segala yang gaib. Ketika kita menjawab sesuatu karena ketika seseorang menginginkan jawaban sesuatu akhirnya bangsa kita ini paham akan udang
dibalik batu. Orang menolong ada udang dibalik batu, parpol, organisasi, pemerinta semuanya ada udang dibalik batu karna pengalaman bangsa ini
yang ditanamkan selalu udang dibalik batu. Kiai kanjeng dan kenduri cinta berkeliling kesetiap daerah pernah ditanya oleh wartawan maksud dan tujuan
kegiatan ini itu apa? Saya ngak pernah mengerti maksud jawaban yang diinginkan wartawan itu apa Sebagian orang beranggapan ada visi misi
terselubung, selalu beranggapan ada udang dibalik batu, mereka tidak percaya pada kemurnian, selalu beranggapan selalu udang dibalik batu. Misi
kita hanya Kenduri Cinta Perkumpulan Cinta
44
C. Struktur Keanggotaan
Komunitas Kenduri cinta ini di Pimpin oleh Emha Ainun Nadjib sebagai narasumber dan pengisi disetiap kegiatan dengan group musik nya
Kiai Kanjeng, dan ada juga para musisi, budayawan ataupun sastrawan lainnya yang hadir dalam kegitan ini. Dan tak jarang para pemuka-pemuka
agama ikut andil dalam kegiatan ini. Di Komunitas Kenduri Cinta tidak ada struktur organisasi yang baku,
semua bisa menjadi ketua pelaksana, semua bisa menjadi bendahara, semua bisa menjadi apapun yang mereka inginkan agar perkumpulan ini terus
berlangsung, ini murni dari kesadaran masing masing, ada yang memiliki peralatan soundsistem mereka membawanya sendiri untuk dimanfaatkan
Komunitas Kenduri Cinta ini semua murni dari hati masing masing dan ini telah berlangsung selama 14 tahun lamanya dan sampai pada saat ini kenduri
cinta berdiri.
44
Emha Ainun Nadjib, Pengantar Markesot Bertutur 1994.
D. Historis Kegiatan Komunitas Kenduri Cinta
Komunitas Kenduri Cinta Pebruari 2013:
45
Foto Agus Setiawan Jumat malam tanggal 8 Februari 2013 Kenduri Cinta kembali hadir di
pelataran Taman Ismail Marzuki dengan mengusung tema „Decoding Indonesia Raya‟. Dengan dimoderasi oleh Tri Mulyana, beberapa sesepuh KC
mengantarkan jamaah pada latar belakang penentuan tema. “Seperti biasanya, tema yang diangkat di Kenduri Cinta lebih
merupakan lontaran pertanyaan. Kali ini, pertanyaannya adalah apakah Indonesia sudah merupakan bentuk yang layak berjalan ataukah masih berupa
versi yang belum sempurna, apakah sudah rilis program yang paling bagus atau masih beta Indonesia tanah air beta, begitu kata lagu, apakah sudah
berupa final version atau masih perlu penyempurnaan-penyempurnaan untuk bisa stabil?” Mas Adi mengawali prolog dengan pertanyaan-pertanyaan.
Mengenai gerakan perubahan pada Indonesia Raya, Mas Pram menawarkan kemungkinan lebih mudahnya, yakni dengan terlebih dulu
mengubah komponen-komponen pembangunnya: keluarga masing-masing. Jalannya dengan selalu meng-upgrade fisik, otak, hati, dan jiwa berdasarkan
nilai-nilai yang benar, baik, dan indah. Untuk perubahan besar, kita mulai dari mengubah fisik menjadi lebih bersih, sehat, dan wangi, lalu dibarengi dengan
peningkatan pengetahuan secara terus-menerus, serta diimbangi dengan
45
Doc Foto Agus Setiawan, Red KC Ratri Dian Ariani 11 Februari 2013.
pembersihan hati dan penyehatan jiwa. “Kenduri Cinta menemani Indonesia
melewati jalannya sejarah melalui individu- individu.”
