10 oleh usus selama diare. Gejala muntah dapat timbul sebelum atau sesudah diare dan dapat
disebabkan karena lambung turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit. Bila pasien telah banyak kehilangan cairan dan elektrolit, gejala dehidrasi
mulai nampak; yaitu berat badan turun, turgor berkurang, mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung pada bayi, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering.
Berdasarkan cairan yang hilang dapat dibagi menjadi dehidrasi ringan, sedang, dan berat. Bila berdasarkan tonisitas plasma dibagi menjadi dehidrasi hipotonik, isotonik, dan
hipertonik. Ngastiyah, 2005 Pasien diare yang dirawat biasanya sudah dalam keadaan dehidrasi berat dengan rata-rata
kehilangan cairan sebanyak 12,5 . Pada dehidrasi berat, volume darah berkurang sehingga dapat terjadi renjatan hipovolemik dengan gejala denyut jantung menjadi cepat, nadi cepat
dan kecil, tekanan darah menurun, pasien sangat lemah, kesadaran menurun. Akibat dehidrasi diuresis berkurang oligouria sampai anuria. Bila sudah terjadi asidosis metabolik
pasien akan tampak pucat dengan pernapasan yang cepat dan dalam pernapasan Kussmaul. Asidosis metabolik terjadi karena 1 kehilangan NaHCO
3
melalui tinja diare, 2 ketosis kelaparan, 3 produk-produk metabolik yang bersifat asam tidak dapat dikeluarkan karena
oligouria atau anuria, 4 berpindahnya ion Natrium dari cairan ektrasel ke cairan intrasel, 5 penimbunan asam laktat anoksia jaringan. Ngastiyah, 2005
2.6 . Faktor yang mempengaruhi terjadinya diare
a. Kuman penyebab diare b. Keadaan gizi
c. Sanitasi dan higiene d. Sosial ekonomi
11
2.7. Akibat diare a.
Dehidrasi kehilangan cairan tubuh
Dehidrasi terjadi karena kehilangan air output lebih banyak daripada pemasukan air input, merupakan penyebab terjadinya kematian pada diare.
Tahapan dehidrasi :
Dehidrasi ringan; berat badan menurun 3 - 5, dengan volume cairan yang hilang kurang dari 50 mlkg.
Dehidrasi sedang; berat badan menurun 6 - 9, dengan volume cairan
yang hilang 50-90 mlkg.
Dehidrasi berat; berat badan menurun lebih dari 10, dengan volume cairan yang hilang sama dengan atau lebih dari 100 mlkg.
Aswhill dan Droske, 1997
12
Tabel 2.1. Skor Maurice King
Bagian tubuh
yang diperiksa 1
2 Keadaan umum
Sehat Gelisah, cengeng,
apatis, mengantuk Mengigau,
koma atau syok
Kekenyalan kulit Normal
Sedikit kurang Sangat kurang
Mata Normal
Sedikit cekung Sangat cekung
Ubun-ubun Normal
Sedikit cekung Sangat cekung
Mulut Normal
Kering Kering sianosis
Denyut nadi
menit
Kuat 120 Sedang 120- 140
Lemah 140
Sumber : Suharyono, 2008
Catatan : 1.
Untuk menentukan kekenyalan kulit, kulit perut dicubit antara ibu jari dan telunjuk kemudian dilepas. Jika kulit kembali normal dalam waktu :
- 1 detik : turgor agak kurang dehidrasi ringan
- 1-2 detik : turgor kurang dehidrasi sedang
- 2 detik : turgor sangat kurang dehidrasi berat
2. Berdasarkan skor yang didapat pada seorang penderita dapat ditentukan derajat dehidrasinya :
- jika mendapat nilai 0-2 : dehidrasi ringan
- jika mendapat nilai 3-6 : dehidrasi sedang
- jika mendapat nilai 7-12 : dehidrasi berat
3. Pada anak-anak yang suturanya sudah menutup, nilai untuk ubun-ubun diganti dengan banyaknya atau frekuensi buang air kecil.
13
Tabel 2.2. Perkiraan kehilangan berat badan berdasarkan gejala klinis
Gejala 3 kehilangan
berat badan 3-9 kehilangan
berat badan 9 kehilangan
berat badan Mental status
Compos mentis Lemas,gelisah
Apatis,letargi, koma
Nadi Normal
Normal Meningkat
Takikardi; bradikardi pada beberapa kasus
Haus
Normal Haus;
masih ada
kemauan untuk minum Tidak mau minum
Kualitas nadi
Normal Normal-
perpanjangan nadi
Lemah – tidak teraba
Pernapasan Normal
Normal- cepat Dalam
Mata
Normal Sedikit cekung
Sangat cekung
Air mata Masih terdapat air mata Menurun
Tidak terdapat air mata
Mukosa lidah
dan mulut
Lembab Kering
Sangat Kering
Turgor kulit
Kembali dengan cepat Recoil 2 detik
Recoil 2 detik
Capillary refill Normal
Memanjang Memanjang-
minimal
Ekstermitas Hangat
Dingin Dingin,sianosis
Volume Urin Normal
– menurun Menurun
Minimal
Sumber : WHO, 1995
b. Gangguan keseimbangan asam basa asidosis metabolik
Metabolik asidosis terjadi karena : -
Kehilangan Na-bikarbonat bersama tinja. -
Adanya ketosis kelaparan. Metabolisme lemak tidak sempurna sehingga benda keton tertimbun dalam tubuh.
- Terjadi penimpunan asam laktat karena adanya anoksia jaringan.
- Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat dikeluarkan oleh
ginjal terjadi oligouria atau anuria. -
Pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler ke dalam cairan intraseluler. Asnil P dkk, 2003
14
2.8. Tata laksana diare akut