Perkembangan Tato Tato 1. Pengertian Tato

28 Marianto dan Syamsul Barry 2000:2 kata tato adalah pengindonesiaan dari kata tattoo, yang berarti goresan, desain, gambar atau lambang yang dibuat pada kulit secara permanen dengan teknik tertentu. Pendapat serupa dinyatakan Adi Pamungkas 2011:17 bahwa tato merupakan produk dari sebuah proses dengan menggambar kulit tubuh menggunakan alat tajam berupa jarum, tulang dan sebagainya dengan cara melukainya kemudian diberikan zat pewarna atau pigmen berwarna-warni pada bagian kulit yang terluka tersebut. Pembuatan tato menurut M. Dwi Marianto dan Syamsul Barry 2000:2 dilakukan dengan cara menggores permukaan kulit dengan benda tajam yang kemudian menimbulkan luka yang membentuk tonjolan pada permukaan kulit. Kemudian permukaan kulit digambar sesuai keinginan dengan benda runcing dan selanjutnya tintazat berwarna dimasukkan ke bawah permukaan kulit. Dari beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa tato adalah kegiatan pewarnaan permanen pada tubuh berupa gambar, lambang dan bentuk-bentuk tertentu dengan cara diresapkan dengan benda tajam ke dalam kulit kemudian diberi warna atau pigmen warna- warni pada kulit yang terluka.

2. Perkembangan Tato

Hatib Abdul Kadir Olong 2006:97-99 mengungkapkan bahwa awal mula perkembangan dan penyebaran tato sejalan bersama perluasan kerajaan Mesir sekitar tahun 2000 Sebelum Masehi dan 29 dikuatkan dengan bukti tato mesir yang tertua peninggalan mumi Nubbian. Tato pada bagian mumi yang ditemukan tersebut bermotifkan pola grafis sederhana dengan titik-titik yang saling berhubungan membentuk desain elips di bagian bawah perut yang melambangkan kesuburan pada seorang perempuan. Mumi perempuan tersebut bernama Amunet yang diperkirakan sebagai seorang pendeta perempuan yang bermadzhab pemuja Dewi Arthor. Tato digunakan pertama kali oleh perempuan ditunjukkan dengan ditemukannya dua mumi perempuan yang berusia dan menunjukan berbagai tanda yang nyaris sama. Eksistensi tato pertama kali muncul di Mesir pada 4000-2000 SM kemudian menyebar ke dunia. Dari hubungan Mesir dengan Kreta, Yunani, Persia dan Arab maka diperkirakan tato diperkenalkan dan muncul di daerah tersebut. Menjelang abad 2000 SM tato berkembang hingga Asia Selatan dan Cina Selatan juga Asia Barat dan Jepang dengan perantara masyarakat Ainu melalui migran Hatib Abdul Kadir Olong, 2006:97-100. Pada tahun 1991 di sebuah pegunungan antara Austria dan Italia ditemukan sesosok mayat beku manusia pemburu bersama kapak es, panah, pematik api yang tewas terkena badai salju dan terlukis beberapa motif tato di tubuhnya. Peletakan tato mengandung unsur- unsur pengobatan terapi yang diperkirakan mayat tersebut hidup pada zaman di atas Paleolithicum 10.000 SM hingga 38.000 SM 30 berdasarkan alat tato yang berbentuk piringan tanah liat berwarna merah tua kekuningan dengan tulang tajam berbentuk jarum dan dimasukkan ke dalam piringan. Tato kemudian dilarang disepanjang daratan Eropa pasca datangnya agama Kristen namun ketika terjadi perang salib banyak serdadu protestan menato tubuhnya dengan simbol kekristenan sebagai tanda agar jenazahnya mudah dikenali Hatib Abdul Kadir Olong, 2006:100-102. Menurut Schmid Selma 2013:2 para ilmuwan menemukan tato di kaki dan tangan mumi berusia 7000 tahun yang ditemukan di Northern Chili. Kasus lain yang menonjol adalah ditemukan Otzi, mumi berusia lebih dari 5000 tahun ditemukan pada tahun 1991 di Pegunungan Alpen Otztal tepatnya di perbatasan antara Austria dan Italia. Otzi memiliki tato di pinggangnya dan pergelangan kaki kanan yang dijahit ke dalam kulit dengan debu batubara. Mumi Otzi juga memiliki tanda di beberapa titik akupunktur dikenal mendukung pernyataan bahwa tato pada zaman dahulu digunakan sebagai sarana perlindungan atau pengobatan. Hatib Abdul Kadir Olong 2006:194-196 juga menjelaskan bahwa tato pada kaum perempuan suku Belu di pulai Timor merupakan simbol kecantikan dan medium daya tarik lawan jenis. Tato bagi masyarakat mentawai memiliki banyak makna, tanda dan symbol misalnya derajat seseorang bisa dilihat dari tato tubuhnya selain itu juga menunjukkan kesukuan, jumlah keluarga dan prestasi yang 31 dicapai dengan tato yang berbentuk statis dan aneh. Tato suku Dayak tercermin bentuk yang jantan, kuat, berani, dan erat kaitannya dengan unsur kepercayaan untuk memperoleh keselamatan dan kerukunan keluarga dan masyarakat. Masyarakat Sumba juga merajah pergelangan kaki untuk menandakan telah memiliki pasangan tetap. Secara keseluruhan tato di Indonesia pada mulanya merupakan bagian dari etnik tradisional namun kini tato menjadi bagian kebudayaan pop dan dianggap bagian dari modernisasi. Nilai ritual tato pada masyarakat adat Indonesia mengalami pengurangan, dimana tato bukan lagi penanda kewibawaaan, simbolisme kedewasaan, kekayaan, keberanian karena adanya perubahan. Dari penjabaran di atas maka dapat disimpulkan bahwa awal mula perkembangan tato terjadi di Mesir sekitar tahun 2000 SM dan pertama kali di pakai oleh perempuan kemudian perkembangan tato meluas hingga Asia selanjutnya tato dilarang di Eropa, sementara perkembangan tato di Indonesia sudah lama digunakan oleh suku-suku di Indonesia yang mengandung simbol dan sebagai tanda tertentu di sisi lain tato di masa sekarang sudah menjadi budaya pop dan trend masyarakat.

3. Jenis-Jenis Tato