46
Mas Ibrahim menambahi dengan terlebih dulu membahas Kenduri Cinta yang pertama kali diadakan tahun ini bukan pada Januari melainkan
pada Februari. “Yang pertama dalam hitungan itu bismillah, yang kedua baru
alhamdulillah. Bismillah kita sudah sejak 12 tahun yang lalu, lalu kapan alhamdulillahnya? Kadang kita tidak tahu kenapa diperjalankan di Februari
– seperti halnya kenapa dipertemukan dengan „taksi‟ yang itu menggunakan
istilah Cak Nun. Ini yang namanya perjodohan. Kita tidak lepas dari perjodohan ruang dan waktu.”
“Kode disebut di dalam Alquran menggunakan kata „ayat‟. Kita bisa belajar dari dua sisi perjalanan panjang manusia. Ada simpul-simpul dalam
sejarah dimana Tuhan menempatkan kejayaan-kejayaan disitu. Pada suatu waktu bendera kejayaan Tuhan taruh di Amerika, pada waktu yang lain di
tempat yang lain juga. Kita pernah punya Sriwijaya, Majapahit, Kediri, dan masih banyak lagi.”
Di lingkar satu Kerajaan Kediri ada yang mencoba-coba berontak. Karena saking saktinya, diusirlah dia dengan cara diletakkan pada jabatan
yang rendah di bawah bupati. Dialah Tunggul Ametung yang berkuasa di Tumapel. Untuk mencapai hasratnya menjadi orang nomor satu, ditariknya
pajak dalam jumlah yang melebihi jumlah seharusnya. Kelebihan bagian pajak itu digunakan untuk membangun Tumapel sampai-sampai menyaingi kerajaan
Kediri itu sendiri. Rakyat tersiksa. Pada masa-masa gelap waktu itu, dihadirkan dalam sejarah seseorang yang juga gelap. Ken Arok, pemuda itu,
mengajak pemuda-pemuda Tumapel untuk memutus kiriman-kiriman dari Tumapel ke Kediri dengan cara merampoknya. Hasil rampokan itu
46
Pram Aktifis 1998, dalam sambutan acara kenduri cinta yang diadakan pada 11 Februari 2013 pukul 7.50.
dikembalikan lagi kepada rakyat. Jajaran intelijen Kediri saat itu tak mampu membendung pergerakan rakyat ini.
EMHA Ainun Nadjib; “Di jalur Islam, kita melihat Maiyah ini selama 12 tahun perjalanannya tidak pernah dinilai apapun, tak pernah masuk atau
dianggap. Jangan-jangan kita adalah generasi yang didalam doa Nabi Zakariya disebut sebagai generasi yang warisannya hilang? Karena kekhawatiran itu
Beliau berdoa, Robbi latadzarni wa Anta khoirul-warisin QS Al-Anbiya : 89. Warisan yang dimaksud bisa berupa warisan ilmu, kebudayaan, kesenian,
peradaban, etika, dan sebagainya.”
47
48
Foto Kegiatan di KKC 11 Februari 2013 “KC juga melakukan decoding,” jawab Mas Pram, “Pada tahun 2000
awal kami berdiri, dulu yang tidak bisa berteriak di istana tempatnya di sini. Pada masa saya dulu tidak ada Reboan, hanya ada KC untuk mereposisi
Indonesia menjadi lebih baik. Waktu itu muncul tagline „Menegakkan cinta
menuju Indonesia mulia‟. Pada masa itu gerakan bersifat progresif revolusioner, sangat berbeda nuansanya dengan saat ini. Dulu penuh sesak
sampai ke jalan- jalan; entah yang 90 itu BIN atau jamaah.”
47
Emha Ainun Nadjib, dalam sambutan acara kenduri cinta decoding Indonesia Raya yang diadakan pada 11 Februari 2013 pukul 9.50
48
Doc Foto Agus Setiawan, Red KC Ratri Dian Ariani 11 Februari 2013.