Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal Pengujian dengan Evaluasi Model

38 uji validitas dari setiap latent variabel construct akan diuji dengan melihat loading faktor dari hubungan antara setiap observed variabel dan latent variabel. 2. Uji Realibilitas Adalah ukuran mengenai konsistensi internal dari indikator- indikator sebuah konstruk yang menunjukkan derajat sampai dimana masing-masing indiaktor itu mengidentifikasikan sebuah konstruk yang umum.sedangkan reliabilitas diuji dengan construct reliability dan variance extraced. construct reliability dan variance extraced dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : construct reliability = [ Σ Standardize Loading ] 2 [ Σ Standardize Loading ] 2 + Σ εj] variance extraced = Σ Standardize Loading 2 Σ Standardize Loading 2 + Σ εj Sementara εj dapat dihitung dengan formula εj = 1 – Standardize Loading secara umum, nilai construct reliability yang dapat diterima adalah ≥ 0,7 dan variance extraced ≥ 0,5 Hair et.al., 1998.

3.4.4. Pengujian Hipotesis dan Hubungan Kausal

Pengaruh langsung koefisien jalur diamati dari bobot regresi terstandar, dengan pengujian signnifikansi pembanding nilai CR Critical 39 Ratio atau p Probability yang sama dengan nilai t hitung. Apabila t hitung lebih besar dari pada t tabel berarti signifikan.

3.4.5. Pengujian dengan

Two-Step Approach Two-Step Approach to Structural Equation Modeling SEM digunakan untuk menguji model yang diajukan. Two-Step Approach digunakan untuk mengatasi masalah sampel data yang kecil jika dibandingkan dengan jumlah butir instrumentasi yang digunakan Hartline Ferreil, 1996, dan keakuratan reliabilitas indikator-indikator terbaik dapat dicapai dalam Two-Step Approach ini. Two-Step Approach bertujuan untuk menghindari interaksi anatara model pengukuran model struktural pada one-Step Approach. Dalam menganalisis SEM dengan Two-Step Approach Hair, et Al, 1998 Yang diajukan dalam Two-Step Approach to SEM adalah : estimasi terhadap measurement model dan estimasi terhadap strucural model Andesson dan Gerbing, 1998. Cara yang dilakukan dalam menganalisis SEM dengan Two-Step Approach adalah sebagai berikut: a. Menjumlah skala butir-butir setiap konstruk menjadi sebuah indikator summed-scale bagi setiap konstruk. Jika terdapat skala yang berbeda setiap indikator tersebut distandarisasi. 40 b. Menetapkan error ε dan Lambda λ terms, error terms dapat dihitung dengan rumus 0,1 kali σ 2 dan lambda terms dengan rumus 0,95 kali σ Anderson dan Gerbig, 1998. Penghitungan construct reliability α telah dijelaskan pada bagian sebelumnya dan deviasi standar σ dapat dihitung dengan bantuan program aplikasi statistic SPSS. Setelah error ε dan lambda λ term diketahui, skor-skor tersebut dimasukkkan sebagai parameter fix pada analisis model pengukuran SEM.

