Pembuatan larutan induk baku I simvastatin Pembuatan larutan induk baku II simvastatin Pembuatan kurva kalibrasi Penetapan kadar simvastatin

29

3.5.5 Analisis kualitatif

Larutan baku simvastatin diinjeksikan terlebih dahulu, dilanjutkan dengan larutan sampel masing-masing sebanyak 20µl, dianalisis pada kondisi KCKT dengan perbandingan fase gerak asetonitril : air yang terpilih dengan laju alir 1,5 mlmenit pada panjang gelombang 238 nm dan suhu 50ºC. Selanjutnya untuk identifikasi, pada larutan sampel tersebut ditambahkan sejumlah tertentu larutan simvastatin BPFI spiking kemudian diinjeksikan dan dianalisis kembali pada kondisi KCKT yang sama. Diamati kembali luas area dan dibandingkan antara kromatogram hasil spiking dengan kromatogram larutan sampel sebelum spiking. Sampel dinyatakan mengandung simvastatin, jika terjadi peningkatan tinggi puncak dan luas area pada kromatogram hasil spiking. 3.5.6 Analisis kuantitatif

3.5.6.1 Pembuatan larutan induk baku I simvastatin

Ditimbang secara seksama 10 mg simvastatin BPFI, dimasukkan ke dalam labu tentukur 10 ml, dilarutkan dan diencerkan dengan fase gerak hingga garis tanda, sehingga diperoleh larutan simvastatin BPFI dengan konsentrasi 1000 µgml.

3.5.6.2 Pembuatan larutan induk baku II simvastatin

Dipipet 5 ml dari larutan induk baku I ke dalam labu tentukur 10 ml. Diencerkan dengan fase gerak hingga garis tanda, sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 100 µgml.

3.5.6.3 Pembuatan kurva kalibrasi

Dipipet masing-masing sebanyak 2,0ml; 4,0 ml; 6,0 ml dan 8,0 ml dari larutan induk baku II ke dalam labu tentukur 10 ml. Diencerkan dengan fase gerak Universitas Sumatera Utara 30 hingga garis tanda, sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 20 µgml, 60 µgml, 40 µgml, dan 80 µgml. Dikocok-kocok ± 5 menit lalu disaring dengan membran filter PTFE 0,2µ m kemudian diawaudarakan selama ± 30 menit. Masing-masing larutan diinjeksikan ke sistem KCKT dengan volume penyuntikan 20µ l diukur pada panjang gelombang 238nm dengan laju alir 1,5mlmenit dan suhu 50ºC. Kemudian dihitung regrasi y = ax + b, dimana y adalah luas area puncak kromatogram dan x adalah konsentrasi baku yang disuntikkan.

3.5.6.4 Penetapan kadar simvastatin

Ditimbang dan diserbukkan 20 tablet simvastatin kemudian ditimbang seksama sejumlah serbuk setara 10,0 mg simvastatin lalu dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml kemudian dilarutkan dan diencerkan dengan fase gerak asetonitril : air 80:20 hingga garis tanda. Dari larutan tersebut di pipet 6,0 ml, dimasukkan kedalam labu tentukur 10 ml lalu diencerkan dengan fase gerak hingga garis tanda. Dikocok-kocok ±5 menit lalu disaring dengan membran filter PTFE 0,2 µ m. Larutan sampel disuntuikkan ke dalam sistem KCKT. Konsentrasi diperoleh dengan cara mensubtitusi luas area yang diperoleh kedalam persamaan regresi. Sedangkan kadar dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Konsentrasi simvastatin per tablet Cp = Cs x V Keterangan : Cs = Konsentrasi simvastatin dari larutan yang diencerkan µgml Cu = Konsentrasi larutan uji saat diinjeksi µgml Cp = Konsentrasi simvastatin per tablet mg Ce = Konsentrasi simvastatin yang tertera pada etiket mg V = Volume awal larutan uji ml Fp = Faktor Pengenceran larutan uji ml x 100 = Kadar simvastatin terhadap kadar yang tercantum di etiket Cp x Bu Ce x Br Cu x Fp x Kadar Baku Cs = Universitas Sumatera Utara 31 Br = Bobot uji mg Bu = Bobot rara-rata penimbangan 20 tablet mg

3.6 Validasi Metode