2.11. Pengaruh Leverage Operasi Terhadap Perataan Laba
Teori akuntansi positif positif accounting theory, Watts and Zimmerman 1986 dalam Julia dan Carmel 2005 beranggapan bahwa perilaku manajer atau
pembuat laporan keuangan dalam proses pembuatan laporan keuangan dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor perilaku manajer dalam pengaturan
tingkat keuntungan dikenal dengan tiga hipotesis, yaitu: a. The Bonus Plan Hypothesis
Pada perusahaan yang memiliki rencana pemberian bonus, manajer perusahaan akan lebih memilih metode akuntansi yang dapat menggeser
laba dari masa depan ke masa kini seingga dapat menaikkan laba saat ini. Hal ini dikarenakan manajer lebih menyukai pemberian upah yang lebih
tinggi untuk masa kini. b. The Debt to Equity Hypothesis Debt Covenant Hypothesis
Pada perusahaan yang mempunyai rasio debt to equity tinggi, manajer perusahan cenderung menggunakan metode akuntansi yang dapat
meningkatkan pendapatan atau laba. Perusahaan dengan rasio debt to equity yang tinggi akan mengalami kesulitan dalam memperoleh dana
tambahan dari pihak kreditur bahkan perusahaan akan terancam melanggar perjanjian utang.
c. The Political Cost Hypothesis Size Hypothesis Pada perusahaan yang memiliki biaya politik tinggi, manajer akan
lebih memilih metode akuntansi yang menangguhkan laba yang dilaporkan dari periode sekarang ke periode masa mendatang sehingga
dapat memperkecil laba yang dilaporkan. Biaya politik muncul dikarenakan profitabilitas perusahaan yang tinggi dapat menarik perhatian
media dan konsumen. Kondisi leverage sangat mempengaruhi penilaian pemakai laporan
keuangan. Perusahaan yang mempunyai rasio leverage tinggi mengakibatkan suatu perusahaan kesulitan memperoleh dana tambahan. Hal ini dikarenakan
kreditur menolak memberikan pinjaman lebih banyak, sebab kreditur memerlukan jaminan atas dana yang dipinjamkan. Kondisi demikianlah yang mendorong
pemilik perusahaan untuk meminta manajer melaporkan bahwa perusahaan mempunyai leverage yang menguntungkan berdasarkan situasi perekonomian
yang ada. Dan tuntutan pemilik ini seringkali “memaksa” manajer untuk melakukan tindakan perataan laba. Minimal untuk mengurangi tuntutan tersebut.
Leverage operasi adalah suatu indikator perubahan laba bersih yang diakibatkan oleh besarnya volume penjualan. Ashari et al. 1994 berhasil
membuktikan bahwa leverage operasi merupakan salah satu faktor yang mendorong terjadinya perataan laba. Zuhroh dalam Suwito dan Herawaty 2005
meneliti faktor-faktor yang dapat dikaitkan dengan terjadinya praktek perataan
laba dengan kesimpulan bahwa hanya leverage operasi perusahaan saja yang memiliki pengaruh terhadap praktek perataan laba yang dilakukan
perusahaan di Indonesia.
2.12. Pengaruh Net Profit Margin Terhadap Perataan Laba