Uji Hipotesis HASIL PENELITIAN

52 p ˃ 0,05. Selanjutnya dilakukan uji beda pada kedua rerata umur tersebut menggunakan uji t tidak berpasangan. Uji beda kedua rerata umur tersebut didapatkan hasil tidak ada perbedaan bermakna dengan nilai p adalah 0,134 -5,9 ± SE 3,906; CI 95: -13,754 sampai 1,872; t = -1,521; p = 0,134. Pada variabel jenis kelamin, dan pekerjaan yang merupakan variabel katagorikal, uji beda menggunakan pearson chi-square test . Pada uji beda tersebut didapatkan tidak ada perbedaan bermakna pada variabel jenis kelamin dan pekerjaan nilai p 0,05. Pada variabel pendidikan dan variabel pernikahan, uji beda menggunakan uji Mann-Whitney. Pada uji beda tersebut didapatkan tidak ada perbedaan bermakna pada variabel pendidikan, dan variabel pernikahan nilai p 0,05. Pada variabel depresi, kecemasan, dan stress yang merupakan variabel katagorikal uji beda tidak dapat menggunakan pearson chi-square test karena terdapat sel yang bernilai kurang dari 5 sehingga digunakan uji alternatif fisher’s exact test, pada uji beda tersebut didapatkan perbedaan bermakna pada variabel kecemasan nilai p 0,05. Secara statistik didapatkan bahwa variabel kecemasan pada kedua kelompok ada perbedaan secara signifikan p 0,05. Sedangkan variabel umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, pernikahan, depresi, dan stres pada kedua kelompok secara statistik tidak didapatkan perbedaan secara signifikan p 0,05.

5.2 Uji Hipotesis

Permasalahan yang ingin dijawab dari penelitian ini adalah apakah ada pengaruh antara masing-masing variabel pada Big Five personality traits dengan dispepsia fungsional Peneliti ingin menguji lima hipotesis tentang pengaruh 53 kelima variabel pada Big Five personality traits dengan dispepsia fungsional. Sebagai langkah awal dilakukan analisis bivariat masing-masing variabel pada Big Five personality traits Openess, Concienstiousness, Extraversion, Agreeableness dan Neuroticism sebagai variabel bebas dengan dispepsia fungsional sebagai variabel tergantung. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 5.3. Tabel 5.3 Analisis Bivariat Pengaruh Antara Big Five Personality Traits Sebagai Variabel Bebas dan Dispepsia fungsional Sebagai Variabel Tergantung Variabel Big Five personality traits B Una djusted Odd Ratio CI 95 Low OR High p Value Neuroticism 0,576 0,562 0,416 0,760 0,000 Extraversion 0,290 1,337 1,108 1,612 0,002 Openness -0,182 1,200 1,025 1,404 0,023 Agreeableness 0,267 1,306 1,135 1,504 0,000 Conscientiousness -0,743 0,476 0,323 0,701 0,000 Sesuai kesepakatan, variabel personality traits pada analisis bivariat yang akan dimasukkan kembali pada analisis multivariat menggunakan regresi logistik apabila memiliki nilai p 0,25. Sehingga ada lima variabel personality traits yang bisa dimasukkan ke dalam analisis multivariat, yaitu Openess, Concienstiousness, Extraversion, Agreeableness dan Neuroticism . Dari hasil analisis bivariat, dapat dikatakan bahwa dispepsia fungsional berpengaruh dengan Openess, Concienstiousness, Extraversion, Agreeableness dan Neuroticism . Dari analisis multivariat antara personality traits sebagai variabel bebas dengan dispepsia fungsional sebagai variabel tergantung setelah dikontrol dengan variabel kecemasan seperti yang ditunjukkan pada Tabel 5.4. 54 Tabel 5.4 Analisis Multivariat Pengaruh Antara Big Five Personality Traits sebagai Variabel Bebas dengan Dispepsia Fungsional sebagai Variabel Tergantung setelah dikontrol dengan variabel kecemasan Big Five Personality Traits B Adjusted OR CI 95 Low OR High p value Neuroticism 0,515 0,598 0,396 0,901 0,014 Extraversion -0,144 0,866 0,395 1,898 0,719 Openness -0,347 1,415 0,741 2,700 0,293 Agreeableness -0,090 0,914 0,580 1,441 0,699 Conscientiousness -0,435 0,647 0,404 1,035 0,070 Anxiety_nominal 0,313 1,367 0,025 75,859 0,879 Pada tabel di atas dapat kita lihat ada satu trait yang memiliki nilai p 0,05 dan nilai CI 95 yang tidak bersinggungan dengan nilai satu yaitu Neuroticism p=0,014; CI 95 0,396-0,901. Neuroticism menunjukkan Adjusted OR sebesar 0,598 dan nilai B yang positif yang berarti setiap kenaikan 1 unit skala Neuroticism akan meningkatkan kemungkinan terjadinya dispepsia fungsional sebesar 0,515 kali. Dengan kata lain setiap kenaikan 10 unit skala Neuroticism akan meningkatkan risiko terjadinya dispepsia fungsional sebesar 5,15 kali. Dengan demikian hipotesis pertama yaitu Neuroticism memiliki pengaruh terhadap dispepsia fungsional terbukti. Sedangkan untuk openness walaupun memiliki nilai OR 1 namun secara statistik tidak signifikan nilai p 0,05. Begitu pula untuk extraversion, agreeableness, dan conscientiousness secara statistik tidak signifikan p 0,05. Ini berarti extraversion , openness , agreeableness dan conscientiousness tidak berpengaruh secara signifikan terhadap terjadinya dispepsia fungsional. Dengan demikian hipotesis kedua yang menyatakan adanya pengaruh extraversion dengan dispepsia fungsional tidak terbukti. Hipotesis ketiga yang menyatakan adanya pengaruh openness dengan dispepsia fungsional tidak terbukti. Hipotesis keempat 55 yang menyatakan adanya pengaruh agreeableness dengan dispepsia fungsional tidak terbukti. Hipotesis kelima yang menyatakan adanya pengaruh conscientiousness dengan dispepsia fungsional juga tidak terbukti.

BAB VI PEMBAHASAN