Hasil Belajar Matematika Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe pair checks terhadap hasil belajar matematika ssiswa: kuasi eskperimen di MTs Negeri 22 Jakarta Timur

17 itu, pada abad ke-21 ini perkembangan matematika telah dimanfaatkan oleh beberapa negara maju dalam meningkatkan dan menguasai tekhnologi.

2. Hasil Belajar Matematika

a. Pengertian Hasil Belajar

Dari proses belajar maka akan menghasilkan hasil belajar. Selama ini hasil belajar merupakan cerminan dari keberhasilan proses belajar yang dilakukan. Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu ”hasil” dan ”belajar”. Pengertian hasil product menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. 17 Menurut pendapat Nana Sudjana bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 18 Sedangkan Soedijarto mendefinisikan hasil belajar sebagai tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang diterapkan. 19 Tingkat penguasaan atau hasil yang diperoleh dari proses belajar adalah perubahan-perubahan dalam berbagai aspek yaitu aspek berpikir cognitive, aspek kemampuan merasakan afective dan aspek keterampilan psychomotoric. Ketiga aspek hasil belajar tersebut diklasifikasi oleh Benyamin Bloom secara garis besar terbaginya menjadi tiga ranah, yaitu: 20 1 Ranah kognitif al-Nahiyah al-Fikriyah Dari ketiga aspek hasil belajar tersebut aspek kognitiflah yang paling sering digunakan untuk mengukur hasil belajar. Menurut 17 Purwanto, Evaluasi Hasil Belaja, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009, Cet. I, h. 44. 18 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004, Cet.IX, h. 22. 19 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, ...h. 46. 20 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005, Cet I, Ed. 1, h. 49. 18 taksonomi Bloom yang telah direvisi, proses kognitif terdapat enam jenjang yaitu mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan menciptakan berkreasi. 21 Keenam jenjang tersebut adalah sebagai berikut: a Mengingat 1 C adalah mengingat kembali pengetahuan yang pernah tersimpan Mengingat ini merupakan proses berpikir yang paling rendah. b Memahami 2 C adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Seorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan kata-katanya sendiri. c Menerapkan 3 C adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori, dan sebagainya, dalam situasi baru dan konkret. d Menganalisis 4 C adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan diantara bagian- bagian atau faktor-faktor yang satu dengan yang lain. e Mengevaluasi 5 C adalah menguraikan bahanmateri kedalam berbagai bagiannya dan menentukan bagaimana antar bagian terkait satu dengan lainnya serta bagaimana keseluruhan terpadu dalam mencapai tujuan. f Menciptakanberkreasi 6 C adalah membuat penilaian sesuatu berdasarkan standar atau kriteria. Kata kunci dari berkreasi adalah 21 Richard I. Arends, Learning to Teach-Belajar untuk mengajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008, Ed.7, h.85. 19 merancang, membangun, merencanakan, memproduksi, menemukan, memperbaharui, menyempurnakan, memperkuat, dsb Gambar 1. Dimensi Kognitif Dalam Taksonomi Bloom Yang Telah Direvisi Sumber: http:www.hilman.web.id Dari berbagai aspek dan setelah melalui revisi, taksonomi Bloom tetap menggambarkan suatu proses pembelajaran, cara kita memproses suatu informasi sehingga dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari- hari. Beberapa prinsip didalamnya adalah : 22 • Sebelum kita memahami sebuah konsep maka kita harus mengingatnya terlebih dahulu. • Sebelum kita menerapkan maka kita harus memahaminya terlebih dahulu. • Sebelum kita mengevaluasi dampaknya maka kita harus mengukur atau menilai. • Sebelum kita berkreasi sesuatu maka kita harus mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis dan mengevaluasi, serta memperbaharui. 22 n.n, “Revisi Taksonomi Bloom atau Revised Bloom Taxonomy” darii http:www.hilman.web.idpostingblog852revisi-taksonomi-bloom-atau-revised-bloom- taxonomy.html, 6 mei 2010, 15:14 WIB. Evaluasi Sintesis Analisis Aplikasi Pemahaman Ingatan Level tinggi Level rendah Evaluasi Analisis Level tinggi Level Aplikasi Pemahaman Ingatan rendah Kreasi 20 2 Ranah Afektif al-Nahiyah al-Mauqifiyah Taksonomi untuk daerah afektif mula-mula dikembangkan oleh David R. Krathwohl dan kawan-kawan 1974 dalam buku yang berjudul Taxonomy of Educational Objectives: Afective Domain. Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku. 3 Ranah Psikomotor Nahiyah al-harakah Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan skill atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar ranah psikomotor dikemukakan oleh Simpson 1956 yang menyatakan bahwa hasil belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan skill dan kemampuan bertindak individu. Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan hasil belajar kognitif dan afektif. Hasil belajar kognitif dan afektif akan menjadi hasil belajar psikomotor apabila peserta didik telah menunjukkan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang terkandung dalam ranah kognitif dan afektifnya. Adapun hasil belajar itu dikatakan benar-benar baik, apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 23 1 Hasil itu tahan lama dan dapat digunakan dalam kehidupan oleh siswa. Dalam hal ini guru akan senantiasa membimbing dan melatih siswanya dengan baik. Jika hasil pengajaran yang diberikan itu tidak tahan lama, berarti pengajaran tersebut tidak efektif. 23 Sardiman A.M., Interaksi Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2009, Ed. 1, h. 49. 21 2 Hasil itu merupakan pengetahuan “asli” atau “otentik”. Pengetahuan yang didapat dari proses pengajaran itu merupakan bagian dari kepribadian setiap siswa. Sehingga akan mempengaruhi pandangannya dalam menghadapi suatu permasalahan. Sebab pengetahuan yang didapat dirasakan lebih bermakna oleh siswa. Bukti bahwa seseorang itu telah belajar adalah terjadinya perubahan dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pendidikan pada siswa yang mengikuti proses belajar. Selain itu hasil belajar merupakan realisasi tercapainya tujuan pendidikan, sehingga hasil belajar yang diukur tergantung kepada tujuan pendidikannya. 2 Insrtumental input Masukan alat 1 4 5 6 Raw input Masukan mentah Hasil langsung Hasil akhir Proses pengajaran 3 Lingkungan

