Uji Prasyarat Analisis Hasil Belajar Matematika Kelas Eksperimen

42 Keterangan: D p = Indeks daya pembeda suatu butir soal B A = Banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab benar B B = Banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab benar J A = Banyaknya siswa pada kelompok atas J B = Banyaknya siswa pada kelompok bawah Tolak ukur untuk menginterpretasikan daya pembeda tiap butir soal digunakan kriteria sebagai berikut: 8 Tabel 4. Klasifikasi Interpretasi Daya Pembeda Nilai D p Interpretasi D p = 0,00 0,00 D p ≤ 0,20 0,20 D p ≤ 0,40 0,40 D p ≤ 0,70 0,70 D p ≤ 1,00 Sangat jelek Jelek Cukup Baik Sangat baik

E. Teknik Analisis Data

Data yang telah diperoleh dilakukan uji prasyarat analisis dan uji hipotesis. Uji prasyarat analisis terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas.

1. Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah populasi berdistribusi normal atau tidak. Pengujian ini menggunakan statistik uji cih kuadrat dengan rumus sebagai berikut: 9 2 2 i i i e e o − Σ = χ 8 M. Subana dan Sudrajat, Dasar-Dasar..., h. 135. 9 M. Subana dan Sudrajat, Dasar-dasar…, h. 149 – 150. 43 Keterangan: 2 χ = statistik uji chi kuadrat i o = frekuensi pengamatan ke-i i e = frekuensi harapan ke-i Tolak H jika 2 χ 2 χ arti populasi tidak berdistribusi normal. Terima ber jika berarti populasi berdistribusi normal. 3 , − k α H 2 χ 3 , 2 − k α χ 3 , 2 − k α χ diperoleh berdasarkan tabel 2 χ dengan peluang 1-α dan derajat ya te meng

b. Uji Homogenitas

as digunakan untuk menguji kesaman varians dari skor kebebasan dk=k-3 dengan k men takan banyak kelas in rval. Jika populasi tidak berdistribusi normal maka data diuji gunakan statistik nonparametrik yaitu dengan menggunakan uji Mann Whitney atau dengan menggunakan uji Wilcoxon. Uji homogenit pada kedua kelompok. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji F. Rumusnya sebagai berikut: 10 terkecil Varians terbesar Varians F = dimana 1 2 2 2 − − = ∑ ∑ n n X X n S i i keterangan: = varians terbesar F rima berarti varians kedua populasi F tabel maka ditolak berarti varians kedua populasi 2 1 S = varians terkecil 2 2 S Jika F hitung ≤ tabel maka H dite homogen. Jika F hitung H tidak homogen 10 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R D, Bandung: Alfabeta, 2008, Cet. V, h.275. 44

2. Uji Hipotesis Statistik

uji prasyarat analisis data dan kedua persyaratan terpe Setelah dilakukan nuhi, selanjutnya dilakukan uji hipotesis statistik dengan menggunakan uji “t”. Rumus uji t: 11 2 1 2 1 1 1 n n S X X t gab + − = 2 2 1 − + = n n dk Jika data berdistribusi normal namun tidak homogen maka hipotesis statistik dilakukan dengan menggunakan uji t’. Rumusnya adalah sebagai berikut: 12 2 2 2 1 2 1 2 1 n S n S X X t + − = 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 − ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ + − ⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ + = n n S n n S n S n S dk Keterangan: uji statistik t = harga 1 X = skor rata-rata ha sil belajar matematika siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe pair checks. 2 X = ajar = as eksperimen skor rata-rata hasil belajar matematika siswa yang bel menggunakan model pembelajaran klasikal. varian gabungan gab S 1 n = jumlah sampel kel 2 n = jumlah sampel kelas kontrol 11 Sudjana, Metoda Statistika Metoda Statistika, Bandung: Tarsito, 2005, Cet. III,h. 239. 12 M. Subana dan Sudrajat, Dasar-dasar..., h.165-166. 45 To jika t hitung ≥ t tabel atau terima jika el 1 lak H H tabel hitung t t tabel t diperoleh dari tabel distribusi t dengan p uang - α dan derajat kebebasan dk= 2 2 1 − + n n .