3.4.6. Evaluasi Model

Hair et.al., 1998 menjelaskan bahwa pola “confirmatory” menunjukkan prosedur yang dirancang untuk mengevaluasi utilitas hipotesis-hipotesis dengan pengujian fit antara model teotitis dan data empiris. Jika modelteoritis menggambarkan “good fit” dengan data, maka model dianggap sebagai yang diperkuat. Sebaliknya, suatu model teoritis tidak diperkuat jika teori tersebut mempunyai suatu “poor fit” dengan data. AMOS dapat menguji apakah model “good fit” atau “poor fit”. Jadi “good fit” model yang diuji sangat penting dalam pengukuran structural equation model. Pegujian terhadap model yang dikembangkan dengan berbagai kriteria goodness of fit, yakni X 2 - Chi square, Probability, RMSEA, GFI, AGFI, CMINDF, TLI, CFI. Apabila model awal tidak good fit dengan 41 data maka model dikembangkan dengan pendekatan two-step approach to SEM. 1. X 2 – CHI SQUARE STATISIC Merupakan alat paling fundamental untuk mengukur overall fit adalah likelihood ratio chi-square statistic. Chi-square ini bersifat sangat sensitif terhadap besarnya sampel yang digunakan. Model yang diuji akan dipandang baik atau memuaskan bila nilai chi-squarenya rendah. Semakin kecil nilai X 2 = 0, berarti tidak ada perbedaan. Karena tujuan analisis adalah mengembangkan dan meguji sebuah model yang sesuai dengan data atau yang fit terhadap data, maka yang dibutuhkan justru sebuah nilai x 2 yang tidak signifikan. Penggunaan chi-square hanya sesuai bila ukuran sampel antara 100 - 200. Bila ukuran sampel ada diluar rentang uji signifiakan akan menjadi kurang reliabel. Oleh karena itu pengujian ini perlu dilengkapi dengan alat uji yang lainnya. 2. RMSEA – The Root Mean Square of Approximation RMSEA adalah sebuah indek yang dapat digunakan mengkompensasi Chi-square statistic dalam sampel yang besar. Nilai RMSEA menunjukkan Goodness-of-Fit yang dapat diharapkan bila model diestimasi dalam populasi nilai RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0,08 merupakan indeks untukdapat diterimanya model yang menunjukkan sebuah close fit dari model itu berdasarkan Degress Of Freedom. 3. GFI - Goodness of Fit Indeks 42 GFI adalah analog dari R 2 dalam regresi berganda. Indeks kesesuaian ini akan menghitung proporsi tertimbang dari varians dalam matriks kovarians sample yang dijelaskan oleh matriks kovarians populasi yang diestimasikan. GFI adalah sebuah ukuran non-statistikal yang mempunyai rentan nilai antara 0 Poor Fit sampai dengan 1.0 Perfect Fit. Nilai yang tinggi dalam indeks ini menunjukkan sebuah “better fit” 4. AGFI – Adjusted Goodness of Fit Index AGFIGFI df tingkat penerimaan yang direkomendasikan adalah AGFI mempunyai nilai sama dengan atau lebih besar dari 0,90. GFI maupun AGFI adalah kriteria yang memperhitungkan proporsi tertimbang dari varians dalam sebuah matriks konvarians sampel. Nilai sebesar 0,905 dapat diinterpretasikan sebagai nilai antara 0,90 sampai 0,95 menunjukkan tingkat cukup Adequate Fit. 5. CMIN DF The minimum sample discrepancy function CMIN dibagi dengan degree of Freedomnya akan menghasilkan indeks CMINDF. Pada umumnya diartikan sebagai salah satu indikator untuk mengukur tingkat fit-nya sebuah model. Dalam hal ini CMINDF tidak lain adalah statistic chi square, X 2 dibagi Df-nya. 6. TLI – Tucker Lewis Index TLI adalah alternatif Incremental Fit Indeks yang membandingkan sebuah model yang diuji terhasap sebuah baseline model. Nilai yang 43 direkomendasikan sebagi acuan untuk diterimanya sebuah model adalah penerimaan 0,95 dan nilai yang sangat mendekati 1 menunjukkan a very good fit. 7. CFI – Comparative Fit Index Besaran nilai ini pada rentan nilai sebesar 0 – 1, dimana semakin mendekati 1, mengindikasikan tingkat fit yang paling tinggi A Very good Fit. Nilai yang direkomendasikan adalh CFI 0,9. Keunggulan dari indeks ini besarnya tidak dipengaruhi oleh ukuran sample karena ini sangat baik untuk mengukur tingkat penerimaan sebuah model. Indeks CFI adalh identik dengan Relative Noncentrality Indeks RNI. Tabel 3.1.Goodness of fit Index Goodness of index Keterangan Out – off Value X 2 chi square Menguji apakah covariance populasi yang diestimasi sama dengan covariance sample apakah model sesuai dengan data Diharapkan kecil, 1 sd 5 atau paling baik diantara 1 dan 2 Probability Uji signifikasi terhadap perbedaan matriks covariance data dan matriks covariance yang diestimasi. Minimum 0,1 atau 0,2 atau ≥ 0,05 RMSEA Mengkompensasi kelemahan chi square pada sampel besar. ≤ 0,08 GFI Meghitung proporsi tertimbang varians dan matriks sampel yang dijelaskan okeh matriks covariace populasi yang diestimasi analog dengan R 2 dalam regresi linier berganda ≥ 0,09 AGFI GFI yang disesuaikan terhadap DF ≥ 0,90 CMIN DF Kesesuaian antara data dan model ≤ 2,00 TLI Perbandingan antara model yang diuji terhadap baseline model ≥ 0,95 CFI Uji kelayakan model yang tidak ≥ 0,94 44 sensitive terhadap besarnya sampel dan kerumitan model. Sumber : Hair et.al.,1998

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian 4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan CV. Rajawali Plating Masindo mengkhususkan diri sebagai perusahaan yang bergerak dibidang jasa pelapisan zinc atau electroplatizinc adalah pelapisan logam dari logam satu di lapisi oleh logam lain dengan bantuan listrik. Pada lapisan tersebut, terjadi perpindahan ion, dari ion positif ke ion negatif. Dalam proses pelapisan zinc ini dimaksudkan untuk memberikan perlindungan pada logam agar tidak cepat terkena korosi atau meminimalisasikan proses korosi pada logam. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 12 Agustus 1995, yang bertempat di Jl. Brigjen Katamso III no. 69 Waru-Sidoarjo dengan luas tanah 1245 m 2 , yang digunakan untuk pabrik, gudang, kantor. Setiap perusahaan selalu mempunyai tujuan yang hendak dicapai, dimana tujuan merupakan arah atau pedoman dalam melaksanakan kegiatan usaha disamping dapat pula berfungsi sebagai tolak ukur keberhasilan pelaksanaan perusahaan. Tujuan perusahaan CV. Rajawali Plating Masindo meliputi menjadi yang pertama dan yang terbaik dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. Meningkatkan kepuasan pelanggan dan meningkatkan kepuasan kerja semua pihak. 44