Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Banyaknya perusahaan yang gulung tikar akibat krisis keuangan yang melanda Asia di tahun 1997-1998, yang kemudian diperburuk oleh krisis politik di tanah air memaksa Pemerintah melakukan restrukturisasi ekonomi dan rekapitalisasi. Restrukturisasi dan rekapitalisasi ini menunjukkan bahwa minimnya kemampuan perusahaan dalam hal mempertahankan kelangsungan hidupnya atau yang dikenal dengan going concern. Buruknya kinerja dan rendahnya daya saing perusahaan-perusahaan milik pemerintah atau Badan Usaha Milik Negara BUMN juga diidentifikasi menjadi akar krisis keuangan yang melanda negara kita. Sebagian besar kinerja perusahaan terefleksi berdasarkan pertanyaan bagaimana manajemen perusahaan menggunakan sistem informasi akuntansi sebagai landasan pihak manajemen dalam membuat keputusan, atau dari sudut pandang lain kegunaan sistem informasi akuntansi sebagai kekuatan perusahaan tersebut. Masalah ini menjadi lebih besar dikarenakan adanya pihak-pihak yang tidak percaya bahwa hukum dan peraturan serta tindakan yang di ambil perusahaan dapat diterima oleh mereka. Pihak-pihak tersebut selalu menganggap bahwa kinerja perusahaan dapat diatur dengan mengubah susunan perusahaan serta pembatasan pada ukuran perusahaan. Pihak-pihak tersebut juga menganggap perusahaan besar yang telah go-public, diatur oleh institusi swasta dan harus dapat diukur akuntabilitas terhadap berbagai kepentingan pemegan saham. Universitas Sumatera Utara Era globalisasi dan pasar terbuka menuntut dikembangkannya suatu sistem dan paradigma baru dalam pengelolaan bisnis dan industri. Good Corporate Governance GCG atau yang lebih umum dikenal dengan tata kelola perusahaan yang baik muncul sebagai satu pilihan yang bukan saja menjadi formalitas. Namun suatu sistem nilai dan best practices yang sangat fundamental bagi peningkatan nilai perusahaan. Secara teoritis, praktik GCG dapat meningkatkan nilai value perusahaan dengan meningkatkan kinerja keuangan, mengurangi risiko yang mungkin dilakukan oleh dewan dengan keputusan-keputusan yang menguntungkan diri sendiri. Dan umumnya good corporate governance dapat meningkatkan kepercayaan investor, Tricker 1994 dalam Tjager 2003:5. Namun, sebaliknya good corporate governance yang buruk menurunkan tingkat kepercayaan investor. Melalui Keputusan Menteri BUMN Nomor: Kep-117M-MBU2002 tentang penerapan praktik GCG pada BUMN, BUMN didorong untuk wajib menerapkan GCG secara konsisten dan atau menjadikan GCG sebagai landasan operasionalnya. BUMN sebagai salah satu ujung tombak roda perekonomian negara, memang dituntut mengambil langkah komprehensif terhadap aset-asetnya agar dapat menghasilkan profit berbentuk pemasukan kas sehingga memiliki nilai tambah value added. Dalam Koran Tempo Nomor 2574 Tahun VIII, Edisi Selasa, 19 Agustus 2008 pada halaman 14 tersurat bahwa, “performa keuangan BUMN dari tahun ke tahun menunjukkan grafik peningkatan, namun perlu disadari bahwa BUMN juga masih berupaya menggerus penghalang penerapan GCG dan citra yang sempat melekat selama ini yakni korupsi, kolusi dan nepotisme”. Faktor lain yang Universitas Sumatera Utara menyebabkan implementasi GCG di Indonesia masih terkesan stagnan adalah akibat pelaksanaannya masih bersifat mandatory atau kewajiban, bukan kesadaran atau inisiatif perusahaan. PTPN IV Persero Medan merupakan salah satu BUMN yang wilayah kerjanya hanya pada provinsi Sumatera Utara. Hal ini membuat manajemen PTPN IV Persero Medan menyadari pentingnya pengendalian internal internal control yang efektif guna membantu perusahaan dalam peningkatan kinerja, mencegah kecurangan dan penyajian laporan keuangan yang dapat diandalkan, serta mendorong keberhasilan penerapan GCG. Pentingnya pengendalian internal dan adanya Satuan Pengawasan Internal SPI diatur dalam SK Menteri BUMN Nomor kep-117M-MBU2002. Pada Pasal 11 dinyatakan bahwa “direksi harus menetapkan suatu Sistem Pengendalian Internal yang efektif untuk mengamankan investasi dan aset BUMN” dan UU BUMN Nomor 19 Tahun 2003 tanggal 19 Juni 2003 juga telah mewajibkan BUMN untuk membentuk unit pengendalian internal. Keberadaan fungsi SPI dalam PTPN IV Persero menjamin efektivitas pengendalian internal dan merupakan mitra strategis dalam penyempurnaan kegiatan pengelolaan perusahaan serta mendorong proses governance. Upaya mewujudkan GCG dalam suatu perusahaan akan membutuhkan komitmen dari seluruh pelaku bisnis. Pedoman bagi seluruh pelaku bisnis di PTPN IV Persero dalam bersikap dan berperilaku untuk melaksanakan tugas sehari-hari serta dalam berinteraksi dengan rekan sekerja, mitra usaha dan pihak- pihak lainnya yang berkepetingan yang disebut dengan Code of Conduct Pedoman Perilaku. Komitmen tersebut tertuang dalam perumusan dan penetapan visi, misi, tujuan serta pemilihan strategi yang diikuti dengan penetapan kebijakan Universitas Sumatera Utara yang menjadikan good corprate governance GCG sebagai landasan operasionalnya. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal SPI dan Code Of Conduct Pedoman Perilaku terhadap Pelaksanaan Good Corporate Governance GCG pada PTPN IV Persero Medan”. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka yang menjadi perumusan masalah pada penelitian ini adalah: “Apakah peranan Biro SPI dan Code Of Conduct memiliki pengaruh terhadap pelaksanaan GCG pada PTPN IV Persero Medan”

