Latar belakang masalah PENDAHULUAN

1

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Sebagai negara yang sedang membangun, Indonesia masih banyak dihadapkan pada masalah kesehatan masyarakat. Sampai saat ini penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan dunia terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka kesakitan dan kematian akibat diare terutama pada bayi dan balita, serta sering menimbulkan kejadian luar biasa KLB. Departemen Kesehatan RI Depkes RI, 2006 Data dari Depkes tahun 2006 hasil survei Subdit Diare, angka kejadian diare di Indonesia masih cukup tinggi yaitu 423 per 1.000 penduduk pada semua umur. Depkes, 2006 Menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga SKRT tahun 2001 menyebutkan angka kematian diare pada balita bawah lima tahun sebesar 75,3100.000 balita, sementara angka kematian diare untuk semua umur sebesar 23,2100.000 penduduk. Selama tahun 2006 sebanyak 41 kabupaten di 16 provinsi melaporkan KLB diare di wilayahnya dan diare merupakan penyebab kematian nomor 2 pada balita dan nomor 3 bagi bayi serta nomor 5 bagi semua umur. SKRT, 2001 Episode penyakit diare pada balita sebanyak 1-2 kali setiap tahun dengan angka kematian mencapai 5 per 1000 balita atau 135.000 kematian tiap tahun yang berarti tiap 4 menit 1 balita meninggal dunia. Sudarmo dan Subiyanto, 2001 Berdasarkan survey demografi kesehatan Indonesia 2002-2003 yang menderita diare laki-laki 10,8 dan perempuan 11,2. Naulita N, 2008 Diare adalah defekasi atau buang air besar lebih dari 3 x sehari, dengan atau tanpa darah dan atau lendir dalam tinja. Penyakit diare merupakan salah satu gejala infeksi saluran pencernaan yang disebabkan oleh Escherichia coli patogen, Shigella, Vibriocholera, Salmonella, Rotavirus, dan Cysptosporodium. Penyakit ini menyebabkan usus tidak normal bekerja yang akibatnya lebih banyak air dan garam yang keluar melalui tinja pada akhirnya menyebabkan dehidrasi. Dehidrasi akibat diare merupakan komplikasi berat yang menimbulkan asidosis, hipokalemia, dan merupakan penyebab utama kematian. Sudarmo S, 2001 Penatalaksanaan diare akut yang diutamakan adalah upaya rehidrasi oral URO berupa pemberian cairan elektrolit yang diikuti dengan meneruskan pemberian makanan yang baik. 2 Minocha A, 2004 Untuk itu peran ibu sangat berpengaruh penting dalam penanganan diare, ibu adalah orang pertama yang melihat dan menghadapi anaknya yang sedang diare. Jika diare sudah menyebabkan komplikasi-komplikasi seperti dehidrasi maka masyarakat akan datang berobat ke layanan kesehatan masyarakat seperti Puskesmas, Rumah Sakit negeri, Rumah Sakit swasta dan praktek dokter mandiri. Oleh karena itu peneliti mengambil lokasi penelitian di Rumah Sakit swasta karena termasuk dalam layanan kesehatan masyarakat dan juga adanya pergeseran trend pengobatan, banyak pasien yang memilih berobat ke rumah sakit swasta dibanding Rumah Sakit pemerintah ataupun Puskesmas. RS Bhineka Bakti Husada juga termasuk dalam wilayah Tangerang Selatan dan diare termasuk dalam 10 penyakit terbanyak pada poli anak yang dapat menjadi gambaran angka kejadian diare pada balita di wilayah tersebut. Pada tahun 2009 angka kesakitan diare pada balita RS Bhineka Bakti Husada mencapai 727 kasus dengan angka kejadian diare pada bulan April-Juni 2009 mencapai 260 kasus. Pada tahun 2010 angka kejadian diare pada bulan April-Juni berjumlah 146 kasus. Angka kejadian ini menurun dibandingkan tahun yang lalu namun tidak dapat menjadi patokan pasti untuk angka kejadian dalam setahunnya. Selain itu faktor pengambilan rekam medis di Puskesmas yang belum terdata dengan baik dan pencatatannya yang kurang lengkap yang menjadikan salah satu pertimbangan penulis untuk melakukan penelitian di Rumah Sakit swasta. Banyak faktor risiko juga yang diduga menyebabkan terjadinya penyakit diare pada balita antara lain seperti dari faktor host yaitu usia penderita, jenis kelamin, status gizi, kelengkapan imunisasi serta faktor dari lingkungan berupa ketersediaan air bersih, perilaku hidup sehat, dan kebersihan lingkungan. Faktor pengetahuan ibu tentang penanganan diare, konsumsi susu formula oleh balita juga berperan dalam terjadinya diare pada balita. Oleh sebab itu, kesadaran masyarakat harus ditingkatkan tentang kejadian diare di wilayahnya agar kejadian diare di wilayahnya dan di Indonesia dapat teratasi dari tahun ke tahun. Ngastiyah, 2005

B. Rumusan masalah