∆
x
= Rata – rata perubahan penghasilan bersih atau laba I atau penjualan S antara tahun n dengan n – 1
n = Banyaknya tahun yang diamati
Berdasarkan rumus Indeks Eckel dapat disimpulkan bahwa IC 1 atau CV
∆S
CV
∆I
berarti perusahaan tersebut telah melakukan praktik perataan laba, sebaliknya perusahaan dengan IC 1 atau CV
∆S
CV
∆I
berarti perusahaan tersebut tidak melakukan praktik perataan laba Juniarti dan Corolina, 2005,
maka kode dari variabel perataan laba adalah sebagai berikut: Tabel
2.1: Kode dari Variabel Perataan Laba Y Variabel Perataan Laba Y
Kode Perusahaan melakukan praktik perataan laba
IC 1 1
Perusahaan tidak melakukan praktik perataan laba IC 1
2.9. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Perataan Laba.
Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecil perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total aktiva, log size, nilai
pasar saham, dan lain-lain. Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi dalam 3 kategori yaitu perusahaan besar large firm, perusahaan menengah medium-
size dan perusahaan kecil small firm. Penentuan ukuran perusahaan ini
didasarkan kepada total asset perusahaan menurut Machfoedz 1998 dalam Suwito dan Herawaty 2005.
Teori corporate finance keuangan perusahaan menurut Husnan 1996: 15 teori ini menjelaskan bagaimana keputusan-keputusan keuangan yang diambil
oleh “manajer keuangan” yaitu keputusan investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen dimaksudkan untuk meningkatkan kemakmuran pemilik
perusahaan. Ini ditunjukkan oleh meningkatnya nilai perusahaan atau harga saham bagi perusahaan yang go public.
Moses 1987 dalam Suwito dan Herawaty 2005 menemukan bukti bahwa perusahaan-perusahaan yang lebih besar memiliki dorongan yang lebih
besar pula untuk melakukan perataan laba dibandingkan dengan perusahaan- perusahaan yang lebih kecil karena perusahaan-perusahaan yang lebih besar
menjadi subyek pemeriksaan pengawasan yang lebih ketat dari pemerintah dan masyarakat umumgeneral public.
Hasil lainnya ditemukan oleh Albertch dan Richardson 1990 dalam Suwito dan Herawaty 2005, bahwa perusahaan-perusahaan yang lebih beasr
memiliki dorongan untuk melakukan perataan laba dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang lebih kecil karena perusahaan yang lebih besar
diteliti dan dipandang lebih kritis oleh para investor.
2.10. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Perataan Laba
Teori Pengharapan expectacy theory menyatakan bahwa individu mengubah perilaku mereka berdasarkan hasil yang diharapkan dari suatu
kejadian. Manfaat yang diturunkan dari suatu hasil yang diharapkan dapat berupa intrinsic seperti penghargaan atau harga diri, maupun ekstrinsic upah atau
promosi Victor H. Vroom, 1964 dalam Robbins, 2003: 229. Laporan laba rugi merupakan laporan utama untuk melaporkan kinerja
dari suatu perusahaan selama suatu periode tertentu. Informasi tentang kinerja suatu perusahaan, terutama tentang profitabilitas, dibutuhkan untuk mengambil
keputusan tentang sumber ekonomi yang akan dikelola oleh perusahaan dimasa yang akan datang. Informasi tersebut juga seringkali digunakan untuk
memperkirakan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan kas dan aktiva yang disamakan dengan kas dimasa yang akan datang.
Rasio profitabilitas perusahaan adalah rasio yang diukur berdasarkan perbandingan antara laba setelah pajak dengan total aktiva perusahaan.
Profitabiltas merupakan ukuran penting untuk menilai sehat atau tidaknya perusahaan yang mempengaruhi investor untuk membuat keputusan. Penelitian
yang dilakukan Ashari et al. 1994 menemukan bukti bahwa perusahaan dengan tingkat profitabilitas rendah mempunyai kecenderungan lebih besar untuk
melakukan perataan laba.
2.11. Pengaruh Leverage Operasi Terhadap Perataan Laba