Mesjid Raya Museum Sumatera Utara

Di komplek istana, kita bisa liat sebuah meriam yang agaknya dikeramatkan. meriam ini punya cerita . konon legendanya di jaman kesultanan Deli lama tinggallah seorang putri cantik bernama Putri Hijau. kecantikannya sempat membuat Sultan Aceh jatuh cinta dan hendak melamar tuk dijadikan permaisuri. namun lamaran tersebut ditolak kedua saudara laki-laki sang putri. Sultan Aceh marah, dan timbullah perang antara kesultanan aceh dan deli. dengan kesaktiannya, seorang saudara sang putri menjelma menjadi ular tangga dan seorang lagi menjadi sepucuk meriam yang tidak pernah berhenti menembak tentara aceh meriam ini yang sekarang ada di Istana Maimun. kesultanan deli lama mengalami kekalahan dan putra mahkota yang menjelma menjadi meriam meledak sebagian karena kecewa. ledakan itu konon melontarkan bagian belakang meriam sampai ke Labuhan Deli dan bagian depan ke dataran tinggi Karo. Sang putri kemudian ditawan, dimasukkan ke peti kaca dan dibawa ke aceh. sampai di Ujung Jamboe Aye membuat permintaan terakhir dengan upacara penyerahan beras dan telur sebelum peti diturunkan dari kapal. saat upacara dimulai, angin ribut berhembus, disertai gelombang laut yang sangat tinggi. dari dalam laut muncul saudara sang putri yang menjelma menjadi ular naga dan dengan rahangnya ia mengambil peti adiknya dan dibawa masuk ke laut.

3.2.3. Mesjid Raya

Satu lagi peninggalan Sultan Deli, yaitu Masjid Raya Al Mashun yang berjarak tak jauh dari Istana Maimun 200m. Menurut sebuah sumber , masjid mulai dibangun tanggal 1 Rajab 1324H atau 21 Agustus 1906 dan selesai 10 Sept 1909 oleh Makmun Al Rasyid Perkasa Alamsyah. beberapa bahan dekorasi dibuat dari Italia dan jerman serta Universitas Sumatera Utara konon dulunya menjadi satu bagian dengan komplek istana. Masjid yang dirancang oleh Dingemans dari Amsterdam dengan bentuk yang simetris jika dilihat dari keempat sisinya memiliki gaya yang diambil dari budaya Timur tengah, India, dan Spanyol. Masjid dibangun dengan bentuk segi 8 oktagonal dan memiliki 4 sayap disetiap bagian selatan timur utara dan barat yang berbentuk seperti bangunan utama namun berukuran lebih kecil. luas keseluruhan bangunan adalah 5.000 meter. Konsep bangunan utama beserta bangunan sayap katanya merupakan konsep bangunan masjid kuno di timur tengah. dsana masjid dibangun dengan ruang tengah sebagai ruang utama disebut sahn dan empat sayap berupa gang beratap untuk berteduh disebut mugathasuntuh. Hiasan di masjid ternyata bukan berupa kaligrafi melainkan ukiran bunga dan tumbuhan. dan berbeda dengan masjid lainnya, kubah masjid ini tidak berbentuk bulat namun persegi 8 dan agak gepeng. kubah berjumlah 5 buah, yang paling besar berada diatas bangunan utama dan 4 lainnya diatas masing2 sayap. disetiap ujung kubah terdapat ornamen bulan sabit sebagai penghias.