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Pada proses belajar mengajar tentunya ada faktor-faktor yang mempengaruhinya. Untuk mengetahui faktor-faktor tersebut maka perlu dianalisis, untuk menemukan persoalan-persoalan apa yang terlibat di dalam kegiatan belajar. Kegiatan belajar mengajar dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 2. Proses belajar mengajar Sumber : Sardiman 2009: 51 22 Keterangan: 1. Masukan mentah raw input: siswasubjek belajar. 2. Masukan alat instrumental input, terdiri: tenaga, fasilitas, kurikulum, sistem administrasi dan lain-lain. 3. Lingkungan: antara lain keluarga, masyarakat, sekolah. 4. Proses pengajaran, merupakan proses interaksi anatara unsur raw input, instrumental input dan juga pengaruh lingkungan. 5. Hasil langsung: merupakan tingkah laku siswa setelah belajar melalui proses belajar-mengajar, sesuai dengan materibahan yang dipelajarinya. 6. Hasil akhir: merupakan sikap dan tingkah laku siswa setelah ada dalam masyarakat. Siswa dalam hal ini sebagai subjek belajar yang diberi pengalaman belajar dalam proses pengajaran. Proses belajar mengajar dapat dipengaruhi oleh masukan mentah raw input, masukan alat instrumental input dan lingkungan. Siswa sebagai raw input mempunyai karakteristik, baik fisiologis maupun psikologis. Yang dimaksud fisiologis adalah bagaimana kondisi fisiknya, panca indera dan sebagainya. Sedangkan yang termasuk psikologis adalah minatnya, tingkat kecerdasannya, bakatnya, motivasinya, kemampuan kognitifnya dan sebagainya. Karakteristik yang dimiliki siswa juga dapat mempengaruhi proses serta hasil belajarnya. Selain itu, yang mempengaruhi proses serta hasil belajar adalah instrumental input dan lingkungan. Yang termasuk instrumental input adalah tenaga, fasilitas, kurikulum, sistem administrasi dan lain-lain. Instrumental input inilah yang sangat mempengaruhi proses dan hasil belajar. Karena instrumental input yang sangat menetukan bagaimana proses belajar mengajar dirasakan oleh siswa. Setelah proses pengajaran berlangsung maka ada sesuatu yang dihasilkan. Hasil langsung dari proses pengajaran adalah berupa tingkah laku sesuai dengan materi bahan yang diajarkan. Materi yang 23 diajarkan terdiri dari indikator-indikator, aspek hasil belajar yang sering diukur adalah pada aspek berpikir ranah kognitif. Dan pada hasil akhirnya akan tercermin pada sikap dan tingkah laku siswa setelah ada dalam masyarakat.

3. Model Pembelajaran Kooperatif

Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui pendekatan pembelajaran kooperatif model think, pair and share siswa kelas IV MI Jam’iyatul Muta’allimin Teluknaga- Tangerang

1 8 113

Upaya meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas 3 melalui metode pembelajaran kooperatif tipe TGT : teams games tournament di MI Darul Muqinin Jakarta Barat

0 29 169

Penerapan model pembelajaran cooperative teknik think pair square (Tps) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih kelas VIII H di Mts pembangunan uin Jakarta

0 15 161

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR CHECKS BERBANTUAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII MTS MA’ARIF UDANAWU - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

1 5 3

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR CHECKS BERBANTUAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII MTS MA’ARIF UDANAWU - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 2

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR CHECKS BERBANTUAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII MTS MA’ARIF UDANAWU - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 8

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR CHECKS BERBANTUAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII MTS MA’ARIF UDANAWU - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 3 16

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR CHECKS BERBANTUAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII MTS MA’ARIF UDANAWU - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 16

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR CHECKS BERBANTUAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII MTS MA’ARIF UDANAWU - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 33