17
itu, pada abad ke-21 ini perkembangan matematika telah dimanfaatkan oleh beberapa negara maju dalam meningkatkan dan menguasai
tekhnologi.
2. Hasil Belajar Matematika
a. Pengertian Hasil Belajar
Dari proses belajar maka akan menghasilkan hasil belajar. Selama ini hasil belajar merupakan cerminan dari keberhasilan proses
belajar yang dilakukan. Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu ”hasil” dan ”belajar”.
Pengertian hasil product menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan
berubahnya input secara fungsional.
17
Menurut pendapat Nana Sudjana bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya.
18
Sedangkan Soedijarto mendefinisikan hasil belajar sebagai tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam
mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang diterapkan.
19
Tingkat penguasaan atau hasil yang diperoleh dari proses belajar adalah perubahan-perubahan dalam berbagai aspek yaitu
aspek berpikir cognitive, aspek kemampuan merasakan afective dan aspek keterampilan psychomotoric.
Ketiga aspek hasil belajar tersebut diklasifikasi oleh Benyamin Bloom secara garis besar terbaginya menjadi tiga ranah, yaitu:
20
1 Ranah kognitif al-Nahiyah al-Fikriyah Dari ketiga aspek hasil belajar tersebut aspek kognitiflah yang
paling sering digunakan untuk mengukur hasil belajar. Menurut
17
Purwanto, Evaluasi Hasil Belaja, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009, Cet. I, h. 44.
18
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004, Cet.IX, h. 22.
19
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, ...h. 46.
20
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005, Cet I, Ed. 1, h. 49.
18
taksonomi Bloom yang telah direvisi, proses kognitif terdapat enam jenjang yaitu mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi dan menciptakan berkreasi.
21
Keenam jenjang tersebut adalah sebagai berikut: a Mengingat
1
C
adalah mengingat kembali pengetahuan yang pernah tersimpan Mengingat ini merupakan proses berpikir yang
paling rendah. b Memahami
2
C
adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat.
Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Seorang peserta didik
dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu
dengan kata-katanya sendiri. c Menerapkan
3
C adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun
metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori, dan sebagainya, dalam situasi baru dan konkret.
d Menganalisis
4
C
adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian
yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan diantara bagian- bagian atau faktor-faktor yang satu dengan yang lain.
e Mengevaluasi
5
C adalah menguraikan bahanmateri kedalam berbagai bagiannya dan menentukan bagaimana antar bagian
terkait satu dengan lainnya serta bagaimana keseluruhan terpadu dalam mencapai tujuan.
f Menciptakanberkreasi
6
C adalah membuat penilaian sesuatu berdasarkan standar atau kriteria. Kata kunci dari berkreasi adalah
21
Richard I. Arends, Learning to Teach-Belajar untuk mengajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008, Ed.7, h.85.
19
merancang, membangun, merencanakan, memproduksi, menemukan, memperbaharui, menyempurnakan, memperkuat, dsb
Gambar 1. Dimensi Kognitif Dalam Taksonomi Bloom Yang Telah Direvisi
Sumber: http:www.hilman.web.id Dari berbagai aspek dan setelah melalui revisi, taksonomi Bloom
tetap menggambarkan suatu proses pembelajaran, cara kita memproses suatu informasi sehingga dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-
hari. Beberapa prinsip didalamnya adalah :
22
•
Sebelum kita memahami sebuah konsep maka kita harus mengingatnya terlebih dahulu.
•
Sebelum kita menerapkan maka kita harus memahaminya terlebih dahulu.
•
Sebelum kita mengevaluasi dampaknya maka kita harus mengukur atau menilai.
•
Sebelum kita berkreasi sesuatu maka kita harus mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis dan mengevaluasi,
serta memperbaharui.
22
n.n, “Revisi Taksonomi Bloom atau Revised Bloom Taxonomy” darii http:www.hilman.web.idpostingblog852revisi-taksonomi-bloom-atau-revised-bloom-
taxonomy.html, 6 mei 2010, 15:14 WIB.
Evaluasi Sintesis
Analisis Aplikasi
Pemahaman Ingatan
Level tinggi
Level rendah
Evaluasi Analisis
Level tinggi
Level
Aplikasi Pemahaman
Ingatan
rendah
Kreasi
20
2 Ranah Afektif al-Nahiyah al-Mauqifiyah Taksonomi untuk daerah afektif mula-mula dikembangkan oleh
David R. Krathwohl dan kawan-kawan 1974 dalam buku yang berjudul Taxonomy of Educational Objectives: Afective Domain.
