untuk menyalurkan zakatnya dapat teratasi dengan baik. Dilihat dari uraian permasalahan diatas maka penulis membuat atau mengajukan skripsi dengan judul “Manajemen Penghimpunan dan Pendayagunaan Zakat, Infaq dan sedekah ZIS dan Wakaf Uang Melalui Teknologi Informasi pada Lembaga Amil Zakat LAZ PortalInfaq”.

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah