7
2.2. Klasifikasi diare
Diare dibagi menjadi tiga Asnil P dkk, 2003 yaitu : 1.
Diare akut Diare akut didefinisikan sebagai diare yang terjadi dalam waktu kurang dari 14
hari, berlangsung cepat umumnya berakhir dalam waktu 7 hari dengan konsistensi feses yang lebih lembek atau cair dan bersifat mendadak datangnya.
Diare akut masih merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada balita. Kematian dapat disebabkan karena dehidrasi akut atau karena lingkaran
sebab akibat dari diare-malnutrisi-infeksi. 2.
Diare persisten Diare persisten didefinisikan sebagai diare yang terjadi lebih dari 14 hari dan
biasanya diasosiasikan dengan malabsorbsi, infeksi non-intestinal yang serius dan dehidrasi.
Diare persisten tidak termasuk diare kronik atau diare berulang seperti penyakit sprue, gluten sensitive enteropathi, dan penyakit blind loop.
3. Disentri
Disentri yaitu diare yang disertai darah dalam tinjanya. Akibat disentri akan terjadi anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat. Buang air besar yang berulang-ulang
yang menyebabkan penderita kehilangan banyak cairan dan darah. Penyebab umum disentri adalah infeksi parasit Entamoeba histolytica yang menyebabkan disentri amuba
dan infeksi bakteri golongan Shigella yang menjadi penyebab disentri basiler.
2.3. Etiologi
Etiologi diare dapat dibagi dalam beberapa faktor Ngastiyah, 2005, yaitu: 1.
Faktor infeksi a.
Infeksi enteral yaitu saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada anak.
8 Infeksi enteral meliputi :
- Infeksi bakteri : Vibrio, E.coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dan sebagainya.
- Infeksi virus : Enterovirus Virus ECHO, Coxsackie, Poliomyelitis, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dan lain-lain.
- Infeksi parasit : cacing Ascaris, Trichuris, Oxyuris, Strongyloides, protozoa Entamoeba hitolytica, Giardia lamblia, Trichomonas hominis, jamur Candida
albicans. - Infeksi sistemik yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan, seperti
otitis media akut OMA, tonsilofaringitis, bronkopneumonia, ensefalitis, dan sebagainya.
2. Faktor malabsorbsi
a Malabsorbsi karbohidrat : disakarida intoleransi laktosa, maltosa, sukrosa,
monosakarida intoleransi glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering ialah intoleransi laktosa.
b Malabsorbsi lemak : disebabkan oleh lipase tidak ada atau kurang, mukosa usus
halus vili atrofi atau rusak. c
Malabsorbsi protein : disebabkan oleh kekurangan enzim atau kerusakan mukosa usus.
3. Faktor makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
4. Faktor psikologis : rasa takut dan cemas. Walaupun jarang dapat menimbulkan diare
terutama pada anak yang lebih besar. Faktor risiko terjadinya diare, yaitu :
Faktor host : 1 umur, 2 jenis kelamin, 3 imunisasi, 4 status gizi, 5 pemberian ASI.
Faktor lingkungan : 1 kebersihan lingkungan, 2 ketersediaan air bersih.
9
2.4. Patogenesis