3.5. Teknik Analisis
Data yang diperoleh di lapangan yang berhubungan dengan masing-masing variabel sebelum dianalisis secara kuantitatif terlebih dahulu disajikan dalam bentuk
tabel distribusi dan dianalisis dengan statistik deskriptif. Model spesifik yang sesuai dengan hipotesis yaitu untuk mengetahui
pengaruh beberapa variabel bebas terhadap variabel terikat adalah sebagai berikut:
Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5D1 + b6D2 + e
Keterangan: Y
: Rumah tangga miskin petani Rpbulan b0
: Intersep garis regresi X1
: Luas lahan Ha X2
: Teknologi skala X3
: Pendidikan kepala rumah tangga miskin skala X4
: Tingkat kesehatan skala D1
: Aksesibilitas terhadap kelembagaan ekonomi dummy D2
: Mata pencaharian alternatif dummy D
: Dummy e
: Kesalahan pengganggu Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif analisis persentase sure
analysis, yaitu metode yang menganalisis data berdasarkan bahan yang diperoleh tanpa menambahi atau mengurangi kemudian menganalisisnya Sevilla, 1993: 71
dengan merujuk ke Gay. Dengan metode deskriptif mampu memberikan penjelasan
Universitas Sumatera Utara
secara sistematis, akurat dan faktual mengenai data, sifat-sifat serta hubungan fenomena-fenomena yang diteliti dan akhirnya menghasilkan gambaran data yang
ilmiah Djajasudarma, 1993: 8, untuk mengetahui seberapa besar kontribusi rumah tangga miskin yang berpengaruh terhadap pengembangan wilayah di Kecamatan
Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2009.
3.6. Definisi Operasi Variabel
a. Pendapatan rumah tangga miskin adalah ketidakmampuan sebuah rumah
tangga miskin dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sesuai dengan standar yang berlaku.
Pendapatan yang berasal kegiatan di luar usaha tani terdiri dari: a pendapatan dari aset yang dimiliki sewa dan bunga; b pendapatan yang
berasal dari transfer dari pihak lain; c pendapatan dari mata pencaharian alternatif. Pengeluaran terdiri dari: a pembelian input pertanian;
b pembayaran sewa dan bunga; c penyusutan peralatan; d biaya pemakaian air; e biaya reparasi; f biaya upah tenaga kerja; g iuran petani.
b. Penguasaan lahan adalah luas lahan sawah yang dikuasai rumah tangga
miskin sebagai faktor produksi untuk kegiatan usaha tani, baik yang berasal dari milik sendiri, sewa dan bagi hasil.
c. Tingkat teknologi adalah kesediaan petani dalam menggunakan input-input
pertanian modern seperti bibit unggul, pupuk buatan, racun hama, zat perangsang tumbuh dan menggunakan mekanisasi pertanian, dengan kategori:
Universitas Sumatera Utara
- Menggunakan semuanya skor 5.
- Menggunakan mesin modern skor 4.
- Racun hama skor 3.
- Bibit unggul skor 2.
- Menggunakan pupuk skor 1.
d. Tingkat pendidikan adalah pendidikan formal yang pernah diduduki oleh
kepala keluarga. Diukur dalam satuan tahun dengan kategori skor masing- masing item sebagai berikut:
1 Perguruan Tinggi skor 5.
2 Sekolah Menengah Atas skor 4.
3 Sekolah Menengah Pertama skor 3.
4 Sekolah Dasar skor 2.
5 Tidak sekolah skor 1.
e. Tingkat kesehatan, dalam studi ini diukur dengan menggunakan skor variabel
dengan kategori skor masing-masing item sebagai berikut: 1
Petani miskin yang tidak pernah mengalami sakit 1 dalam kurun waktu 1 tahun skor 5.
2 Petani miskin yang pernah mengalami sakit 1 kali dan berobat ke
puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun skor 4. 3
Petani miskin yang pernah mengalami sakit 2 kali dan berobat ke puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun skor 3.
Universitas Sumatera Utara
4 Petani miskin yang pernah mengalami sakit 3 kali dan berobat ke
puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun skor 2. 5
Petani miskin yang pernah mengalami sakit 4 kali dan berobat ke puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun skor 1
f. Aksesibilitas adalah kesempatan rumah tangga miskin untuk memanfaatkan
kelembagaan ekonomi yang ada di pedesaan. Kelembagaan ekonomi yang dimaksud adalah KUD, Bank Perkreditan dan Kelompok Tani. Aksesibilitas
tersebut diukur dengan menggunakan daftar pernyataan yang terdiri dari beberapa item yang mengacu kepada fungsi masing-masing kelembagaan
tersebut. Setiap item diukur dengan menggunakan dummy dengan rentangan 0-1. Nilai variabel adalah nilai rata-rata yang berasal dari total skor dibagi
dengan jumlah item. Jika hasil bagi di bawah 0,50 dihapuskan dan jika lebih dibulatkan ke atas.
0 = Tidak memanfaatkan 1 = Memanfaatkan
g. Mata pencaharian alternatif adalah kegiatan produktif di luar pertanian yang
dilakukan oleh anggota rumah tangga miskin dalam menunjang kehidupan rumah tangga. Variabel ini diukur dengan menggunakan peubah boneka
dummy, yaitu: 1
Dummy 1 untuk rumah tangga miskin yang memiliki mata pencaharian alternatif.
2 Dummy 0 untuk rumah tangga miskin yang tidak memiliki mata
pencaharian alternatif.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN