6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Bahan
2.1.1 Sifat fisiko kimia simvastatin
Menurut Moffat, et al., 2004, sifat fisiko kimia simvastatin adalah sebagai berikut:
Rumus struktur:
Gambar 1. Struktur Simvastatin
Rumus Molekul : C
25
H
38
O
5
Berat Molekul : 418,6
Titik Lebur : 135
o
sampai 138
o
C Pemerian
: Serbuk kristal putih Kelarutan
: Tidak larut dalam air, n-heksana, dan asam klorida; larut dalam kloroform, dimetil sulfoksida, metanol,
2.1.2. Mekanisme kerja
Simvastatin merupakan obat antihiperlidemia yang strukturnya beranalog dengan HMG-CoA reduktase sehingga dapat menghambat kerjanya. HMG-CoA
3-hydroxy-3-methglutaryl coenzyme A reduktase adalah suatu enzim yang menjadi katalis zat yang meningkatkan kecepatan reksi kimia tanpa mengalami
Universitas Sumatera Utara
7 perubahan dalam pembentukan kolesterol. Obat ini mempunyai aktivitas
menghambat pembentukan kolesterol atau mempromosikan degradasi kolesterol. Aktivitas obat ini dapat menurunkan kadar kolesterol dan serum trigliserida dalam
darah serta meningkatkan kadar HDL dalam darah Katzung, dkk., 2008. HMG-CoA reduktase dapat mengubah HMG-CoA menjadi asam
mevalonat yang merupakan enzim dalam biosintesis kolesterol. Simvastatin bekerja secara kompetitif menghambat enzim ini sehingga dapat mengurangi
biosintesis kolesterol di hati dan jumlah kolesterol yang dapat diubah menjadi VLDL. Kejadian ini akan berujung kepada meningkatnya masukan LDL-
kolesterol di hati Brenner dan Stevens, 2010. Simvastatin berdaya menurunkan kadar Low Density Lipoprotein LDL
dan kolesterol total dalam 2-4 minggu. Kadar Very Low Density Lipoprotein VLDL dan Trigliserida TG juga dapat diturunkan, sedangkan High Density
Lipoprotein HDL dinaikkan sedikit. Digunakan tersendiri atau dikombinasi dengan damar. Khasiat menurunkan LDL-nya kuat, tetapi lebih lemah daripada
atorvastatin. DosisPermulaan 10 mg pada malam hari, bila perlu dinaikkan dengan interval 4 minggu sampai maksimal 40 mg Tan dan Rahardja, 2007.
2.1.3 Efek samping
Simvastatin umumnya dapat ditoleransi baik di tubuh, tetapi mungkin dapat menimbulkan efek samping yang serius kepada sedikit orang. Efek samping
yang paling sering terjadi adalah masalah gastrointestinal, meliputi keram bagian perut dan konstipasi. Efek samping yang jarang terjadi adalah hepatitis yang
disebabkan meningkatnya kadar enzim hepatik. Efek samping yang paling serius adalah rhabdomyolisis, yang berawal dari myophaty Brenner dan Stevens, 2010.
Universitas Sumatera Utara
8
2.2 Teori Kromatografi