C. Batasan Permasalahan

Dokumen yang terkait

Penerapan Good Corporate Governance (GCG) di Sektor Publik (Studi Kasus pada PT.PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara

12 131 128

Pengaruh Peranan Biro Satuan Pengawasan Internal (SPI) Terhadap Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) Pada PTPN II (Persero) Tanjung Morawa

2 39 114

PENGARUH PERANAN SATUAN PENGAWASAN INTERNAL (SPI) DAN PEDOMAN PERILAKU TERHADAP GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) PADA KSP KARYA NIAGA KABUPATEN DEMAK

0 10 110

Pengaruh Peranan Satuan Pengawasan Internal (SPI) dan Pedoman Perilaku terhadap Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) Pada PT Perkebunan Nusantara di Medan

0 6 114

Pengaruh Peranan Satuan Pengawasan Internal (SPI) dan Pedoman Perilaku terhadap Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) Pada PT Perkebunan Nusantara di Medan

0 0 12

Pengaruh Peranan Satuan Pengawasan Internal (SPI) dan Pedoman Perilaku terhadap Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) Pada PT Perkebunan Nusantara di Medan

0 0 2

Pengaruh Peranan Satuan Pengawasan Internal (SPI) dan Pedoman Perilaku terhadap Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) Pada PT Perkebunan Nusantara di Medan

1 2 9

Pengaruh Peranan Satuan Pengawasan Internal (SPI) dan Pedoman Perilaku terhadap Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) Pada PT Perkebunan Nusantara di Medan

0 0 24

Pengaruh Peranan Satuan Pengawasan Internal (SPI) dan Pedoman Perilaku terhadap Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) Pada PT Perkebunan Nusantara di Medan

0 0 3

Pengaruh Peranan Satuan Pengawasan Internal (SPI) dan Pedoman Perilaku terhadap Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) Pada PT Perkebunan Nusantara di Medan

0 0 31