Sistem Perebusan Siklus Perebusan

Waktu Tekanan Uap Kgcm pemisahan serat perikarp dan biji yang dipercepat oleh proses hidrolisis. Apabila serat tidak dilepas, maka lignin yang terdapat diantara serat akan menahan minyak. Jika biji dipukul dalam alat pemecah biji maka terjadi sifat kenyal yang membuat biji tidak pecah, dan jika pecah maka yang terjadi adalah pecahan besar yang melekat pada inti.

6. Membantu proses pelepasan inti dari cangkang

Perebusan yang sempurna akan menurunkan kadar air biji hingga 15 . Kadar air biji yang turun hingga 15 akan menyebabkan inti susut sedangkan tempurung biji tetap, maka terjadi inti yang lekang dari cangkang. Hal ini akan membantu proses fermentasi di dalam Nut Silo, sehingga pemecahan biji dapat berlangsung dengan baik, demikian juga pemisahan inti dan cangkang dalam proses pemisahan kering atau basah dapat mengahasilkan inti yang mengandung kotoran lebih kecil.Naibaho,1996

2.4.2 Sistem Perebusan

Gambar 2.1 Sistem Perebusan Satu Puncak Uap panas pada temperatur 135 C – 140 C dialirkan kedalam ketel rebusan sambil menaikkan tekanan. Apabila tekanan ketel telah mencapai norma tertentu misalnya 3 kgcm 2 maka tekanan dipertahankan selama waktu tertentu, kemudian Universitas Sumatera Utara Waktu Tekanan Uap Kgcm tekanan diturunkan dan perebusan dianggap selesai. Sistem perebusan ini banyak dipakai pada pabrik kelapa sawit tua sebelum tahun 1970. Gambar 2.2 Sistem Perebusan Dua puncak Uap panas dengan temperatur didinginkan dialirkan kedalam ketel rebusan sambil menaikan pada tekanan tertentu. Setelah tekanan tercapai seperti diinginkan tekanan diturunkan bertahap-tahap, kemudian tekanan dinaikkan kembali. Pada puncak terakhir biasanya dibuat lebih tinggi dan lebih lama dibandingkan dengan puncak yang pertama. Beda tekanan puncak pertama dengan puncak kedua serta waktu yang dipergunakan disesuaikan dengan karakteristik dari pabrik yang bersangkutan. Sistem perebusan dua puncak jarang dipakai pada saat ini, tetapi masih dapat ditemukan pada pabrik-pabrik tertentu. Universitas Sumatera Utara A B C D E F G H I 8 8 3.5 10 5 9.5 21 10 5 0.2

0.5 1

1.5 2

2.5 2.8 3 1 2 3 4 5 6 7 8 9 80 menit Kgcm Gambar 2.3 Sistem Perebusan Tiga Puncak O – A Masa pengisian ketel rebusan dengan TBS A – B Tekanan dinaikkan hingga 1,5 kgcm 2 selama 8 menit Puncak I B – C Membuang air kondensat sambil menurunkan tekanan selama 3,5 menit dari 1,5 kgcm 2 – 0,5 kgcm 2 C – D Menaikkan tekanan dari 0,5 kgcm 2 ke 2,5 kgcm 2 selama 10 menit puncak II D – E Membuang air kondensat dan uap air sambil menurunkan tekanan dari 2,5 kgcm 2 ke 0,5 kgcm 2 selama 5 menit E – F Menaikkan tekanan dari 0,5 kgcm 2 – 2,8 kgcm 2 F – G Membuat tekanan 2,8 kgcm 2 selama 21 menit puncak III. G – H Membuang uap dan menurunkan tekanan dari 2,8 kgcm 2 – 0 kgcm 2 selama 10 menit. H – I Membuka pintu dan mengeluarkan lori selama 5 menit. Abdul Karim,2005 Universitas Sumatera Utara

