25
2. Dengan analisis komponen atau komposisi makna kata, kita meramal hubungan
antara makna. Hubungan antara makna dibedakan secara umum atas lima tipe, yakni kesinoniman, keantoniman kontradiktoris dan kontrer, keterbalikan dan
kehiponiman. Kita katakan dua kata mempunyai kesinoniman jika dua kata itu memiliki komponen atau komposisi senatik yang identik. Kita katakan dua kata
berantonim jika dua kata memiliki satu pertentangan dalam komposisi komponen semantiknya yang bersifat mutlak. Keantoniman dibagi menjadi dua
tipe, yakni kontrdiksi dan kontrer. Kita katakan dua kata berantonim keterbalikan jika perbedaan antara dua kata itu hanya terdapat pada satu
komposisi dan komposisi itu hanya merupakan alih dalam argumen. Kita katakan dua kata berhubungan secara hiponimis jika dua kata mempunyai
semua komposisi semantik yang sama dan kata yang kedua memiliki satu komponen ekstra atau tambahan.
3. Pakar semantik telah mendesaign satu sistem logika yang memungkinkan
komponen semantik dipakai sebagai alat uji bahwa kalimat-kalimat bersifat analitik, bersifat kontradiksi in terminis dan bersifat anomali.
C. Wawasan Makna
1. Makna ma‟na
Kita katakan bahwa semantik adalah ilmu tentang makna. Akan tetapi kita belum memberikan arti makna dan belum menyepakati ―apa itu makna‖
dalam teori semantik. Inilah ciri khas bahasa yang dapat berbicara tentang dan digunakan untuk dirinya sendiri. Jadi, bahasa dapat dipakai untuk berbicara
tentang bahasa atau dirinya sendiri tentang semua hal di luar bahasa itu.
26
Dalam bahasa Indonesia kita mengenal pula kata arti dan erti di samping kata makna. Dalam studi semantik dan linguistik Indonesia pilihan
istilah jatuh pada kata makna dan bukan pada kata arti dan erti.
29
Secara umum pemakai bahasa Indonesia lebih sering menggunakan kata arti dari pada kata erti dan makna. Misalnya, penutur bahasa Indonesia
berkalimat:
a. Apa arti kata ―canggih‖?
b. Saya belum menangkap arti kedipan mata ibu tadi.
c. Itu berarti Anda harus datang pada hari pernikahannya.
d. Usahanya belum berarti apa-apa di masa sekarang ini.
Kata erti hanya diderivasikan dalam bentuk ―mengerti‖ dan
―pengertian‖. Kata arti dalam kalimat a, b dan c masih dapat distribusi dengan kata makna
. Sedangkan bentuk ―berarti‖ dalam kalimat d tidak dapat digantikan oleh bentuk ―bermakna‖.
Pada penyusunan Kamus Besar Bahasa Indonesia pun lebih memilih kata makna daripada kata arti. Perhatikan uraian tentang makna dua kata
tersebut dalam KBBI. Penulis petik pula dua entri tersebut beserta maknanya
dari KBBI edisi keempat halaman 87 untuk entri arti dan halaman 864 untuk entri makna.
ar.ti n 1 maksud yg terkandung dl perkataan, kalimat; makna: apa
–
isyarat itu?; 2 guna ; faedah: apa
—nya bagi kamu menyakiti binatang itu;
meng.ar.ti.kan v 1 memberi arti; menafsirkan: mereka ~ isyarat itu sbg
tanda menyerah; 2 menerangkan maksud sesuatu:
ia~ ―reformasi‖ sbg perubahan radikal;
peng.ar.ti.an
n proses, cara, perbuatan memberi arti;
ar.ti.an n arti; tafsiran; pengertian;
ber.ar.ti v 1 mengandung maksud: jika Ibu marah, itu tidak ~ beliau
benci kepadamu; 2 berfaedah; berguna: mungkin pertolongan saya ini
29
J.D. Parera, Teori Semantik Jakarta: Penerbit Erlangga, 2004, h. 43.
