Peran Kota Medan PERANAN MASYARAKAT TERHADAP

BAB IV PERANAN MASYARAKAT TERHADAP

OBJEK WISATA YANG BERADA DI MEDAN

4.1. Peran Kota Medan

Kota Medan dan Pelabuhan Belawan merupakan pintu masuk di wilayah ini melalui udara dan laut. Kota ini diyakini akan semakin jadi perhatian dunia bila Bandara Udara Bandara Kuala Namu selesai dibangun. Bandara ini akan menjadi lapangan terbang transit ke dan dari Eropah sebagaimana pernah diutarakan pihak Garuda. Namun timbul pertanyaan apakah Pemprop Sumut khususnya Walikota Medan memperhatikan signal positif ini? Kalau hanya menunggu tanpa bertindak, dipastikan hasilnya sama seperti dulu. Terlebih dengan kondisi Bandara Polonia serta kesemrawutan Kota Medan dan jeleknya akses transportasi ke daerah tujuan wisata, keinginan untuk singgah di wilayah ini sedikit dan kecil. Para wisatawan hanya sekadar duduk-duduk di ruang transit. Tidak ada keinginan mereka menjadikan Medan dan wilayah ini sebagai tujuan singgah 2 atau 3 hari dan berkeliling di sekitar. Sama halnya dengan Pelabuhan Belawan bilamana dijadikan sebagai salah satu pelabuhan kapal pesiar. Dijadikan sebagai salah satu titik daerah tujuan wisata bagi kapal-kapal pesiar yang secara universal setiap tahun meningkat jumlahnya. Kapal pesiar berkapasitas 500 turis saja belum tentu dapat dilayani dengan mempersiapkan 15 bis wisata di tempat parkir untuk berpesiar sehari penuh di daerah ini. Universitas Sumatera Utara Apalagi jika melayani kapal pesiar mewah berkapasitas 4.000 turis belum termasuk para ABK. Kesemrautan transportasi di kota, tidakadanya lapang parkir atau parking lot, toilet yang bersih serta lapangan atau café peristirahatan yang nyaman, bersih dan resik. Khusus bagi kapal pesiar, keadaan ini merupakan tuntutan utama karena sebelum pukul 16.00 Wib, seluruh penumpang dan crew harus sudah kembali ke atas kapal untuk meneruskan pelayaran ke tujuan berikutnya. Jadi, bagi Kota Medan, bagaimana kita mempersiapkan obyek obyek wisata yang akan kita sodorkan dan jual sebagai tempat yang perlu dan harus dikunjungi oleh wisatawan sehari ini atau dan dikunjungi yang memberikan kesan mendalam bagi wisatawan, taman yang luas dan indah, gedung bersejarah, museum atau peningggalan purba, candi, melihat pertunjukan kesenian dan lainnya. Photo Kota Medan di awal abad 20 menggambarkan gedung gedung resik dan anggun yang sekarang dibangun tanpa perencanaan jelas. Kita lihat saja sekitar Lapangan Merdeka dengan City Walk-nya dan hilangnya Hotel de Boer yang berubah menjadi Bank Mandiri. Kalau Lapangan Merdeka tidak berubah seperti awalnya, mungkin tidak sulit mencari tempat parkir puluhan bis wisata yang membawa ratusan penumpang kapal pesiar dari Belawan. Sama dengan hilangnya lapangan rumput Polonia berubah menjadi gedung kantor dan pemukiman. Di tahun 60-an, lokasi ini adalah tempat ribuan warga kota. Di sore hari berolahraga atau berjalan santai. Kota Kopenhagen di Denmark dengan penduduk sekitar 1,5 juta jiwa, memiliki lebih dari 50 lapangan seluas lapangan rumput Polonia tempo dulu dan hingga saat ini terpelihara. Tempat bermain penduduk kota, anak-anak, remaja, Universitas Sumatera Utara dewasa maupun orang tua, laki dan perempuan juga terawat. Kini Medan telah kehilangan segalanya dan sulit untuk dikembalikan dan menjadikan Kota Medan sebagai obyek city tour yang menyenangkan. Namun bagaimanapun, Medan tetap berperan besar mengundang wisman datang ke wilayah ini. Karena Medan merupakan pintu gerbang utama bagi turis. Dan ini merupakan tantangan tapi tugas mulia bagi kita di masa mendatang yang akan memimpin Kota Medan. Ini menjadi persoalan menarik, mengingat 2010 mendatang, masyarakat Kota Medan akan menentukan siapa yang akan menjadi Wailokota Medan periode 2010- 2015 melalui Pemilukada langsung. Dengan prinsip melibatkan seluruh lapisan masyarakat dan perangkat pemerintah dari tingkat yang paling bawah yaitu kepala lingkungan, kita kembalikan Kota Medan yang dulunya resik dan nyaman sehingga menarik dikunjungi. Penataan transportasi kota dengan mengubah design angkot agar memuat lebih banyak, sekaligus mengurangi jumlah kendaraan. Begitu juga penataan keberadaan pasar tradisional yang selalu menjadi sumber kemacetan lalu lintas, penataan trotoar dan memperbanyak kawasan pejalan kaki, perbaikan taman kota. Bahkan, keharusan mengecet bangunan atau rumah secara berkala dan memberlakukan kembali larangan merubah bangunan tanpa izin, perbaikan serta larangan membuka kedai kopi secara sembarangan, menjadikan trotoar sebagai bengkel dan sebagainya. Upaya perubahan-perubahan semua hal tersebut akan dapat merubah Kota Medan menjadi lebih baik dan teratur. Perubahan ini pula sekaligus diikuti dengan membuka akses jalan ke luar kota lebih lebar dan baik dan lancar, sehingga jangka waktu mencapai kawasan wisata luar Universitas Sumatera Utara kota lebih pendek dan menyenangkan. Kawasan Padang Bulan yang merupakan jalan utama ke pegunungan atau Sibolangit dan Berastagi wajah dan alur lalu lintas, harus ditertipka n. Ruas jalannya harus diperlebar dengan berkordinasi dengan Pemda Deliserdang. Kemacetan di Pancur Batu harus dicairkan secara permanen. Demikian juga ruas-ruas jalan lainnya, jangan menjadi hambatan bagi kendaraan turis yang waktunya sangat terbatas. Perkembangan dan kehidupan pariwisata, jangan hanya dinikmati segelintir orang. Tetapi dengan melibatkan keperdulian masyarakat. Mereka juga harus memperoleh manfaat di bidang ekonomi dan lainnya. Dan satu yang pasti adalah pariwisata akan tetap bertumbuh biar di masa sulit sekalipun. Di samping semakin banyaknya jumlah turis lanjut usia Lansia karena kemakmuran meningkat. Medan dulu dikenal sebagai paris van Sumatera dan Berastagi adalah Swissnya Asia. Kita harus mampu mengembalikan suasana tersebut sejalan kemajuan teknologi dan informasi yang pada akhirnya akan merubah mental dan moral penduduk Medan. Dengan demikian, pomeo Ini Medan Bung, konotasinya positif. Medan Bung tidak berarti segalanya seenaknya saja berbuat seperti pelanggaran rambu rambu lalu lintas, pemanfaatan kaki lima, pembuangan sampah dan rusaknya jalan-jalan umum. Sebagai pintu utama memasuki Sumut, Kota Medan perlu banyak berbenah dan sekaligus menata pembangunan secara terencana. Dan yang ingin ditekankan adalah, mempertahankan taman yang masih ada. Universitas Sumatera Utara

4.2. Daya Tarik Wisata Yang dimiliki kota Medan