tersebut menunjukkan bahwa besarnya koefisien Gini untuk daerah hampir miskin sebesar 0,270 daerah miskin sebesar 0,234, daerah sedikit lebih miskin 0,213 dan
daerah sangat miskin 0,161.
2.4. Tinjauan Penelitian Sebelumnya
Studi empiris Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Departemen Pertanian 1995 yang dilakukan pada tujuh belas Provinsi di Indonesia, menyimpulkan bahwa ada
enam faktor utama penyebab kemiskinan, yaitu 1 rendahnya kualitas sumber daya manusia, hal ini ditunjukkan oleh rendahnya tingkat pendidikan, tingginya angka
ketergantungan, rendahnya tingkat kesehatan, kurangnya pekerjaan alternatif, rendahnya etos kerja, rendahnya keterampilan dan besarnya jumlah anggota keluarga;
2 rendahnya sumber daya fisik, hal ini ditunjukkan oleh rendahnya kualitas dan jumlah asset produksi serta modal kerja; 3 rendahnya penerapan teknologi, ditandai
oleh rendahnya penggunaan input dan mekanisasi pertanian; 4 rendahnya potensi wilayah yang ditandai oleh rendahnya potensi fisik dan infrastruktur. Kondisi fisik ini
meliputi iklim, tingkat kesuburan, dan topografis wilayah, sedangkan infrastruktur meliputi irigasi transportasi, pasar, kesehatan, pendidikan, pengolahan komoditas
pertanian, listrik dan fasilitas komunikasi; 5 kurang tepatnya kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam investasi dan pengentasan kemiskinan, 6 kurang
berperannya kelembagaan yang ada, kelembagaan tersebut meliputi pemasaran, penyuluhan, perkreditan dan sosial.
Universitas Sumatera Utara
Penelitian yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Departemen Pertanian tersebut memiliki tujuan yang sama dengan penelitian yang penulis
lakukan. Kesamaannya adalah sama-sama bertujuan untuk mengetahui penyebab kemiskinan pada sekelompok masyarakat. Perbedaannya terlihat pada objek
penelitian dan teknik analisis yang digunakan. Untuk ruang lingkup yang lebih luas Both dan Firdausy 1994 dalam studi
empirisnya menyimpulkan beberapa faktor yang mempengaruhi kemiskinan masyarakat di pedesaan Asia. Faktor tersebut antara lain 1 faktor ekonomi terdiri
dari modal, tanah dan teknologi; 2 faktor sosial dan budaya terdiri dari pendidikan, budaya miskin dan kesempatan kerja; 3 faktor geografis dan lingkungan; 4 faktor
pribadi terdiri dari jenis kelamin, kesehatan dan usia. Keempat faktor tersebut mempengaruhi tingkat aksesibilitas masyarakat terhadap pasar, fasilitas umum dan
kredit. Penelitian yang dilakukan oleh Tumpal Butar-Butar 2005, yang dilakukan
di Kecamatan Silima Pungga-Pungga, Kabupaten Dairi, mengungkapkan bahwa pendidikan, luas lahan dan aksesibilitas berpengaruh terhadap pendapatan.
Todaro 1993 berpendapat, kemiskinan yang begitu luas telah menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga masyarakat yang miskin tidak memperoleh akses
terhadap perolehan kredit. Masyarakat ini juga tidak dapat membiayai pendidikan anak-anaknya, dan akibat ketiadaan peluang investasi secara fisik maupun keuangan,
mereka memilih banyak anak sebagai sumber jaminan keuangan di hari tua mereka.
Universitas Sumatera Utara
2.5. Kerangka Konseptual