27
tak ~ bagi penderitaanmu yg begitu besar; 3 sama artinya dgn; sama halnya dgn: mengambil milik orang tanpa permisi ~ pencuri;
ke.ber.ar.ti.an
n perihal mempunyai arti: tujuan hidupnya sbg seniman bukanlah harta, melainkan untuk meningkatkan ~ bagi dirinya dan bagi
masyarakat; se.ar.ti
n sama artinya: carilah kata-kata yg ~
mak.na
n arti: ia memperhatikan – setiap kata yg terdapat dl tulisan kuno
itu; 2 maksud pembicara atau penulis; pengertian yg diberikan kpd suatu bentuk kebahasaan; -- afektif Ling makna emotif; -- denotasi Ling
makna kata atau kelompok kata yg didasarkan atas hubungan lugas antara satuan bahasa dan wujud di luar bahasa, spt orang, benda, tempat,
sifat, proses, kegiatan; -- denotatif Ling makna yg bersifat denotasi; -- ekstensi
Ling makna yg mencakupi semua objek yg dapat dirujuk dgn
kata itu; -- emotif Ling makna kata atau frasa yg ditautkan dgn perasaan ditentukan oleh perasaan; -- gramatikal Ling makna yg didasarkan
atas hubungan antara unsur-unsur bahasa dl satuan yg lebih besar, msl hubungan antara kata dan kata lain dl frasa atau klausa; -- intensi Ling
makna yg mencakupi semua ciri yg diperlukan untuk keterterapan suatu kata istilah; -- khusus Ling makna kata atau istilah yg pemakaiannya
terbatas pd bidang tertentu; -- kiasan Ling makna kata atau kelompok kata yg bukan mengacu ke makna yg sebenarnya, melainkan
mengiaskan sesuatu, msl mahkota wanita
berarti ‗rambut wanita‘; -- kognitif
Ling aspek-aspek makna satuan bahasa yg berhubungan dgn
ciri-ciri dl alam luar bahasa atau penalaran; -- konotasi Ling makna nilai rasa yg tibul krn adanya tautan pikiran antara denotasi dan
pengalaman pribadi; -- konotatif Ling makna yg bersifat konotasi; -- kontekstual
Ling makna yg didasarkan atas hubungan antara ujaran dan
situasi pemakaian ujaran itu; -- leksikal Ling makna unsur bahasa sbg lambang benda, peristiwa, dsb; -- lokusi Ling makna yg dimaksudkan
penutur dl perbuatan berbahasa; -- luas Ling makna ujaran yg lebih luas daripada pusatnya, msl sekolah dl kalimat ia bersekolah lagi di Seskoal
Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut yg lebih luas daripada
makna ‗gedung tempat belajar‘; -- pusat Ling makna kata yg umumnya dapat dimengerti walaupun kata itu diberikan tanpa konteks; --
referensial Ling makna unsur bahasa yg sangat dekat hubungannya dgn
dunia di luar bahasa objek atau gagasan, dan dapat dijelaskan oleh analisis komponen; makna denotasi; -- sempit Ling makna ujaran yg
lebih sempit daripada makna pusatnya; -- suratan Ling makna denotasi; -- takberciri
Ling makna pusat; -- tautan Ling konotasi; -- umum Ling
kata atau istilah yg pemakaiannya menjadi unsur bahasa umum; me.mak.na.i
v memberi makna: mereka gagal ~ rumusan sosial di
wilayah itu; me.mak.na.kan
v menerangkan arti maksud suatu kata dsb; ber.mak.na
v berarti; mempunyai mengandung arti penting dalam: kalimat itu ~ rangkap;
~ berbilang
mempunyai mengandung beberapa arti;
mem.ber.mak.na.kan v menjadi bermakna: terampilnya siswa
berbahasa Indonesia berarti keberhasilan dl ~ pengajaran bahasa Indonesia
mak.na.wi a 1 mengenai makna; berkenaan dgn makna; menurut
artinya; 2 asasi; penting
28
The ideational theory af meaning disebutkan teori terdahulu ihwal makna semula dikembangkan oleh John Locke. Berikut adalah beberapa
konsep dasar dari teori ini:
30
a. Makna itu ditempelkan saja kepada kata terpisah dari kata. Makna datang
dari tempat lain yaitu dari minda mind dalam bentuk ide atau gagasan. b.