F. Hipotesis Statistik

statistik adalah sebagai berikut: Perumusan hipotesis H 0 : 2 1 μ μ = H 1 : 2 1 μ μ Keterangan: 1 μ = rata-rata hasil belajar matematika kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe pair checks. 2 μ = yang menggunakan model rata-rata hasil belajar matematika kelas pembelajaran klasikal.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 22 Cilangkap Jakarta Timur. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 2 kelas yaitu kelas VII-1 dan kelas VII-2. Kelas VII-1 sebagai kelas eksperimen diajarkan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe pair checks, sedangkan kelas VII-2 sebagai kelas kontrol diajarkan dengan menggunakan pembelajaran klasikal. Pokok bahasan matematika yang diajarkan kepada siswa pada penelitian ini adalah segitiga. Untuk mengukur hasil belajar matematika kelas eksperimen dan kelas kontrol, kedua kelas tersebut diberikan tes berbentuk pilihan ganda dan uraian pada pertemuan terakhir yaitu pertemuan yang ke-9. Sebelum tes tersebut diberikan, terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen. Soal yang diujicobakan sebanyak 15 soal untuk pilihan ganda dan 5 soal untuk uraian, uji coba dilakukan pada siswa kelas VIII-1. Setelah dilakukan uji coba instrumen selanjutnya dilakukan uji validitas, uji reliabilitas, uji indeks kesukaran butir soal dan uji daya pembeda butir soal. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh 7 butir soal pilihan ganda dan 4 butir soal uraian yang valid lampiran 6 dengan reliabilitas soal pilihan ganda sebesar 0,65 lampiran 7. Dari perhitungan uji indeks kesukaran butir soal untuk pilihan ganda diperoleh 3 butir soal dengan kriteria mudah dan 3 butir soal dengan kriteria sedang lampiran 8. Sedangkan untuk soal uraian diperoleh 2 butir dengan kriteria mudah, 1 butir soal dengan kriteria sedang dan 1 butir soal dengan kriteria sukar lampiran 8. Untuk perhitungan uji daya pembeda butir soal pilihan ganda diperoleh 1 butir soal dengan kriteria sangat baik, 1 butir soal dengan kriteria baik, 1 butir soal dengan kriteria cukup dan 2 butir soal dengan kriteria jelek lampiran 9. Sedangkan untuk soal uraian 46 47 diperoleh 1 butir soal dengan kriteria sangat baik, 1 butir soal dengan kriteria baik dan 2 butir soal dengan kriteria cukup lampiran 10. Butir-butir soal yang valid selanjutnya dijadikan instrumen penelitian dan hasilnya dapat dideskripsikan sebagai berikut: Tabel 5. Perbandingan Hasil Belajar Matematika Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Statistik Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Banyak sampel 42 42 Mean 72,21 64,79 Median 68,32 77,32 Modus 81,95 74,91 Varians 270,94 386,37 Simpangan Baku 16,46 19,66 Kemiringan -0,59 -0,64 KetajamanKurtosis 2,06 2,72

1. Hasil Belajar Matematika Kelas Eksperimen

Berdasarkan hasil perhitungan data penelitian mengenai hasil belajar matematika kelas eksperimen, dari 42 siswa yang dijadikan sampel diperoleh nilai terendah 33 dan nilai tertinggi 100. Kemiringan sebesar - 0,59 model kurva miring ke kiri artinya sebaran data kelompok eksperimen miring ke kiri atau nilai hasil belajar kelas eksperimen cenderung berkumpul pada kelompok tinggi. Nilai kurtosisnya sebesar 2,06 distribusi platikurtik atau bentuk kurva mendatar sehingga nilai rata-ratanya tersebar secara merata. Perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 14. Distribusi frekuensi hasil belajar matematika kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut: 48 Tabel 6. Distribusi Frekuensi Hasil belajar Matematika Kelas Eksperimen Frekuensi No Interval Absolut f i Relatif f Kumulatif f k 1 29 – 40 1 2,38 1 2 41 – 52 5 11,9 6 3 53 - 64 8 19,05 14 4 65 – 76 8 19,05 22 5 77 - 88 13 30,95 35 6 89 - 100 7 16,67 42 Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa banyak kelas interval adalah 6 kelas dengan panjang tiap interval kelas adalah 12. Nilai yang paling banyak diperoleh siswa kelas eksperimen terletak pada interval 77 – 88 yaitu sebesar 30,95, sedangkan nilai yang paling sedikit diperoleh siswa kelas eksperimen terletak pada interval 29 – 40 yaitu sebesar 2,38. Siswa yang mendapat nilai di atas rata-rata yaitu sebesar 47,62, sedangkan siswa yang mendapat nilai di bawah rata-rata yaitu sebesar 33,33. Distribusi frekuensi hasil belajar matematika kelas eksperimen tersebut dapat ditunjukkan pada grafik histogram dan poligon berikut: 49 Frekuensi 28,5 40,5 52,5 64,5 76,5 88,5 100,5 1 8 5 7 13 Nilai Gambar 5. Grafik Histogram dan Poligon Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Kelas Eksperimen

2. Hasil Belajar Matematika Kelas Kontrol

Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Upaya meningkatkan hasil belajar IPS melalui pendekatan pembelajaran kooperatif model think, pair and share siswa kelas IV MI Jam’iyatul Muta’allimin Teluknaga- Tangerang

1 8 113

Upaya meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas 3 melalui metode pembelajaran kooperatif tipe TGT : teams games tournament di MI Darul Muqinin Jakarta Barat

0 29 169

Penerapan model pembelajaran cooperative teknik think pair square (Tps) dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih kelas VIII H di Mts pembangunan uin Jakarta

0 15 161

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR CHECKS BERBANTUAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII MTS MA’ARIF UDANAWU - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

1 5 3

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR CHECKS BERBANTUAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII MTS MA’ARIF UDANAWU - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 2

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR CHECKS BERBANTUAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII MTS MA’ARIF UDANAWU - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 8

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR CHECKS BERBANTUAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII MTS MA’ARIF UDANAWU - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 3 16

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR CHECKS BERBANTUAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII MTS MA’ARIF UDANAWU - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 16

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR CHECKS BERBANTUAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII MTS MA’ARIF UDANAWU - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 33