Istana maimoon Potensi Wisata Kota Medan

tidak punya sisik lebar pada tengkuknya. Sedang panjang tubuh termasuk ekor bisa mencapai 12 meter seperti yang pernah ditemukan di Sangatta, Kalimantan Timur. Buaya muara dikenal sebagai buaya terbesar di dunia, jauh lebih besar dari Buaya Nil Crocodylus niloticus dan Alligator Amerika Alligator mississipiensis. Penyebarannya pun juga “terluas” di dunia; buaya muara memiliki wilayah perantauan mulai dari perairan Teluk Benggala Sri Lanka, Bangladesh, India hingga perairan Polinesia Kepulauan Fiji dan Vanuatu. Sedangkan habitat favorit untuk mereka tentu saja perairan Indonesia dan Australia. Buaya muara mampu melompat keluar dari air untuk menyerang mangsanya. Bahkan bilamana kedalaman air melebihi panjang tubuhnya, buaya muara mampu melompat serta menerkam secara vertikal mencapai ketinggian yang sama dengan panjang tubuhnya. Buaya muara menyukai air payauasin, oleh sebab itu pula bangsa Australia menamakannya saltwater crocodile buaya air asin.Selain terbesar dan terpanjang, Buaya Muara terkenal juga sebagai Jenis buaya terganas di dunia.

3.2.2. Istana maimoon

Istana Maimon merupakan salah satu obyek wisata yang terletak di Kota Medan. Arsitektur luarnya merupakan perpaduan dari bangunan Indonesia, Persia dan Eropa. Selain itu, di museum ini juga terdapat Meriam Puntung yang merupakan bagian dari Legenda Istana Maimon. Istana Maimon adalah salah satu dari ikon kota Medan , Sumatra Utara , terletak di kelurahan Sukaraja, kecamatan Medan Maimun . Universitas Sumatera Utara Didesain oleh arsitek Italia dan dibangun oleh Sultan Deli , Makmun Al Rasyid Perkasa Alamsyah pada 1888 , Istana Maimun memiliki luas sebesar 2.772 m 2 dan 30 ruangan. Istana Maimun menjadi tujuan wisata bukan hanya karena usianya yang tua, namun juga desain interiornya yang unik, memadukan unsur-unsur warisan kebudayaan Melayu , dengan gaya Islam , Spanyol , India dan Italia , namun sayang keadaanya kurang terurus sekarang. Jika kita melewati tempat ini pada sore hari, kita bahkan bisa melihat anak- anak bermain sepak bola di halaman istana ini. Berlokasi di Jl. Brigjen Katamso Medan 10 km dari bandara, Istana Maimun merupakan peninggalan Sultan Kerajaan bernama Sultan Makmun Al Rasyid Perkasa Alamsyah. pusat kerajaan deli ini didominasi dengan warna kuning warna khas orang melayu dan selesai dibangun tahun 1888 dengan arsitek berkebangsaan Italia. kalau diperhatikan, bangunan ini memiliki perpaduan antara budaya Islam dan Eropa, dengan beberapa material seperti ubin dan marmer yang memang langung diimpor dari Eropa. Bagunan terdiri dari 2 lantai dengan 3 bagian yaitu bangunan induk, sayap kiri dan sayap kanan. pengaruh budaya eropa agaknya cukup kental tertata di istana ini, dari mulai lampu, kursi, meja, lemari, jendela sampai pintu dorong. sedangkan pengaruh Islam dapat dilihat dari bentuk lengkungan arcade di bagian atap yang menyerupai perahu terbalik lengkungan persia yang biasanya dijumpai pada bangunan2 di kawasan timur tengah. salah satu ruang yang ada di dalam bangunan adalah balaiurung. tempat ini biasa digunakan untuk upacara penobatan Sultan Deli dan tempat keluarga sultan sungkem- sungkeman di hari raya Islam. selanjutnya terdapat 40 kamar yang terdiri dari 20 kamar di lantai atas tempat singasana sultan dan lainnya di bagian bawah. Universitas Sumatera Utara Di komplek istana, kita bisa liat sebuah meriam yang agaknya dikeramatkan. meriam ini punya cerita . konon legendanya di jaman kesultanan Deli lama tinggallah seorang putri cantik bernama Putri Hijau. kecantikannya sempat membuat Sultan Aceh jatuh cinta dan hendak melamar tuk dijadikan permaisuri. namun lamaran tersebut ditolak kedua saudara laki-laki sang putri. Sultan Aceh marah, dan timbullah perang antara kesultanan aceh dan deli. dengan kesaktiannya, seorang saudara sang putri menjelma menjadi ular tangga dan seorang lagi menjadi sepucuk meriam yang tidak pernah berhenti menembak tentara aceh meriam ini yang sekarang ada di Istana Maimun. kesultanan deli lama mengalami kekalahan dan putra mahkota yang menjelma menjadi meriam meledak sebagian karena kecewa. ledakan itu konon melontarkan bagian belakang meriam sampai ke Labuhan Deli dan bagian depan ke dataran tinggi Karo. Sang putri kemudian ditawan, dimasukkan ke peti kaca dan dibawa ke aceh. sampai di Ujung Jamboe Aye membuat permintaan terakhir dengan upacara penyerahan beras dan telur sebelum peti diturunkan dari kapal. saat upacara dimulai, angin ribut berhembus, disertai gelombang laut yang sangat tinggi. dari dalam laut muncul saudara sang putri yang menjelma menjadi ular naga dan dengan rahangnya ia mengambil peti adiknya dan dibawa masuk ke laut.

3.2.3. Mesjid Raya