Yang mendasari teori the ideational of meaning adalah asumsi bahwa bahasa adalah instrumen untuk melaporkan pikiran yang terdiri atas antrian
gagasan yang disadari. Gagasan ini bersifat personal, maka diperlukan sistem bunyi yang membangun pemahaman intersubjektivitas.
c. Bahasa yang bersifat personal itu memiliki makna setelah dihubungkan
dengan sensasi personal, maka dari itu disebut private language. Jadi, makna bahasa menjadi sangat pribadi sehingga tidak dapat diajarkan pada
orang lain. Sampai akhir abad 19 teori yang berkembang adalah teori yang
disebut primitive reference, mengikuti pemikiran Russell bahwa kata bermakna karena rujukannya kepada objek atau keadaan yang digambarkan oleh kata itu.
Berikut adalah perbincangan teori itu:
31
a. Kata-kata memiliki makna karena mereka sebagai simbol bagi sesuatu di
luar dirinya. Makna adalah objek dari simbolisasi itu, kata-kata adalah sebuah label yang dihinggapi sesuatu dan sesuatu adalah makna dari kata itu.
30
A. Chaedar Alwasilah, Filsafat Bahasa dan Pendidikan Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008, h. 60-61.
31
A. Chaedar Alwasilah, Filsafat Bahasa dan Pendidikan Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008, h. 62-63.
29
b. Nama-nama dan deskripsinya akan berwujud objek, sementara itu verba,
adjektiva, adverbia dan preposisi menunjukkan sifat-sifat properties dari dan hubungan-hubungan antara objek itu.
c. Sebuah nama kata, tanda, kombinasi tanda dan ekspresi menyatakan sense
tersendiri dan merujuk pada rujukannya referent. Sense atau makna sebuah kalimat adalah pikiran yang diungkapkan kalimat. Reference dari sebuah
kalimat adalah nilai kebenaran dari kalimat dan tergantung pada reference dari bagian-bagian kalimat.
Makna sebagai penghubung bahasa dengan dunia luar sesuai dengan kesepakatan para pemakainya sehingga dapat saling mengerti. Makna
mempunyai tiga tingkat keberadaannya, yakni:
32
a. Makna menjadi isi dari suatu bentuk kebahasaan.
b. Makna menjadi isi dari suatu kebahasaan.
c. Makna menjadi isi komunikasi yang mampu membuahkan informasi
tertentu. Pada tingkat pertama dan kedua dilihat dari segi hubungannya dengan
penutur, sedangkan pada tingkat ketiga makna lebih ditekankan pada makna dalam komunikasi. Memperlajari makna pada hakikatnya mempelajari
bagaimana setiap pemakai bahasa dalam suatu masyarakat bahasa saling mengerti. Untuk menyusun kalimat yang dapat dimengerti, pemakai bahasa
dituntut untuk menaati kaidah gramatikal atau tunduk kepada kaidah pilihan kata menurut sistem leksikal yang berlaku di dalam sautu bahasa.
32
T. Fatimah Djajasudarma, Semantik 1: Makna Leksikal dan Gramatikal Bandung: PT Refika Aditama, 2009, h. 7-8.
30
Makna sebuah kalimat sering tidak bergantung pada sistem gramatikal dan leksikal saja, tetapi berjantung kepada kaidah wacana. Makna sebuah
kalimat yang baik pilihan kata diksi dan susunan gramatikalnya, sering tidak dapat dipahami tanpa memperhatikan hubungannya dengan kalimat lain dalam
sebuah wacana. Filosofi dan linguis mencoba menjelaskan tiga hal yang berhubungan
dengan makna, seperti:
33
a. Makna kata secara alamiah inheren inherent – bahasa inggris.
b. Mendeskripsikan makna kalimat secara alamiah termasuk makna
kategorial. c.
Menjelaskan proses komunikasi. Sesungguhnya persoalan makna memang sangat sulit dan ruwet
karena, walaupun makna ini adalah persoalan bahasa, tetapi keterkaitan dan keterikatannya dengan segala segi kehidupan manusia sangat erat.
34
2. Relasi Makna al-„al t al-dil liyyah