19 dengan cara pengobatan ini diare tetap berlangsung atau bertambah berat dan
keadaan anak bertambah berat serta jatuh dalam keadaan dehidrasi ringan-sedang, obati dengan cara pengobatan dehidrasi ringan-sedang. Juffrie M dkk, 2010
2. Pengobatan diare dehidrasi ringan-sedang
TRO Terapi Rehidrasi Oral Penderita diare dengan dehidarsi ringan-sedang harus dirawat di sarana
kesehatan dan segera diberikan TRO dengan oralit. Jumlah oralit yang diberikan adalah 75 mlkgBB dalam 3 jam pertama. Bila penderita masih haus dan masih
ingin minum harus diberi lagi. Sebaliknya bila dengan volume di atas kelopak mata menjadi bengkak, pemberian oralit harus dihentikan sementara dan
diberikan minum air putih atau air tawar. Bila edema kelopak mata sudah menghilang dapat diberikan lagi.
Apabila oleh karena sesuatu hal pemberian oralit tidak dapat diberikan secara oral, oralit dapat diberikan melalui nasogastrik dengan volume yang sama dengan
kecepatan 20 mlkgBBjam. Setelah 3 jam pasien dievaluasi, apakah membaik, tetap, atau memburuk. Bila keadaan penderita membaik dan dehidrasi teratasi
pengobatan dapat dilanjutkan di rumah dengan oralit dan makanan dengan cara pengobatan diare tanpa dehidrasi. Bila memburuk dan pasien jatuh dalam derajat
dehidrasi berat maka diberikan cairan parenteral. Juffrie M dkk, 2010
3. Pengobatan diare dehidrasi berat
TRP Terapi Rehidrasi Parenteral Penderita diare dehidrasi berat harus dirawat di Puskesmas atau Rumah
Sakit. Pasien yang masih dapat minum meskipun hanya sedikit harus diberi oralit sampai cairan infus terpasang. Di samping itu, semua anak harus diberi oralit
selama pemberian cairan IV kurang lebih 5 mlkgBBjam, apabila dapat minum dengan baik biasanya dalam 3-4 jam untuk bayi atau 1-2 jam untuk anak yang
lebih besar. Untuk rehidrasi parenteral digunakan cairan Ringer Laktat dengan dosis 100 mlkgBB. Cara pemberiannya untuk 1 tahun 1 jam pertama 30
mlkgBB dilanjutkan 5 jam berikutnya 70 mlkgBB. Di atas 1 tahun, ½ jam
20 pertama 30 mlkgBB dilanjutkan 2 ½ jam berikutnya 70 mlkgBB. Lakukan
evaluasi tiap jam. Bila dehidrasi tidak membaik, tetesan IV dapat dipercepat. Setelah 6 jam pada bayi atau 3 jam pada anak lebih besar, lakukan evaluasi.
Juffrie M dkk, 2010
21
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif survey dengan jenis penelitian potong lintang atau cross sectional yang menunjukkan bahwa seluruh pengamatan dan
pemeriksaan variabel penelitian dilakukan hanya satu kali. Penelitian menggunakan data sekunder
“medical record” MR Rumah sakit Bhineka Bakti Husada, Tangerang Selatan untuk mengetahui gambaran angka kesakitan
diare pada balita di wilayah Tangerang Selatan.
3.2 Tempat dan Waktu penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan sejak bulan April hingga Juni 2010. Pengambilan sampel akan dilaksanakan di RS Bhineka Bakti Husada, Tangerang Selatan karena RS
Bhineka Bakti Husada merupakan salah satu Rumah Sakit besar di wilayah Tangerang Selatan, masih dalam wilayah cakupan peneliti, dan penyakit diare termasuk dalam 10
penyakit yang banyak menyebabkan angka kesakitan pada balita tinggi pada Rumah Sakit tersebut.
3.3 Variabel Penelitian
Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah : A.
Variabel bebas - Umur pasien
- Tata laksana - Jenis kelamin
- Status gizi - Derajat dehidrasi
B. Variabel tergantung
Angka kejadian diare akut