3.2.4. Museum Sumatera Utara

Selain Mesjid dan Istana Maimun, Sumatera Utara juga mempunyai tempat yang amat penting untuk dikunjungi, yakni Museum Sumatera Utara yang terletak di Dekat Stadion Teladan Medan tepatnya di jalan HM. Joni. Di dalam museum tersebut kita bisa melihat dan mengamati semua hal, mulai dari ekosistem alam, binatang, pakaian adat yang dipakai oleh adat di Sumatera Utara dan juga perlengkapan yang sering digunakan saat pelaksanaan upacara adat dan lain sebagainya. Universitas Sumatera Utara 3.2.5. Jl.Ahmad Yani Medan Kesawan Sekarang Kota Medan sedang berbenah diri dengan mengubah wajah kota Medan menjadi lebih semarak, dan sekarang ini kita dapat menikmati indahnya malam hari kota Medan dengan berjalan berjalan di kawasan Jl. Ahmad Yani atau sering disebut Kesawan. Di Jl. Ahmad Yani tersebut para pelancong dapat menemukan berbagai jenis sovenir asli yang menunjukan ciri khas Daerah Sumatera Utara, para pelancong juga dapat memilih semua jenis sovenir yang dikehendaki dan yang sesuai dengan selera masing masing untuk dibawa pulang ke tempat negara masing masing sebagai oleh oleh dari Medan. Kota Medan saat ini telah mengalami kemajuan dan pembangunan yang saat pesat. Sebagai pusat pemerintahan daerah Sumatera Utara, Medan tumbuh menjadi kota metropolitan dengan berpenduduk kurang lebih 2,5 juta jiwa. Sebagian besar penduduk tersebut adalah suku Batak dan Melayu. Selain itu ada orang Jawa, Aceh, serta warga keturunan Cina dan India. Sekarang Medan adalah kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Bangunan perkantoran dan pusat perbelanjaan tumbuh bak jamur di musim hujan. Salah satu keistimewaan kota Medan adalah adanya becak motor atau yang lebih dikenal dengan becak mesin yang menambah semaraknya kota ini walaupun menimbulkan pulusi udara dan kebisingan kota. Untuk mencapai Medan dapat ditempuh melalui darat, laut, dan udara. Medan memiliki lapangan udara Internasional, Bandar Udara Polonia yang letaknya 4 km dari pusat kota. Medan juga punya pelabuhan laut terbesar ketiga di Indonesia, yaitu Pelabuhan Belawan, yang terletak 25 km di utara Medan. Selain itu, Medan mempunyai 2 terminal bis antar kota yaitu Terminal Pinang Baris di utara dan Terminal Amplas di Universitas Sumatera Utara selatan Medan. Di kiri kanan jalan ini banyak kita jumpai bangunan kuno bergaya Eropa bekas kolonial Belanda. Kawasan ini dikenal juga dengan nama Kesawan. Di utara Kesawan ini terdapat Lapangan Merdeka, sebuah lapangan tempat upacara resmi sering diadakan. Di sekitar tempat ini kita jumpai lagi bangunan kuno seperti gedung Balai Kota, Bank Indonesia.PT. London Sumatera, Hotel Dharma Deli, dan sebuah jembatan gantung titi gantung yang di bawahnya terdapat Stasiun Kereta Api Medan. Juga terdapat bangunan antik yang bersejarah yaitu Kantor Pos Pusat Medan yang sampai sekarang masih tetap beroperasi. Jika kita menyempatkan diri untuk menikmati suasana malam kota Medan, kita pasti akan ternganga melihat semaraknya kota Medan pada malam hari, apalagi sekarang di kawasan Kesawan telah dijadikan tempat Jajanan Malam terbesar di Kota Medan, dan para pengunjung bisa menikmati semua jenis makan yang telah siap dihidangkan oleh para produsen makanan setiap malamnya dan peresmian tempat Jajanan Malam tersebut atau lebih trend disebut sebagai Kesawan Square pada tgl. 15 January 2003 resmi di buka. Di Jl. Ahmad Yani Medan, dan sepanjang jalan protokol tersebut para pelancong dapat membeli berbagai sovenir yang hampir semua jenisnya berasal dari tempat tempat daerah wisata di SUMUT. Selain untuk membeli sovenir sebagai oleh oleh dari Sumatera Utara, para pelancong dapat juga melihat bangunan tua hasil dari peninggalan para Kolonial Belanda. Universitas Sumatera Utara

BAB IV PERANAN MASYARAKAT TERHADAP