2.4.3. Siklus Perebusan

Perebusan dilakukan dengan daur siklus sebagai berikut : Pembuangan angin : 5 menit Menaikkan tekanan sampai tekanan penuh : 20 menit Merebus pada tekanan penuh : 50 menit Buang uap : 5 menit Mengeluarkan dan memasukkan lori : 10 menit Panjang siklus : 90 menit Siklus minimum 90 menit tersebut dapat diperpanjang tergantung pada kapasitas perebusan yang dikehendaki. Tetapi yang diperpanjang adalah waktu pengeluaran atau pemasukan lori saja. Interval antara masing-masing perebusan tergantung pada jumlah rebusan yang dipakai. Interval adalah siklus dibagi jumlah rebusan. Kapasitas perebusan per jam dihitung sebagai berikut : siklus 60 x muatan rebusan Bagian di atas untuk system dengan tekanan kerja 2,5 kgcm 2 . Untuk sistem perebuasn 3 puncak triple peak dengan tekanan kerja 3 kgcm 2 , siklus adalah sebagai berikut : Pembuangan angin : 5 menit Menaikkan tekanan sampai puncak ketiga : 30 menit Merebus pada tekanan penuh puncak ketiga : 20 menit Buang uap : 5 menit Universitas Sumatera Utara Mengeluarkan dan memasukkan lori : 10 menit Panjang siklus : 70 menit Puncak pertama ialah pada 2 kgcm 2 , kemudian buang uap lalu mencapai puncak kedua pada 2,5 kgcm 2 , buang uap lagi lalu puncak ketiga pada 3 kgcm 2 . Penaikan atau pelepasan tekanan ini sampai mencapai puncak ketiga harus dapat terlaksana dalam waktu 30 menit. Untuk mempertahankan daya pemucatan yang baik bagi minyak sawit, pembuangan udara oleh desakan uap pada waktu pemasukan uap dalam rebusan harus dilakukan dengan sempurna, waktu perebusan harus sesingkat mungkin. Tapi koagulasi albumin menghendaki suhu di atas 100 C, demikian pula hidrolisis zat lendir, sedangkan hidrolisis polisakarida untuk memudahkan pelepasan buah menghendaki suhu di atas 120 C. Suhu maksimum selama 90 menit yang ditentukan adalah 130 C agar jumlah inti yang berubah warnanya karena suhu tinggi tersebut masih dapat diterima, yaitu tidak menghasilkan minyak inti sawit yang sukar dipucatkan. Pembuangan udara yang tidak sempurna akan berpengaruh buruk terhadap daya pemucatan minyak sawit karena terjadi oksidasi, tetapi menyebabkan suhu perebusan menjadi lebih rendah dari pada suhu yang seharusnya menurut tekanan yang ditunjukkan, karena adanya tekanan parsial udara di dalamnya. Pemasukan uap untuk pembuangan udara harus sedemikian pelan, sehingga tekanan dalam rebusan tetap nol, agar turbulensi dan difusi pencampuran uap dengan udara hanya terjadi Universitas Sumatera Utara sedikit mungkin dan udara terdesak ke luar sebanyak-banyaknya. Pembuangan udara dapat dianggap selesai jika sudah ada uap yang turut keluar dari pipa pembuangan udara. Soepadiyo Mangoensoekarjo, 2003

2.4.4 Mekanisme perebuasan buah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Tekanan dan Waktu Perebusan terhadap Kehilangan Minyak (Losses) pada Air Kondensat di Stasiun Sterilizer dengan Sistem Tiga Puncak (Triple Peak) di Pabrik Kelapa Sawit PTPN IV (Persero) Pulu Raja

58 311 56

Pengaruh Tekanan Uap Dan Waktu Terhadap Kehilangan Minyak Pada Air Kondesat Dengan Perebusan Sistem Tiga Puncak ( Tripple Peak ) Di PT.Socfin Indonesia Kebun Aek Loba

4 104 45

Pengaruh Tekanan dan Waktu Perebusan Terhadap Kehilangan Minyak Pada Air Kondensat di Stasiun Perebusan Dengan Menggunakan Sistem Tiga Puncak ( Triple Peak ) di PTPN IV Pabatu-Tebing Tinggi

5 144 47

Pengaruh Waktu Dan Temperatur Terhadap Kehilangan Minyak Pada Air Kondensat Dengan Perebusan Sistem Tiga Puncak (Triple Peak)

11 103 65

Pengaruh Tekanan Uap dan Waktu Perebusan Terhadap Kehilangan Minyak dan Kadar NOS ( Non- Oil Solid ) pada Air Kondensat di Stasiun Perebusan dengan Pola Perebusan Sistem Tiga Puncak ( Tripple Peak ) di PTPN III PKS Rambutan Tebing Tinggi

3 59 61

Pengaruh Waktu, Temperatur Dan Tekanan Terhadap Kehilangan Minyak Pada Air Kondensat Dengan Perebusan Sistem Tiga Puncak Di Pabrik Kelapa Sawit PTPN III Kebun Rambutan Tebing Tinggi

1 100 58

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kelapa Sawit - Pengaruh Tekanan dan Waktu Perebusan terhadap Kehilangan Minyak (Losses) pada Air Kondensat di Stasiun Sterilizer dengan Sistem Tiga Puncak (Triple Peak) di Pabrik Kelapa Sawit PTPN IV (Persero) Pulu Raja

0 1 24

PENGARUH TEKANAN DAN WAKTU PEREBUSAN TERHADAP KEHILANGAN MINYAK (LOSSES) PADA AIR KONDENSAT DI STASIUN STERILIZER DENGAN SISTEM TIGA PUNCAK (TRIPLE PEAK) DI PABRIK KELAPA SAWIT PTPN IV (Persero) PULU RAJA TUGAS AKHIR - Pengaruh Tekanan dan Waktu Perebusan

0 1 12

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Tekanan dan Waktu Perebusan Terhadap Kehilangan Minyak Pada Air Kondensat di Stasiun Perebusan Dengan Menggunakan Sistem Tiga Puncak ( Triple Peak ) di PTPN IV Pabatu-Tebing Tinggi

0 0 28

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Kelapa Sawit - Pengaruh Tekanan Uap dan Waktu Perebusan Terhadap Kehilangan Minyak pada Air Kondensat dengan Sistem Perebusan Tiga Puncak (Triple Peak) di PTPN IV Dolok Sinumbah

0 0 22