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan
perubahannya bila seseorang telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta
didik dalam berbagai tingkah laku. 3 Ranah Psikomotor Nahiyah al-harakah
Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan skill atau kemampuan bertindak setelah seseorang
menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar ranah psikomotor dikemukakan oleh Simpson 1956 yang menyatakan bahwa hasil
belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan skill dan kemampuan bertindak individu. Hasil belajar psikomotor ini
sebenarnya merupakan kelanjutan hasil belajar kognitif dan afektif. Hasil belajar kognitif dan afektif akan menjadi hasil belajar psikomotor
apabila peserta didik telah menunjukkan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang terkandung dalam ranah kognitif
dan afektifnya. Adapun hasil belajar itu dikatakan benar-benar baik, apabila
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
23
1 Hasil itu tahan lama dan dapat digunakan dalam kehidupan oleh siswa. Dalam hal ini guru akan senantiasa membimbing dan
melatih siswanya dengan baik. Jika hasil pengajaran yang diberikan itu tidak tahan lama, berarti pengajaran tersebut tidak
efektif.
23
Sardiman A.M., Interaksi Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2009, Ed. 1, h. 49.
21
2 Hasil itu merupakan pengetahuan “asli” atau “otentik”. Pengetahuan yang didapat dari proses pengajaran itu merupakan
bagian dari kepribadian setiap siswa. Sehingga akan mempengaruhi pandangannya dalam menghadapi suatu
permasalahan. Sebab pengetahuan yang didapat dirasakan lebih bermakna oleh siswa.
Bukti bahwa seseorang itu telah belajar adalah terjadinya perubahan dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti
menjadi mengerti. Hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pendidikan pada siswa yang mengikuti proses belajar. Selain itu hasil
belajar merupakan realisasi tercapainya tujuan pendidikan, sehingga hasil belajar yang diukur tergantung kepada tujuan pendidikannya.
2 Insrtumental input
Masukan alat 1
4 5
6 Raw input
Masukan mentah Hasil
langsung Hasil
akhir Proses pengajaran
3 Lingkungan
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Pada proses belajar mengajar tentunya ada faktor-faktor yang mempengaruhinya. Untuk mengetahui faktor-faktor tersebut maka
perlu dianalisis, untuk menemukan persoalan-persoalan apa yang terlibat di dalam kegiatan belajar. Kegiatan belajar mengajar dapat
digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2. Proses belajar mengajar
Sumber : Sardiman 2009: 51
22
Keterangan: 1. Masukan mentah raw input: siswasubjek belajar.
2. Masukan alat instrumental input, terdiri: tenaga, fasilitas, kurikulum, sistem administrasi dan lain-lain.
3. Lingkungan: antara lain keluarga, masyarakat, sekolah. 4. Proses pengajaran, merupakan proses interaksi anatara unsur
raw input, instrumental input dan juga pengaruh lingkungan. 5. Hasil langsung: merupakan tingkah laku siswa setelah belajar
melalui proses belajar-mengajar, sesuai dengan materibahan yang dipelajarinya.
6. Hasil akhir: merupakan sikap dan tingkah laku siswa setelah ada dalam masyarakat.
Siswa dalam hal ini sebagai subjek belajar yang diberi pengalaman belajar dalam proses pengajaran. Proses belajar mengajar
dapat dipengaruhi oleh masukan mentah raw input, masukan alat instrumental input dan lingkungan. Siswa sebagai raw input
mempunyai karakteristik, baik fisiologis maupun psikologis. Yang dimaksud fisiologis adalah bagaimana kondisi fisiknya, panca indera
dan sebagainya. Sedangkan yang termasuk psikologis adalah minatnya, tingkat kecerdasannya, bakatnya, motivasinya, kemampuan
kognitifnya dan sebagainya. Karakteristik yang dimiliki siswa juga dapat mempengaruhi proses serta hasil belajarnya.
Selain itu, yang mempengaruhi proses serta hasil belajar adalah instrumental input dan lingkungan. Yang termasuk instrumental input
adalah tenaga, fasilitas, kurikulum, sistem administrasi dan lain-lain. Instrumental input inilah yang sangat mempengaruhi proses dan hasil
belajar. Karena instrumental input yang sangat menetukan bagaimana proses belajar mengajar dirasakan oleh siswa.
Setelah proses pengajaran berlangsung maka ada sesuatu yang dihasilkan. Hasil langsung dari proses pengajaran adalah berupa
tingkah laku sesuai dengan materi bahan yang diajarkan. Materi yang
23
diajarkan terdiri dari indikator-indikator, aspek hasil belajar yang sering diukur adalah pada aspek berpikir ranah kognitif. Dan pada
hasil akhirnya akan tercermin pada sikap dan tingkah laku siswa setelah ada dalam masyarakat.
3. Model Pembelajaran Kooperatif